Transformasi Z.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Analisis Rangkaian Listrik
Advertisements

INTEGRAL TAK TENTU ANTI TURUNAN DAN INTEGRAL TAK TENTU
Analisa Sistem Waktu Diskrit
ref: Advanced Engineering Mathematics, Erwin Kreyszig
Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Ini
Analisis Rangkaian Listrik Oleh : Sudaryatno Sudirham
TRANSFORMASI-Z Transformsi-Z Langsung Sifat-sifat Transformasi-Z
ANALISIS SISTEM LTI Metoda analisis sistem linier
PERSAMAAN DIFFRENSIAL
Achmad Fahrurozi-Universitas Gunadarma
TRANSFORMASI LAPLACE Yulvi Zaika.
SINYAL DAN SISTEM WAKTU DISKRIT
Transformasi Laplace Transformasi Laplace Region of Convergence
SINYAL SINYAL ADALAH FUNGSI DARI VARIABEL BEBAS YANG MEMBAWA INFORMASI
INTEGRAL TAK TENTU.
Transformasi Laplace X(s) = ζ[x(t)] x(t) = ζ-1[X(s)]
Pengantar Teknik Pengaturan* AK Lecture 3: Transformasi Laplace
TRANSFORMASI LAPLACE TEAM DOSEN
Presented By : Group 2. A solution of an equation in two variables of the form. Ax + By = C and Ax + By + C = 0 A and B are not both zero, is an ordered.
Mata kuliah :K0144/ Matematika Diskrit Tahun :2008
Tips Penentuan Definisi  Ir. Abdul Wahid Surhim, MT.
Analisis Rangkaian Listrik
Ditemukan oleh Piere Simon Maequis de Laplace tahun ( ) seorang ahli astronomi dan matematika Prancis Menurut; fungsi waktu atau f(t) dapat ditranspormasi.
SIFAT-SIFAT DAN APLIKASI DFT
Transformasi laplace fungsi F(t) didefinisikan sebagai :
Sinyal dan Sistem Waktu Diskrit
Fungsi Alih (Transfer Function) Suatu Proses
DETERMINAN.
MODUL Iii TRANSFORMASI LAPLACE
PRESENTASI KALKULUS LANJUT 1
PERSAMAAN DIFFERENSIAL BIASA
Transformasi Laplace Matematika Teknik II.
Oleh: Rina Agustina Pendidikan Matematika
PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL
TRANSFORMASI-Z LANGSUNG
Representasi sistem, model, dan transformasi Laplace Pertemuan 2
Sinyal dan Sistem Linier
Pertemuan 1 Sistem Bilangan Real Irayanti Adriant, S.Si, MT.
Transformasi Fourier Waktu Diskrit dan Transformasi Fourier Diskrit
Oleh: Rina Agustina Pendidikan Matematika
SISTEM PERSAMAAN LINEAR
KONVOLUSI Tri Rahajoeningroem, MT T. Elektro - UNIKOM
Transformasi Z Transformasi Z dalam pengolahan sinyal digital mempunyai aturan yang sama dengan Transformasi Laplace pada rangkaian dan sistem analog.
TUGAS SISTEM LINIER DIKUMPULKAN 13 OKTOBER 2016.
Penapisan pada Domain Frekuensi 1
BILANGAN.
INVERS TRANSFORMASI LAPLACE DAN SIFAT-SIFATNYA Pertemuan
MOMEN DAN FUNGSI PEMBANGKIT MOMEN
Tri Rahajoeningroem, MT T. Elektro - UNIKOM
BAB II TRANSFORMASI LAPLACE.
PERTIDAKSAMAAN OLEH Ganda satria NPM :
PERTEMUAN II Nur Edy, PhD.
Transformasi Laplace.
. Invers Transformasi Laplace
Motivasi Apa anda juga ingin seperti orang ini Berusaha mendapatkan
Integral Tak Tentu INTEGRAL TAK TENTU TRIGONOMETRI SUBTITUSI PARSIAL
Pengolahan Sinyal.
TRANSFORMASI Z KELOMPOK 3 Disusun untuk memenuhi Tugas ke-3 Matematika Teknik Lanjut.
Integral Tak Tentu dan Integral Tertentu
SISTEM PERSAMAAN LINEAR
Dosen Pengampu : GUNAWAN.ST.,MT
Transformasi Z Transformasi Z (satu sisi) didefinisikan sbb
Oleh NATALIA PAKADANG ( ). SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL Bentuk umum : dimana : a1, a2, b1, b2, c1, c2 adalah bilangan riil. a dan b ≠0.
Transformasi Z Transformasi Z (satu sisi) didefinisikan sbb
SISTEM PERSAMAAN LINEAR
Integral Tak Tentu dan Integral Tertentu
TRANSFORMASI LAPLACE.
Deret Fourier dan Transformasi Fourier
Cara menganalisa peralihan rangkaian listrik dengan metode Transformasi Laplace Ubahlah elemen – elemen rangkaian listrik ( R, L, dan C ) menjadi rangkaian.
mardiati Ditemukan oleh Piere Simon Maequis de Laplace tahun ( ) seorang ahli astronomi dan matematika Prancis Definisi: Transformasi Laplace.
Transcript presentasi:

Transformasi Z

Sekilas Sejarah Transformasi z A method for solving linear, constant-coefficient difference equations by Laplace transforms was introduced to graduate engineering students by Gardner and Barnes in the early 1940s. They applied their procedure, which was based on jump functions, to ladder networks, transmission lines, and applications involving Bessel functions.

Sekilas Sejarah Transformasi z This approach is quite complicated and in a separate attempt to simplify matters, a transform of a sampled signal or sequence was defined in 1947 by W. Hurewicz as: which was later denoted in 1952 as a "z transform" by a sampled-data control group at Columbia University

Pengertian Adalah suatu transformasi yang mengubah sinyal waktu diskrit ke dalam bentuk kompleks dalam domain frekuensi Berguna untuk menyelesaikan persamaan beda (difference equation). Hal ini serupa dengan kegunaan transformasi Laplace, tetapi berlaku untuk sinyal dan sistem waktu diskrit.

Pengertian (lanjutan) Transformasi-z dari suatu sinyal x(n) didefinisikan sebagai: di mana z adalah suatu variabel bilangan komplek, yaitu z = re j . Im(z) Re(z) r 

Region Of Convergence Transformasi-z adalah suatu deret tak hingga, sehingga mungkin divergen untuk beberapa nilai z. Transformasi-z hanya didefinisikan untuk suatu daerah yang hasil transformasinya adalah terhingga, diberi nama Region of Convergence. Region Of Convergence (ROC) dari transformasi-z berbentuk : R1 < |z| < R2, dimana |z| = r. dengan batas R1 dan R2 adalah tergantung pada sinyal yang ditransformasikan.

Contoh 1 Cari Transformasi-Z dari sinyal-sinyal berikut: a). x1(n) = {1, 2, 3, 5, 7, 0, 1} b). x2(n) = {0, 0, 1, 2, 5, 0, 1} Jawab a). X1(z) = 1 + 2z-1 + 3z-2 + 5z-3 + 7z-4 + z-6 ; ROC: z ≠ 0 b). X2(z) = z-2 + 2z-3 + 5z-4 + z-6; ROC: z ≠ 0

Contoh 1(lanjutan) Cari Transformasi-Z dari sinyal: x3(n) = u(n) = {1, 1, 1, 1, … } Jawab X3(z) = 1 + z -1 + z -2 + z -3 + … jika z –1 = A, maka : X3(z) = 1 + A + A2 + A3 + ... kedua ruas dari persamaan di atas dikalikan dengan (1 – A), dihasilkan: X3(z) =

Sifat-sifat Transformasi Z Linier Penggeseran Waktu Perkalian dengan Waktu Pembalikan Waktu Perkalian dengan an Teorema Nilai Awal Teorema Nilai Akhir

Linier Z[a1 x1(n) + a2 x2(n)] = a1 X1(z) + a2 X2(z) Contoh: Cari transformasi z dari x(n) = u(n) + 0,9n u(n) Jawab: Transformasi z dari u(n) = z/(z – 1) Transformasi z dari 0,9n u(n) = z/(z – 0,9) maka transformasi z dari u(n) + 0,9n u(n) :

Penggeseran Waktu Z[x(n–1)] = z -1X(z) + x(–1) Z[x(n–2)] = z -2X(z) + x(–2) + z -1x(–1) Z[x(n–k)] = z -kX(z) + x(–k) + z -1x(–k+1) + ... + z –k+1x(–1)   Z[x(n+1)] = z X(z) – z x(0) Z[x(n+2)] = z 2 X(z) – z2 x(0) – z x(1) Z[x(n+k)] = z k X(z) – zk x(0) – zk-1 x(1) – ... – z x(k–1)

Penggeseran Waktu (lanjutan) Contoh Cari transformasi z dari x(n) = u(n + 2) Jawab: Z[u(n+2)] = z 2 X(z) – z2 x(0) – z x(1)

Perkalian dengan Waktu Z[n x(n)] = Contoh : Tentukan transformasi z dari x(n) = n.u(n) Jawab : Z[n.u(n)] = = =

Pembalikan Waktu Z[x(–n)] = X(1/z) Contoh : Cari transformasi z dari x(n) = u(–n) Jawab: Z[u(–n)] =

Perkalian dengan an Z[an x(n)] = X(z/a) Contoh : Tentukan transformasi z dari x(n) = 0,8n u(n) Jawab : Z[0,8n u(n)] = X(z/0,8) =

Teorema Nilai Awal Jika Z[x(n)] = X(z), maka x(0) = Contoh : Tentukan nilai awal x(0) jika Jawab : x(0) = = = 1

Teorema Nilai Akhir Jika Z[x(n)] = X(z), maka Contoh : Tentukan nilai akhir x(∞) jika Jawab : = = 0

Tabel Pasangan Transformasi Z

No Sinyal diskrit x(n) Transformasi-z X(z) ROC 1 (n) Seluruh z 2 u(n) |z| > 1 3 a n u(n) |z| > |a| 4 n a n u(n) 5 – a n u(– n –1) |z| < |a| 6 – n a n u(– n –1)

No Sinyal diskrit Transformasi-z ROC 7 (cos 0 n) u(n) |z| > 1 8 (sin 0 n) u(n) 9 (an cos 0n) u(n) |z| > |a| 10 (an sin 0 n) u(n)

Transformasi Z Satu Sisi Tidak berisi informasi tentang sinyal x(n) untuk waktu negatif atau n < 0 Bersifat unik hanya untuk sinyal kausal, karena sinyal-sinyal ini yang bernilai nol untuk n < 0 Bila kita membahas transformasi z satu sisi, kita tidak perlu membahas ROC-nya.

Invers Transformasi Z Menghitung langsung integral kontur Ekspansi dalam deret pangkat, dengan variabel z dan z–1 Ekspansi pecahan parsial dan melihat tabel pasangan transformasi

Ekspansi Pecahan Parsial X(z) terdiri dari pole-pole riil dan tak berulang X(z) terdiri dari pole-pole riil dan berulang X(z) terdiri pole-pole pasangan komplek

Pole Riil dan Tak berulang

Contoh 2 Tentukan invers transformasi z dari: Jawab:

Contoh 2 (lanjutan) x(n) = 2 u(n) – (0,5)n u(n)

Pole Riil dan Berulang Jika X(z)/z memiliki pole-pole berulang pada p1 dengan pangkat r, maka penyebut dapat ditulis sebagai: (z + p1)r (z + pr +1)(z + pr +2)…(z + pn) Ekspansi pecahan parsial dari X(z)/z ditulis sebagai:

Pole Riil dan Berulang (lanjutan) Nilai-nilai konstanta br, br-1, …, b1 dicari dengan rumus:

Contoh 3 Tentukan invers transformasi-z dari: Jawab: Pemfaktoran dari X(z)/z menghasilkan:

Pole Pasangan Kompleks Jika p1 dan p2 adalah pole-pole pasangan bilangan komplek, dan pole lainnya adalah pole riil dan tak berulang, maka ekspansi berikut dapat dipakai: nilai-nilai dari 1 dan 2 ditemukan dengan rumus: B(z) adalah bagian pembilang dari X(z)/z.

Contoh 4 Tentukan invers transformasi z dari: Jawab: Ekspansi pecahan parsial dari X(z)/z adalah: nilai a dicari dengan:

Contoh 4 (lanjutan) kemudian dicari nilai 1 dan 2 dengan menyamakan penyebut dari kedua ruas : 2(z2 – z + 1) + (z – 1)( 1z + 2) = z + 1 2z2 – 2z + 2 + (1z2 – 1z + 2z – 2) = z + 1 (2 + 1)z2 + (-2 – 1 + 2)z + (2 – 2)z0 = z + 1

Contoh 4 (lanjutan) sehingga : z2 : 2 + 1 = 0 z1 : -2 – 1 + 2 = 1 z0 : 2 – 2 = 1 akhirnya didapatkan 1 = –2 dan 2 = 1, sehingga:

Contoh 4 (lanjutan) Z[(an cos 0n) u(n)] maka a = 1, cos 0 = 0,5, dan diperoleh 0 = /3, sehingga didapat: x(n) = 2.u(n) – 2 u(n) cos (/3)n

Penyelesaian Persamaan Beda

Contoh 5 Tentukan respon sistem berikut untuk input x(n) adalah unit step: 0,25 y(n) = – y(n + 2) + y(n +1) + x(n + 2) dengan y(0) = 1, y(1) = 2

Contoh 5 (lanjutan) Jawab: Dengan mengambil tranformasi-z satu sisi: 0,25 Y(z) = – [z2 Y(z) – z2 y(0) – zy(1)] + [zY(z) – zy(0)] + z2 X(z) – z2 x(0) – zx(1) = – z2 Y(z) + z2 + 2z + zY(z) – z + z2 X(z) – z2 – z Y(z) [0,25 – z + z2] = z2 X(z) = z3 /(z – 1)