Komunikasi dan Jaringan Komputer Prepared By : Afen Prana 09 Transmission Mode Lanjt... Komunikasi dan Jaringan Komputer Prepared By : Afen Prana
Prepared By : Afen Prana Teknik Deteksi Error Apabila sebuah data dikirimkan ada tiga kemungkinan kelas yang dapat didefinisikan: Kelas 1 (P1) : Sebuah data (frame) datang dengan tidak ada bit error. Kelas 2 (P2) : Sebuah frame datang dengan satu atau lebih bit error yang tidak terdeteksi. Kelas 3 (P3) : Sebuah frame datang dengan satu atau lebih bit error terdeteksi, tetapi tidak ada bit error yang tidak terdeteksi. Beberapa cara deteksi kesalahan: Metode echo Metode deteksi error otomatis Framing check Prepared By : Afen Prana
Prepared By : Afen Prana Metode Echo Merupakan metode deteksi yang paling sederhana digunakan dalam sistem interaktif (yaitu bila ada operator yang memasukkan data). Operator memasukkan data melalui terminal yang kemudian mengirimkannya ke komputer. Komputer kemudian mengirimkannya kembali ke terminal dan ditampilkan pada layar. Operator dapat melihat apakah data yang dikirimkannya benar. Prepared By : Afen Prana
Metode deteksi error otomatis Parity Check Untuk sistem komputer lebih dikehendaki sistem yang melibatkan manusia sesedikit mungkin. Oleh karenanya digunakan sistem yang menggunakan bit pariti, yaitu bit tambahan yang digunakan untuk mendeteksi kesalahan. Terdapat 2 macam cara penambahan bit pariti, yaitu: 1. Even Parity (Paritas Genap) Bit parity yang ditambahkan supaya banyaknya bit “1” tiap karakter atau data genap. Digunakan pada transmisi asynchronous. 2. Odd Parity (Paritas Ganjil) Bit parity yang ditambahkan supaya banyaknya bit “1” tiap karakter atau data ganjil. Digunakan pada transmisi synchronous. Prepared By : Afen Prana
Prepared By : Afen Prana Dengan bit pariti ini, kita mengenal 3 macam teknik deteksi kesalahan yaitu: Cyclic Redundancy Check (CRC) Vertical Redundancy Check (VRC) atau Character Parity Longitudinal Redundancy Check (LRC) Prepared By : Afen Prana
Cyclic Redundancy Check (CRC) Merupakan cara yang paling baik untuk pengiriman data dengan kecepatan yang tinggi. Metode CRC dapat mengatasi masalah overhead. Cara ini disebut pengujian berorientasi bit, karena dasar pemeriksaan kemungkinan kesalahan adalah bit atau karakter (tidak karakter saja) dan mempergunakan rumus matematika yang khusus. Dalam metode ini satu blok informasi dilihat sebagai deretan bit yang ditransmisikan. Bit yang disalurkan dimasukkan kedalam register geser siklis yang disebut Generator CRC. Operasi matematika dikerjakan atas deretan bit tersebut. Operasi CRC ini didasarkan atas pembagian deretan bit dengan sebuah fungsi khusus. Hasil bagi pembagian diabaikan. Sisa disalurkan sebagai BCS, yaitu akhir dan deretan bit isi register geser dikenal sebagai BCS (Block Check Sequence). Fungsi khusus disebut Generator Polynomial. Prepared By : Afen Prana
Prepared By : Afen Prana Berdasarkan pemeriksaan perbandingan hasil perhitungan rumus matematika daripada saat dikirim dan setelah diterima akan dapat ditentukan adanya kesalahan atau tidak. Pada penerima deretan bit data termasuk BCS juga dimasukkan ke dalam register geser siklis yang disebut Penguji CRC. Hasil operasi matematika ini berupa isi register geser yang dapat diperkirakan kalau tidak ada kesalahan transmisi. Register geser terdiri atas 16 FF, data dimasukkan kedalam register geser pada berbagai titik melalui gerbang XOR, misal pada output bit 15 dan input bit 0,5 dan 12. Posisi gerbang XOR pada register mempunyai hubungan langsung dengan generator polynomial yaitu rumus matematika untuk membagi bit data. Prepared By : Afen Prana