ALAT-ALAT METABOLISME RUSDI AZIZ Bag. Histologi FK Unand 9/14/04
HEPAR HEPAR ADALAH ORGAN KELENJAR TERBESAR DALAM TUBUH DENGAN BERAT 1500 GRAM LOKASI: CAVUM ABDOMINALE SEBELAH KANAN DI BAWAH DIAFRAGMA POSISI DALAM SYSTEMA DIGESTORUM: BERADA DIANTARA PEREDARAN DARAH DAN SALURAN PENCERNAAN SEBAGIAN BESAR SARI MAKANAN DARI SALURAN PENCERNAAN DIANGKUT KE HEPAR UNTUK DIPROSES, YANG SELANJUTNYA HASILNYA DIANGKUT PEREDARAN DARAH UNTUK DITIMBUN ATAU DIMANFAATKAN BAHAN LIPID DARI USUS DALAM BENTUK CHYLUS DIANGKUT MELALUI DUCTUS THORACICUS UNTUK MASUK PEREDARAN DARAH 70% DARI DARAHNYA BERASAL DARI SISTEM PENCERNAAN MELALUI V. PORTAE. SISANYA MELALUI A. HEPATICA 9/14/04 SUBOWO
TOPOGRAFI HEPAR 9/14/04 SUBOWO
HUBUNGAN HEPAR DENGAN PERITONEUM 9/14/04 SUBOWO
FUNGSI HEPAR KELENJAR EKSOKRIN KELENJAR ENDOKRIN: SINTESIS: MENGHASILKAN CAIRAN EMPEDU KELENJAR ENDOKRIN: BERBAGAI BAHAN YANG LANGSUNG DIANGKUT DARAH SINTESIS: BERBAGAI PROTEIN DI ANTARANYA UNTUK PLASMA PENIMBUNAN: KARBOHIDRAT DALAM BENTUK GLIKOGEN LIPID DALAM BENTUK LEMAK VITAMIN A METABOLISME: GLIKONEOGENESIS DEAMINASI ASAM AMINO MENGHASILKAN UREUM DETOKSIFIKASI BAHAN-BAHAN TOKSIK MELALUI OKSIDASI, METILASI DAN KONJUGASI 9/14/04 SUBOWO
ORGANISASI JARINGAN HEPAR DIBUNGKUS OLEH KAPSEL JARINGAN PENGIKAT SATUAN MAKROKOSKOPIS: LOBUS DEXTER LOBUS SINISTER LOBUS CENTRALIS/ LOBUS QUADRATUS LOBUS CAUDATUS SATUAN MIKROSKOPIS (3 Pandangan): LOBULUS HEPATIS KLASIK LOBULUS PORTALIS ACINUS HEPATIS KOMPONEN PARENKHIM: HEPATOSIT SINUSOID YANG DIBATASI SEL-EL ENDOTELDAN SEL KUPFFER SEL PERISINOSUIDAL 9/14/04 SUBOWO
ORGANISASI JARINGAN HEPAR LOBUS CAUDATUS LOBUS SINISTRA LOBUS DEXTRA LOBUS QUADRATUS PORTA HEPATIS 9/14/04 SUBOWO
SATUAN STRUKTURAL JARINGAN HEPAR 9/14/04 SUBOWO
3 PANDANGAN TENTANG SATUAN MIKROSKOPIS LOBULUS HEPATIS KLASIK LOBULUS PORTALIS ACINUS HEPATIS 9/14/04 SUBOWO
LOBULUS KLASIK KONSEP ORGANISASI: BENTUK BATAS: ORGANISASI LOBULUS: JARINGAN PENGIKAT SEBAGAI BATAS YANG JELAS BENTUK PRISMATIK, POLIGONAL. (0,7 X 2 mm) BATAS: DIPISAHKAN OLEH JARINGAN PENGIKAT PERTEMUAN BATAS MENJADI TRIGONUM KIERNANN ATAU SPATIUM PORTALIS ATAU CANALIS PORTALIS, DILALUI: PERCABANGAN V. PORTAE A ET V. HEPATICA DUCTUS BILIFERUS ORGANISASI LOBULUS: HEPATOSIT TERSUSUN DALAM LEMPENG-LEMPENG YANG TERATUR RADIER, KE PUSAT LOBULUS (V. CENTRALIS). TIAP LEMPENG TERSUSUN OLEH 2 HEPATOSIT TIAP LEMPENG DIPISAHKAN OLEH SINUSOID YANG MENERIMA DARAH DARI PEMBULUH DARAH DI TRIGONUM KIERNANN SINUSOID BERMUARA DALAM V. CENTRALIS DI PUSAT LOBULUS 9/14/04 SUBOWO
LOBULUS KLASIK TRIGONUM KIERNANN 9/14/04 SUBOWO
LOBULUS KLASIK 9/14/04 SUBOWO
LOBULUS PORTALIS KONSEP ORGANISASI (MALL): BENTUK: BATAS: SATUAN ORGANISASI HEPAR SEBAGAI ORGAN KELENJAR, SEHARUSNYA DIDASARKAN BAHWA PUSAT LOBULUS KELENJAR MERUPAKAN DUCTUS EXCRETORIUS YANG AKAN MENYALURKAN CAIRAN EMPEDU. BENTUK: MASSA HEPAR YANG BERPUSAT PADA DUCTUS BILIARIS YANG BERADA DI TRIGONUM KIERNAAN, SEDANG BATAS PERIFER MELINTASI BEBERAPA V. CENTRALIS YANG MERUPAKAN PUSAT LOBULUS KLASIK YANG BERDEKATAN BATAS: BATAS TIDAK JELAS ORGANISASI LOBULUS PORTALIS MENCAKUP BEBERAPA BAGIAN LOBULUS KLASIK YANG BERDEKATAN 9/14/04 SUBOWO
TRIGONUM KIERNANN 9/14/04 SUBOWO
LOBULUS PORTALIS 9/14/04 SUBOWO
ACINUS HEPATIS KONSEP (RAPPAPORT): BENTUK: BATAS FUNGSIONAL: MEMPUNYAI DASAR YANG SAMA DENGAN LOBULUS PORTALIS, TETAPI RAPPAPORT MENYATAKAN BAHWA LOBULUS PORTALIS BUKANLAH UNIT TERKECIL KELENJAR. PUSAT UNIT (ACINUS) ADALAH SALURAN EMPEDU YANG MENERIMA EMPEDU LANGSUNG DARI CANALICULUS BILIFERUS. BENTUK: MELIPUTI MASSA HEPAR BAGIAN DARI LOBULUS PORTALIS, YANG MENGELILINGI SALURAN EMPEDU DAN CABANG TERMINAL V. PORTAE (VENULA PORTAE TERMINALIS) DAN A. HEPATICA (CABANG TERMINAL A. INTERLOBULARIS), YANG BERADA PADA BATAS ANTARA LOBULUS KLASIK YANG BERDEKATAN, SEBAGAI SUMBU ACINUS HEPATIS BATAS FUNGSIONAL: BERDASARKAN PERBEDAAN TINGKAT PENIMBUNAN GLIKOGEN DAN LEMAK, SERTA PERUBAHAN PATOLOGIK, DIBEDAKAN DAERAH MASSA HEPAR DARI PUSAT: ZONE 1, ZONE 2 DAN ZONE 3. 9/14/04 SUBOWO
ACINUS HEPATIS 9/14/04 SUBOWO
PASOKAN DARAH UNTUK HEPAR SUMBER: 75 % DARAH V. PORTAE YANG MASUK MELALUI PORTA HEPATIS YANG BERCABANG-CABANG SAMPAI TRIGONUM KIERNANN DAN DALAM JARINGAN PENGIKAT ANTARA LOBULUS KLASIK YANG BERDEKATAN. 25 % DARAH A. HEPATICA YANG MASUK MELALUI PORTA HEPATIS, BERCABANG MENJADI A. INTERLOBARIS, DAN BERCABANG MENJADI A. INTERLOBULARIS YANG KEMUDIAN: A. INTRALOBULARIS YANG MELANJUTKAN MENJADI KAPILER ATAU SEBAGIAN KECIL SEBAGAI ARTERIOLA TERMINALIS HEPATIS SINUSOID: MENAMPUNG DARAH YANG BERSUMBER DARI V. PORTAE DAN A. HEPATICA BERMUARA DALAM V. CENTRALIS DI PUSAT LOBULUS KLASIK V. CENTRALIS BERMUARA DALAM: V. SUBLOBULARIS YANG SELANJUTNYA DITAMPUNG DALAM V. HEPATICA YANG BERMUARA DALAM V. CAVA INFERIOR. 9/14/04 SUBOWO
DUCTUS HEPATICUS COMMUNIS PORTA HEPATIS A. HEPATICA DUCTUS CYSTICUS V. PORTAE DUCTUS HEPATICUS COMMUNIS VESICA FELLEA 9/14/04 SUBOWO
SINUSOID HEPATIS BATAS: SPATIUM PERISINUSOIDALIS / SPATIUM DISSE SEL ENDOTEL BERRBENTUK PIPIH, BERFENESTRA TIDAK FAGOSITIK SEL KUPFFER BERBENTUK STELAT DENGAN TONJOLAN-TONJOLAN MASUK LUMEN SINUSOID TERMASUK DALAM KELUARGA FAGOSIT, BERASAL DARI MONOSIT DALAM DARAH SPATIUM PERISINUSOIDALIS / SPATIUM DISSE SEL PERISINUSOIDAL: 1) SEL STELAT, SEL ITO, SEL PENIMBUN LEMAK, SEL INTERSTI-TIALIS (BANYAK NAMA) DIPERLIHATKAN DENGAN PEWARNAAN KHUSUS MIRIP MORFOLOGI FIBROBLAS MENIMBUN LEMAK YANG MENGANDUNG VITAMIN A 2) PIT CELL MEMILIKI PSEDOPODIA FUNGSI BELUM JELAS 9/14/04 SUBOWO
SINUSOID HEPATIS SPATIUM DISSE 9/14/04 SUBOWO
HEPATOSIT DENGAN 2 NUKLEI SINUSOID HEPATIS SPATIUM DISSE HEPATOSIT DENGAN 2 NUKLEI SEL KUPFFER SEL STELAT 9/14/04 SUBOWO
MORFOLOGI HEPATOSIT BENTULK: 3 JENIS SISI SEL: INTI: ORGANELA: POLIHEDRAL DENGAN 6 / LEBIH SISI 3 JENIS SISI SEL: 1) SISI MENGHADAP SPATIUM PERISINUSOIDALIS 2) SISI MENGHADAP CANALICULUS BILIFERUS 3) SISI YANG KONTAK DENGAN SISI HEPATOSIT LAIN INTI: BULAT, BESAR/VESIKULER ORGANELA: rough ENDOPLASMIC RETICULUM BANYAK: CYSTERNA POLIRIBOSOM BEBAS smooth ENDOPLASMIC RETICULUM BANYAK KOMPLEKS GOLGI DAERAH YANG BERHADAPAN DENGAN CANALIS BILIFERUS MITOKHONDRIA BANYAK INKLUSIO: BUTIR GLIKOGEN 9/14/04 SUBOWO
MORFOLOGI HEPATOSIT 9/14/04 SUBOWO
PENGALIRAN CAIRAN EMPEDU SEL PENGHASIL CAIRAN EMPEDU: HEPATOSIT SALURAN KELUAR DALAM LOBULUS HEPATIS: CANALICULUS BILIFERUS DIBATASI OLEH MEMBRAN SEL 2 HEPATOSIT YANG BERHADAPAN YANG MENCEKUNG KE DALAM PERMUKAAN TIDAK RATA/TONJOLAN HUBUNGAN ANTAR 2 HEPATOSIT DILENGKAPI HUBUNGAN ZONULA OCCLUDENS MEMBENTUK ANYAMAN 3 DIMENSIONAL DALAM LOBULUS MENGALIR KE ARAH PERIFER LOBULUS CANALIS HERRING PENGHUBUNG CANALICULUS BILIFERUS DGN DUCTUS BILIFERUS INTRALOBULARIS DIAMETER: 15 - 20 m DINDING: EPITEL KUBOID SELAPIS BERMUARA: DUCTUS BILIFERUS INTRALOBULARIS 9/14/04 SUBOWO
PENGALIRAN CAIRAN EMPEDU CANALICULUS BILIFERUS 9/14/04 SUBOWO
PENGALIRAN CAIRAN EMPEDU 9/14/04 SUBOWO
DUCTUS BILIFERUS DI LUAR LOBULUS DUCTUS BILIFERUS INTERLOBULARIS MENAMPUNG EMPEDU DARI DUCTUS INTRALOBULARIS BERADA DALAM JARINGAN PENGIKAT ANTAR LOBULUS SEBAGAI SUMBU ACINUS HEPATIS BERDIAMETER LEBIH BESAR BERMUARA DALAM DUCTUS BILIFERUS YANG BERADA DALAM TRIGONUM KIERNANN MENDEKATI PORTA HEPATIS: SALURAN KELUAR MAKIN MEMBESAR DINDING: EPITEL SILINDRIS SELAPIS JUMLAH SEMAKIN SEDIKIT SALURAN EMPEDU DARI SETIAP LOBUS HEPATIS BERMUARA DALAM DUCTUS HEPATICUS DUCTUS HEPATICUS KELUAR HEPAR MELALUI PORTA HEPATIS DUCTUS HEPATICUS COMMUNIS 9/14/04 SUBOWO
DUCTUS BILIFERUS DI DALAM DAN LUAR LOBULUS PORTA HEPATIS A. HEPATICA VENA PORTAE DUCTUS BILIFERUS DALAM TRIGONUM KIERNANN DUCTUS CYSTICUS VENA CAVA INFERIOR DUCTUS HEPATICUS COMMUNIS 9/14/04 SUBOWO
GANGGUAN JARINGAN HEPAR CIRRHOSIS HEPATIS JARINGAN PARENKHIM DIGANTI OLEH JARINGAN PENGIKAT FUNGSI SEL-SEL HEPAR TERGANGGU PENYUMBATAN ALIRAN CAIRAN EMPEDU CAIRAN EMPEDU MASUK PEREDARAN DARAH CAIRAN EMPEDU TERTIMBUN DALAM JARINGAN TUBUH PENYAKIT KUNING: IKTERUS RADANG HATI INFEKSI VIRUS GANGGUAN FUNGSI HEPATOSIT KANKER HEPATOSIT MENGALAMI TRANSFORMASI MENJADI SEL GANAS FUNGSI SEL HEPAR TERGANGGU 9/14/04 SUBOWO
GANGGUAN JARINGAN HEPAR CIRRHOSIS HEPATIS 9/14/04 SUBOWO
VESICA FELLEA BE NTUK & UKURAN: VOLUME: 40 - 70 ml KEDUDUKAN: KANTONG BERBENTUK BUAH JAMBU AIR, 4 cm - 10 cm VOLUME: 40 - 70 ml KEDUDUKAN: PADA CEKUNGAN PERMUKAAN BAGIAN BAWAH HEPAR BAGIAN-BAGIAN CORPUS FUNDUS INFUNDIBULUM COLLUM FUNGSI: MENERIMA CAIRAN EMPEDU DARI DUCTUS HEPATICUS MENYIMPAN DAN MEMEKATKAN CAIRAN EMPEDU MELEPASKAN CAIRAN EMPEDU KE DUODENUM MELALUI DUCTUS CYSTICUS 9/14/04 SUBOWO
VESICA FELLEA 9/14/04 COLLUM INFUNDIBULUM CORPUS PERMUKAAN DALAM FUNDUS 9/14/04 SUBOWO
DINDING VESICA FELLEA TUNICA SEROSA TUNUCA SUBSEROSA TUNICA MUSCULARIS LANJUTAN TUNICA SEROSA DARI SELUBUNG HEPAR JARINGAN PENGIKAT PADAT KADANG2 TERDAPAT DUCTUS LUSCHKA DILAPISI OLEH SEL-SEL MESOTEL TUNUCA SUBSEROSA JARINGAN PENGIKAT DI BAWAH TUNICA SEROSA LANGSUNG MENUTUPI JARINGAN OTOT POLOS TUNICA MUSCULARIS LAPISAN TIPIS JARINGAN SEL-SEL OTOT POLOS TUNICA MUCOSA MELIPAT-LIPAT TIDAK TERATUR KETINGGIANNYA TERGANTUNG ISI EPITEL SILINDRIS SELAPIS DENGAN MIKROVILI LAMINA PROPRIA JARINGAN PENGIKAT LONGGAR DENGAN ANYAMAN SERABUT ELASTIS DAN RETIKULER 9/14/04 SUBOWO
SINUS ROKITANSKY-ASCHOFF DINDING VESICA FELLEA SINUS ROKITANSKY-ASCHOFF 9/14/04 SUBOWO
DINDING VESICA FELLEA 9/14/04 SUBOWO
MEMBRANA MUCOSA DAERAH COLLUM VESICA FELLEAE MELANJUTKAN MENJADI DUCTUS CYSTICUS LIPATAN MEMBRANA MUCOSA MIRIP KELENJAR DISEBUT: SINUS ROKITANSKY-ASCHOFF EPITEL: KUBOID SELAPIS LAMINA PROPRIA TERDAPAT ANYAMAN TIDAK TERATUR OTOT POLOS: LONGITUDINAL, TRANSVERSAL, MENYERONG BERSAMA SERABUT ELASTIS KELENJAR TUBULOALVEOLER KELENJAR TUBULOALVEOLER JUGA TERDAPAT DALAM JARINGAN PERIMUSKULER 9/14/04 SUBOWO
DUCTUS CYSTICUS LANJUTAN COLLUM VESICA FELLEAE ; 3 - 4 cm BERGABUNG DENGAN DUCTUS HEPATICUS COMMUNIS MENJADI DUCTUS CHOLEDOCHUS MENDEKATI DUCTUS PANCREATICUS BERSAMA-SAMA MENEMBUS TUNICA MUSCULARIS DUODENUM DALAM TUNICA SUBMUCOSA DUODENUM BERSATU DENGAN DUCTUS PANCREATICUS MENJADI: DUCTUS HEPATICOPANCREATICUS (AMPULLA) BERMUARA DALAM LUMEN DUODENUM PADA PAPILLA PADA MUARA DUCTUS CHOLEDOCHUS TERDAPAT OTOT POLOS MELINGKAR: SPHINCTER ODDI SPHINCTER ODDI TERDIRI ATAS: 1) SPHINCTER CHOLEDOCHUS 2) SPHINCTER PANCREATICUS 3) SPHINCTER AMPULLAE DAN FASCICULUS LONGITUDINALIS 9/14/04 SUBOWO
DINDING DUCTUS CYSTICUS 9/14/04 SUBOWO
MUARA DUCTUS CHOLEDOCHUS DUCTUS PANCREATICUS 9/14/04 SUBOWO
PANCREAS KELENJAR PENCERNAAN TERBESAR KEDUA PENAMPILAN: KEDUDUKAN: MEMANJANG, BESAR PADA CAPUT DAN MENGECIL PADA CAUDA PANCREATIS (SEBELAH KIRI) KEDUDUKAN: RETROPERITONEAL DI ANTARA KELOKAN DUODENUM UKURAN: PANJANG: 20 - 25 cm, BERAT: 65 - 160 g BAGIAN-BAGIAN: CAPUT PANCREATIS CORPUS PANCREATIS CAUDA PANCREATIS JARINGAN: JARINGAN KELENJAR ASINER DI SELURUH KELENJAR PANCREAS TERSEBAR PULAU-PULAU LANGERHANS 9/14/04 SUBOWO
PANCREAS 9/14/04 SUBOWO
JARINGAN KELENJAR PANCREAS ORGANISASI: TERBAGI DALAM LOBULUS YANG DIPISAHKAN OLEH JARINGAN PENGIKAT LONGGAR TIPIS BERISI: DUCTUS INTERLOBULARIS PEMBULUH DARAH SALURAN LIMFE DAN SERABUT SARAF LOBULUS TERSUSUN OLEH BEBERAPA ACINUS KELENJAR ACINUS: TERBENTUK OLEH 40-50 SEL-SEL PIRAMIDAL BAGIAN BASAL SEL PENUH DENGAN r ER MENEMPATI 20% VOLUME SEL PUNCAK SEL: PENUH DENGAN BUTIR-BUTIR ZIMOGEN PERMUKAAN PUNCAK SEL: SEDIKIT MIKROVILI SEL SENTRO-ASINER: SEL-SEL DUCTUS EXCRETORIUS BERBENTUK GEPENG YANG MASUK DALAM ACINUS DUCTUS EXCRETORIUS EPITEL KUBOID SELAPIS 9/14/04 SUBOWO
JARINGAN KELENJAR PANCREAS DUCTUS INTERLOBULARIS DUCTUS INTERCALARIS 9/14/04 SUBOWO
HISTOFISIOLOGI PANCREAS FUNGSI EKSOKRIN: MENGHASILKAN ENZIM UNTUK KETIGA BAHAN MAKANAN KARBOHIDRAT: AMILASE LIMAK: LIPASE PROTEIN: TRIPSIN, KEMOTRIPSIN, KARBOXIPEPTIDASE, RIBONUKLEASE, DEOKSIRIBONUKLEASE. MEKANISME SEKRESI: RANGSANGAN PADA GASTER OLEH MAKANAN DAN ASAM LAMBUNG: SEKRESI HORMON SEKRETIN DAN CHOLESTOSISTOKININ OLEH DUODENUM DAN JEJUNUM CHOLESTOSISTOKININ MERANGSANG: SEKRESI ENZIM OLEH SEL-SEL ASINUS SEKRETIN MERANGSANG: PELEPASAN CAIRAN YANG MENGANDUNG BIKARBONAT UNTUK MENETRALISASI ISI DUODENUM DUCTUS PANCREATICUS: BERMUARA DALAM DUODENUM 9/14/04 SUBOWO