Anestesi Pada Gagal Ginjal Oleh dr. Harjuna Atma Wiraharjanegara
Gagal Ginjal Akut Sindroma ini adalah suatu gangguan fungsi ginjal yang cepat dengan retensi hasil sisa nitrogen (azotemia) Substansi ini bersifat toksik, yang diproduksi oleh protein dan asam amino, yaitu : urea, senyawa guanidin (termasuk keratin dan kreatinin), urat, amin alifatik dan berbagai peptid, asam aamino aromatik
Azotemia dibagi menjadi prerenal, renal dan post renal, tergantung penyebabnya apa Azotemia pre renal diakibatkan oleh penurunan yang cepat pada perfusi ginjal. Azotemia renal terjadi karena penyakit di ginjal, iskemia atau toksin. Azotemia post renal disebabkan oleh obstruksi atau gangguan saluan kencing Azotemia pre renal dan post renal bersifat reversible pada tahap awal tapi dapat berlanjut ke azotemia renal
Gagal Ginjal Kronik Sindroma ini ditandai oleh penurunan fungsi ginjal yang progresif dan ireversibel paling sedikit 3-6 bulan Penyebab yang paling sering adalah hypertensive nephrosclerosis, diabetic nephropathy, chronic glomerulonephritis, penyakit ginjal polikistik Manifestasi sindroma ini sering mengarah ke uremia yang terjadi setelah GFR menurun di bawah 25 mL/menit Pasien dengan kliren dibawah 10 mL/menit (gagal ginjal tahap akhir) tergantung pada dialysis untuk bertahan hidup sampai dilakukan transplantasi ginjal Dialisis dapat dilakukan dengan cara hemodialisis atau peritoneal dialisis kontinyu dengan kateter
Hemodialisis Efek uremia dapat dikontrol dengan dialisis Menurut Kidney Disease Outcome Quality Initiative (KDOQI), HD harus di mulai saat LFG pasien 10 cc/menit atau serum ureum 8 mg/dl Dialisis adalah proses difusi partikel larut dari satu kompartemen ke kompartemen lain melewati membran semipermeabel Hemodialisa adalah lintasan darah melalui selang diluar tubuh ke ginjal buatan, dimana dilakukan pembuangan kelebihan zat terlarut dan cairan
Menurut Kidney Disease Outcome Quality Initiative (KDOQI), HD harus di mulai saat LFG pasien 10 cc/menit atau serum ureum 8 mg/dl Dialisis adalah proses difusi partikel larut dari satu kompartemen ke kompartemen lain melewati membran semipermeabel Hemodialisa adalah lintasan darah melalui selang diluar tubuh ke ginjal buatan, dimana dilakukan pembuangan kelebihan zat terlarut dan cairan.
Komplikasi dialisis juga menyebabkan komplikasi ex: Hypotension, hypoxemia, and disequilibrium syndrome
Dialisis disequilibrium syndrome (DDS) merupakan tanda dan gejala neurologis yang merupakan komplikasi akut pada HD, dikaitkan dengan edema serebral, selama atau setelah hemodialisis
Patogenesis DDS Efek penurunan kadar ureum yang cepat meningkatkan pergerakan air ke otak, proses ini melewati barier darah dan otak sehingga menimbulkan edema cerebral Asidosis intracerebral terjadi penurunan pH di intraseluler otak sehingga meningkatkan pengikatan Na dan K, kondisi ini mempercepat perpindahan air ke otak Edema interstitialproses dialisis meningkatan difusi air dalam otak
Gejala DDS bisa terjadi disaat dialisis atau setelah dialisis telah selesai Gejala awal DDS yaitu pusing, mual, muntah, pandangan kabur, kram otot, gelisah Pasien dengan riwayat CVA, HT dan trauma kepala mempunyai resiko lebih besar utk terjadi DDS
Pencegahan DDS Penggunaan dialyzer akan memendekkan waktu dialisis sehingga bisa menurunkan resiko penurunan ureum dalam otak Tindakan hemofiltrasi sehinga tidak terjadi penurunan gradien osmotik dengan cepat dalam kompartemen darah dan otak Pemberian manitol, glukosa dan fruktosa serta memakai dialysate tinggi sodium saat dialisis
Penatalaksanaan DDS Menghentikan tindakan dialisis bila muncul gejala gelisah, mual, muntah, kram otot, kejang dan koma, manitol intravena segera di berikan untuk mengurangi edema serebral
TERIMA KASIH