MENUJU KESEJAHTERAAN UMMAT PADA MEA 2015 OLEH: MUHAMMAD NUSRAN Lektor Kepala pada Jurusan Teknik Industri - FTI Universitas Muslim Indonesia, Makassar SEMARAK AL MUHANDIS 1436 H GKM ALMUHANDIS FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN - 2014
Content: 1. APA ITU MEA 2. POTENSI INDONESIA MENGHADAPI MEA 3. EMPAT KARAKTER UTAMA DARI MEA 2015 4. ANALISIS DAMPAK MEA 2015 5. MATRIX DAN ANALISIS 4P 6. HARAPAN KESEJAHTERAAN BANGSA VIA MEA 2015
Pada akhir tahun 2015 mendatang, wacana Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan direalisasikan, dimana negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang tergabung dalam ASEAN termasuk Indonesia akan melebur dan bersama-sama memasuki era baru dalam bidang perekonomian khususnya perdagangan di area pasar bebas dalam bentuk Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Perusahaan akan bebas untuk memilih lokasi pendirian pabrik dan kantor perusahaan di kawasan ASEAN. yakni menjadikan Asean sebagai pasar tunggal dan basis produksi dengan ciri adanya aliran bebas barang, jasa dan tenaga kerja terlatih, modal serta aliran investasi yang lebih bebas
Masyarakat Ekonomi asean sebagai sebuah konsep yang menyatukan negara negara anggota nya menjadi satu kawasan bebas hambatan akan mewujudkan persaingan yang tinggi di kalangan para negara anggota, jadi bukannya kerjasama regional tapi justru persaingan tanpa batas yag akan terjadi. Persaingan ini akan terjadi antara perusahaan perusahaan besar dengan perusahaan lokal dalam rangka merebut konsumen pasar Asean. kebangkitan Ekonomi China dan India dianggap menjadi Ancaman bagi negara Asia lainnya terutama kawasan Asean dalam menarik investor asing dan tujuan pasar. Kebijakan liberalisasi maupun kesepakatan integrasi tersebut digunakan sebagai alat untuk mendorong pertumbuhan dalam rangka meningkatkan kemakmuran. Didasari keyakinan tersebut, sekaligus untuk memperkuat daya saing kawasan dalam menghadapi kompetisi global dan regional, negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang tergabung dalam forum ASEAN telah menyepakati untuk meningkatkan proses integrasi diantara mereka melalui pembentukan ASEAN Economic Community (AEC)
Rencana jangka panjang pembentukan Masyarakat ASEAN ini terdiri atas tiga pilar: ASEAN Economic Community (AEC), ASEAN Security Community (ASC), ASEAN Sosio-Cultural Community (ASCC).
4 KARAKTER UTAMA DARI MEA 2015 1. sebagai pasar tunggal dan basis produksi 2. sebagai kawasan ekonomi yang berdaya saing tinggi 3. sebagai kawasan dengan pembangunan ekonomi yang merata 4. sebagai kawasan yang terintegrasi penuh dengan ekonomi global
Karakter ini akan dijalankan melalui lima elemen utama yaitu Aliran bebas barang Aliran bebas jasa Aliran bebas investasi Aliran modal yang lebih bebas Aliran bebas tenaga kerja terampil
POTENSI INDONESIA MENGHADAPI MEA 2015 dengan jumlah penduduk dan PDB terbesar di ASEAN, Indonesia berpeluang besar untuk dapat menguasai dan eksis di pasar MEA 2015. Data World Bank, PDB Indonesia 2013 mencapai US$868,3 Milyar atau 30% dari PDB seluruh negara-negara di ASEAN. kesiapan Industri Manufaktur dalam menghadapi MEA pada akhir tahun 2015 mendatang, sudah selayaknya jika Provinsi Sulawesi Selatan sebagai wilayah dengan kekayaan alam yang melimpah ruah dan di jadikan tolok ukur di Kawasan Timur Indonesia (KTI) langkah nyata: proyek ground breaking yaitu proyek kereta api Trans Sulawesi di Desa Siawu, Kabupaten Barru, Sulawesi selatan yang telah diresmikan pada tanggal 12 Agustus 2014. Proyek tersebut merupakan pembangunan tahap pertama KA Trans Sulawesi (Makasar – Maros - Pangkep - Barru - Parepare) sepanjang sekitar 145 km dengan kebutuhan lahan sekitar 726,4 ha dan target pengerjaan konstruksi selama kurang lebih 4 tahun. Proyek tahap pertama dengan anggaran sekitar Rp. 9,65 triliun antara lain untuk keperluan pembebasan lahan (Rp. 800 Milyar - 1 Triliun) dan sisanya untuk pembangunan infrastruktur (trase kereta api, pengerjaan 9 jembatan, pengerjaan signal dan marka kereta api, serta pembangunan stasiun serta depo)
Potensi SDA 1. sektor pertanian (padi, jagung), 2. peternakan (sapi, ikan, udang,rumput laut), 3.perkebunan (kelapa sawit, kopi, mete, kakao) 4. hasil hutan (kayu, rotan) 5. sektor pertambangan (emas, besi, nikel dan tembaga).
Kalangan investor yang masuk ke Sulawesi Selatan Sebagian besar merupakan penanaman modal asing (PMA), Penanaman modal dalam negeri (PMDN) relatif masih kecil. 3. Dapat mengancam pertumbuhan perekonomian dimasa yang akan datang, karena dengan jumlah PMA yang lebih besar dibandingkan PMDN, 4. Pasca implementasi MEA 2015, perekonomian Sulawesi Selatan akan didominasi oleh pihak asing.
ANALISIS DAMPAK MEA 2015 1. Reciprocity (timbal balik). Dimana masing masing negara anggota dapat melakukan kegiatan ekonomi apapun yang biasa di lakukan di negara nya (domestik)untuk dilakukan di negara anggota lain(Foreign). 2. Non discrimination, yaitu penghapusan tarrif dan Quota Impor, Sehingga jumlah barang yang masuk ke dalam negeri tanpa batas
Dampak lainnya Dampak negatif dari perdagangan bebas ini sebenarnya sudah pernah Indonesia rasakan melalui kerjasama regional antara China dan Indonesia. Ketika perdagangan bebas anata Indonesia dan China (ACFTA)berlangsung, tejadi penurunan produksi industri sekitar 25 %- 50%,penurunan angka penjualan mencapai 10-25%,serta penurunan keuntungan sekitar 10-25%. Selama periode 2005-2010 total impor china meningkat hingga 226,32% dan 140.584 tenaga kerja kehilangan pekerjaannya Permasalahan utama perekonomian di Sulawesi selatan dan Indonesia pada umumnya adalah mahalnya biaya logistik seperti yang tercermin dari rendahnya ranking Logistic Performance Index (LPI) Indonesia jika dibandingkan dengan negara-negara lain di ASEAN. Contohnya dapat dilihat dari harga logistik tujuan dari Makassar - Jakarta yang jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan tujuan Jakarta - Tiongkok. Biaya angkut 1 kontainer dari Tiongkok - Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta saja hanya US$590, sementara biaya angkut dari Tanjung Priok - Makassar malahan mencapai US$600
MATRIX DAN ANALISIS 4P Dalam Ekonomi Kapitalisme, 3 hal permasalahan fundamental: 1. What, berkaitan dengan proses produksi(apa dan berapa jumlah barang dan jasa yang harus di produksi) 2. How, berkaitan dengan proses Konsumsi (bagaimana memproduksi barang dan jasa agar menjadi pilihan bagi para konsumen) 3. For Whom, berkaitan dengan untuk proses distribusi ( Untuk siapa barang dan jasa di produksi)
Marketing Mix Product Price Target Market Place Promotion
Aktivitas Kunci Marketing Analisa karakteristik dan kebutuhan pelanggan, serta pola pembelian yang dilakukan oleh para pelanggan Consumer Analysis Berkaitan dengan perencanaan produk – baik pengembangan produk baru, modifikasi produk lama, ataupun product elimination Product Planning Analisa tentang kebijakan penerapan harga yang pas, dengan mempertimbangkan faktor biaya-biaya, faktor inflasi, dan juga faktor harga produk pesain Price Planning
Aktivitas Key Marketing Perencanaan distribusi – dimana saja produk kita akan dijual dan juga jalur distribusi yang akan digunakan Distribution Planning Promotion Planning Kombinasi dari iklan, publisitas, penjualan secara personal, dan promosi penjualan untuk meningkatkan revenue penjualan
Product/Market Matrix Existing Products New Products Market Penetration Product Development Existing Markets Market Development Diversification New Markets
Matrik Produk/Pasar Penetrasi existing product dalam existing market – ditujukan untuk meningkatkan market share Efektif apabila pasar bertumbuh atau belum mengalami kejenuhan Market Penetration Penetrasi existing product ke dalam market yang lebih luas Efektif jika segmen pasar baru muncul karena adanya perubahan dalam demografi pembeli atau perubahan gaya hidup, dll. Market Development
Matrik Produk/Pasar Perusahaan mengembangkan produk baru yang ditargetkan untuk segmen pasar yang sudah ada Efektif apabila perusahaan memiliki portofolio produk dan brand yang kuat Product Development Perusahaan mencoba tumbuh dengan menargetkan produk baru ke segmen pasar baru Diversifikasi dimanfaatkan agar perusahaan tidak tergantung pada hanya satu produk/satu pasar Diversification
HARAPAN KESEJAHTERAAN UMMAT VIA MEA 2015 Jumlah penduduk Indonesia sendiri sebenarnya berpeluang untuk dimanfaatkan dalam mendorong meningkatnya penggunaan produk-produk dalam negeri, sehingga industri manufaktur dalam negeri akan tumbuh lebih cepat dan stabil. Penggunaan produk dalam negeri tersebut tidak hanya kan mendorong industri skala besar dan menengah tetapi juga akan memacu pertumbuhan Industri Kecil Menengah (IKM) sektor industri tidak hanya menjadi ujung tombak bagi pertumbuhan ekonomi, tetapi juga sebagai sarana pemerataan ekonomi ke sentra-sentra produksi berbasis agro, kehutanan, perikanan kelautan dan pertambangan. Data BPS pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS) Sulawesi Selatan pada 2012 sebesar 7,93% pada 2013 turun menjadi 6,87%
Kinerja Ekspor Provinsi Sulawesi Selatan NO SEKTOR VOLUME (Ribu Ton) NILAI (Juta US$) 2012 2013 2014* 1 Pertanian 146,34 165,27 79,18 323,29 354,45 160,61 2 Industri 212,67 273,31 120,04 141,25 169,35 109,97 3 Pertambangan 72,29 71,58 42,13 981,82 921,69 542,49 Jumlah 431,30 510,16 241,35 1.446,36 1.445,59 810,07 Ket. : 2014* adalah data Januari-Juni. Sumber : Disperindag Prov Sulawesi Selatan
KESIAPAN ENERGI, INFRASTRUKTUR, SDM INDIKATOR PERTUMBUHAN SEKTOR INDUSTRI ketersediaan energi dan infrastruktur untuk menopang pertumbuhan ekonomi khususnya sektor industri, Sulawesi Selatan merupakan pintu gerbang perekonomian di Kawasan Timur Indonesia (KTI) dan memiliki akses dan peluang yang besar di MEA 2015, sehingga kalangan pengusaha khususnya di Sulawesi Selatan perlu mempersiapkan diri dengan baik karena para investor pasti akan melihat Sulawesi Selatan sebagai kawasan investasi yang paling menarik Indonesia juga perlu menyiapkan sumber daya manusia yang handal dan lebih profesional di bidangnya, mengingat tenaga kerja profesional Indonesia masih jauh tertinggal jika dibandingkan dengan negara-negara lain di ASEAN sektor industri manufaktur di sulawesi Selatan nampaknya sudah cukup siap menghadapi MEA yang akan diimplementasikan pada akhir tahun 2015 yang ditandai dengan pertumbuhan sektor industri pengolahan yang positif dan pertumbuhan ekspor produk industri yang terus meningkat serta kontribusi sektor sumber daya alam (SDA) menjadi industri pengolahan bernilai tambah dan berdaya saing
NILAI PERTUMBUHAN TINGGI, TAPI KEMISKINAN MASIH BERTEBARAN BUTUH PEMIMPIN YANG BER AKHLAQ DAN PROFESIONAL Pemerintah selama ini telah berhasil membangun ekonomi. Hal ini dapat dilihat dari tren angka pertumbuhan yang terus positif. Namun nilai pertumbuhan tersebut belum mampu menutup jurang kesenjangan antara si kaya dan si miskin. Disinilah pentingnya keberadaan pemimpin yang berakhlak. Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi, memang dibutuhkan pemimpin dengan intelektual tinggi. Tetapi untuk mencapai pemerataan, tidak bisa tidak, kita membutuhkan pemimpin yang berakhlak.
Terwujudnya kemakmuran dan kesejahteraantercermin pada tiga aspek: 1 Terwujudnya kemakmuran dan kesejahteraantercermin pada tiga aspek: 1. Kepemilikan 2. Pemanfaatan kepemilikan (tasharruf) 3. Distribusi kekayaan di tengah-tengah masyarakat Kepemilikan, yaitu kepemilikan pribadi, umum dan negara. Masing-masing kepemilikan tersebut telah diatur dan ditetapkan oleh syariah, sehingga bisa dimanfaatkan.Sebagai contoh, lahan pertanian, sebagai milik pribadi, tidak bisa dinasionalisasi. Sebagaimana kepemilikan umum, seperti minyak, gas, tambang batu bara, dan lain-lain, tidak bisa diprivatisasi, atau dimiliki oleh negara. Karena masing-masing telah diatur dan ditetapkan kepemilikannya oleh syariah. Pemanfaatan kepemilikan (tasharruf), membelanjakan maupun mengembangkan kepemilikan, harus mengikuti hak yang melekat pada kepemilikan harta tersebut. contoh, harta milik pribadi, bisa digunakan untuk pemiliknya, tetapi tidak oleh publik karena bukan milik mereka. Sebaliknya, harta milik umum, bisa dimanfaatkan oleh pribadi, karena izin yang diberikan oleh syariah kepadanya. Distribusi kekayaan di tengah-tengah masyarakat. merupakan kunci dari masalah ekonomi. Jika distribusi kekayaan tersebut mandeg, pasti akan menimbulkan masalah ekonomi. Sebaliknya, ketika distribusi kekayaan ini lancar, maka dengan sendirinya masalah ekonomi ini pun teratasi. Karena itu, Islam melarang dengan tegas menimbun harta, emas, perak dan bahn pokok. Agar harta tersebut berputar di tengah-tengah masyarakat dan bisa menggerakkan roda perekonomian
Semoga Allah swt memudahkan pemahaman lebih bermanfaat Sukses SEMARAK AL MUHANDIS 1436 H GKM ALMUHANDIS FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN - 2014