k iI: Munculnya Citizen journalism: ANTARA demokratisASi DAN lanskap media massa Universitas esa unggul, Jakarta, 11 Maret 2016 Sopian, S. Sos., M.I.Kom
MUNCULNYA CITIZEN JOURNALISM Diantara penyebab munculnya citizen journalism menurut Fackson Banda (2010); 1. Tidak Demokratisnya Jurnalisme Tradisional (Mainstream) Jurnalisme tradisional (konvensional/mainstreram) dipandang 'tidak demokratis'. Jurnalisme tradisional terkait dengan berita dan sumber-sumber berita cenderung sumber 'resmi‘ seperti politisi, pengusaha, LSM, dan sejenisnya. Semuanya adalah sumber elit informasi. Mereka memiliki akses lebih besar terhadap media. Orang-orang biasa tidak memiliki akses untuk media mainstream. Meskipun masalah yang dihadapi mereka penting, namun masalah tersebut terpinggirkan dari banyak agenda berita media mainstream. Hal ini menjadi salah satu indikator tentang elitisme dan tidak demokratisnya media tradisional. Sumber-sumber berita elit menekankan sebagai orang penting, kejadiannya bisa bersifat kontroversi, konflik, tidak biasa, dan sejenisnya (Galtung & Ruge 1969). Sedangkan, jika sesuatu terjadi pada orang-orang biasa, selama tidak ada orang penting untuk mengemukakannya, tidak layak diberitakan terutama dalam contoh ini terjadi di Afrika (Banda, : 27)
2. Lanskap Media Massa Lanskap (peta kepemilikan/kehadiran) media komunikasi telah berubah yang memungkinkan partisipasi warga lebih terlibat dalam kegiatan jurnalistik. Kemungkinan ini dapat dilihat dari aspek: globalisasi demokratisasi; deregulasi lanskap/peta kepemilikan media media; komersialisasi media pemerintah; agenda komunitarian untuk demokratisasi komunikasi jurnalistik; munculnya teknologi informasi dan komunikasi (TIK) secara cepat. Globalisasi demokratisasi . Globalisasi demokrasi berimplikasi pada partisipasi warga dalam pekerjaan jurnalistik: Deregulasi lanskap (peta kepemilikan) media. Deregulasi (kbbi: kegiatan atau proses menghapuskan pembatasan atau peraturan). Munculnya berbagai macam media (siaran dan cetak komersial) milik pribadi/swasta menyebabkan terjadinya gelombang deregulasi, yang menekankan keunggulan modal pribadi. Sedangkan implikasi jurnalisme warga bisa disimpulkan sebagai berikut:
Sedangkan implikasi jurnalisme warga bisa disimpulkan sebagai berikut: Sejumlah platform (kbbi: rencana kerja, program) media, memberikan kesempatan bagi warga untuk bereksperimen dengan komunikasi – jurnalisme warga. Banyak kompetisi pada sumber informasi yang beragam atau bervariasi, menunjukkan bahwa jurnalisme konvensional (mainstream/konvensional) akan bergantung pada jurnalis warga untuk beberapa produksinya. Ada peluang yang lebih besar bagi warga negara untuk memiliki media mereka sendiri sebagai dampak dari konsentrasi yang tidak sehat dari kepemilikan media. Dengan adanya media baru yang didirikan di daerah-daerah terpencil, seperti stasiun radio komunitas, memungkinkan terbangunnya minat jurnalisme warga pada warga sekitar (Banda, : 8) Komersialisasi media pemerintah. Komersialisasi media milik pemerintah muncul sebagai bagian dalam menghadapi privatisasi industri media. Media pemerintah tidak lagi dijadikan sekadar corong bagi kekuasaan pemerintah, tetapi juga harus membuka arus komunikasi dari masyarakat dan menjadikan media ini sebagai saluran komunikasinya dalam menyampaikan beragam informasi.
Agenda komunitarian untuk demokratisasi komunikasi jurnalistik; Media membangun rasa 'masyarakat' di antara warga negara juga mempengaruhi agenda berita-media, terutama bagi media komunitas. Beberapa implikasi paling penting dari bentuk komunitarian komunikasi jurnalistik bagi warga negara meliputi: Akses yang lebih besar bagi warga negara untuk lebih berpartisipasi. Lebih pada penggunaan suara masyarakat dalam berita. Kemungkinan bagi warga untuk memiliki dan mengoperasikan platform media. Persaingan untuk elitisme media pemerintah dan komersial. Kesempatan lebih besar untuk bereksperimen dengan pendekatan yang lebih partisipatif untuk produksi jurnalistik. (Banda, : 9)
Munculnya teknologi informasi dan komunikasi (TIK) secara cepat. Perkembangan TIK yang semakin pesat dan tingginya interaksi masyarakat dengan TIK mendukung terjadinya jurnalistik warga yang mewarnai informasi di berbagai media (Banda, : 10). Peran media massa sebagai “komunikator publik” membutuhkan tingkat netralitas tinggi dan tidak terpengaruh (independen). Tetapi ketika peran media berada dalam kepentingan politik, atau kepentingan kelompok tertentu, misalnya, peran media dipertanyakan (Banda, : 19). Jadi, munculnya jurnalisme warga secara konseptual terkait dengan perdebatan tentang sifat normatif jurnalisme. Jadi bukan semata-mata kerena munculnya teknologi media baru (internet, web di seluruh dunia [www], ponsel , dll) yang meledak secara global. (Banda, : 24) Fenomena jurnalisme warga telah didorong oleh meningkatnya ketersediaan platform baru. Beberapa teknologi yang telah menjadi ciri jurnalisme warga yang menurut Dan Gillmor (2006: 27-41) sebagai berikut: Mail list dan forum, diciptakan oleh beragam komunitas. Weblog. Wiki, program server yang memungkinkan pengguna untuk berkolaborasi dalam membentuk isi dari situs Web;
Fenomena jurnalisme warga telah didorong oleh meningkatnya ketersediaan platform baru. Beberapa teknologi yang telah menjadi ciri jurnalisme warga yang menurut Dan Gillmor (2006: 27-41) sebagai berikut: Mail list dan forum, diciptakan oleh beragam komunitas. Weblog. Wiki, program server yang memungkinkan pengguna untuk berkolaborasi dalam membentuk isi dari situs Web; SMS, layanan yang ditawarkan oleh penyedia jaringan yang memungkinkan pelanggan untuk mengirim pesan teks melalui ponsel; Mobile-connected cameras, yang meliputi kamera setiap hari digital yang memungkinkan pengguna untuk men-download, menyimpan, mengedit, dan mengirimkan gambar kapan saja, di mana saja; Internet ‘broadcasting’, dimana orang-orang biasa dapat merekam dan meng-upload sesuatu ke Internet, serta mendistribusikannya; Peer-to-peer (P2P) berbagi file; RSS (Really Simple Syndication), yang memudahkan kita untuk mendapat informasi dari web atau blog tersebut. Cukup dengan berlangganan RSS ini maka ada informasi terbaru langsung bisa anda dapatkan. (Banda, : 25)
Dengan kemajuan teknologi saat ini, gerakan jurnalistik warga telah menemukan "kehidupan baru". Masyarakat biasa (bukan wartawan) dapat membuat berita dan mendistribusikannya secara global. Kini setiap individu dapat berkomunikasi dengan individu lain dan jutaan orang di seluruh dunia. (Romli, 2014 : 24) Citizen journalism telah melahirkan sejumlah "media indi" (indy media), yaitu media alternatif dan berusaha memfasilitasi masyarakat untuk dapat mempublikasikan informasi yang mereka miliki. Jurnalistik "oleh rakyat" (by the people) ini terus berkembang berkat fasilitas media sosial yarrg bermunculan, seperti weblog, ruang chatting (chat room), wiki, dan mobile computing. Ttren terbaru dalam citizen journalism telah memunculkan apa yang diistilahkan blogger Jeff Javris sebagai hyperlocal journalsm, yaitu situs berita online yang mengundang kontributor dari warga lokal untuk melaporkan topik yang cenderung diabaikan oleh media konvensional atau media massa mainstream. Media demikian tidak lagi memerlukan "gatekeeper" (editor) yang menyeleksi dan menentukan apa yang penting diberitakan atau penentu sebuah berita dipublikasikan atau tidak. (Romli, 2014 : 25).
Di Korea Selatan muncul situs OhmyNews yang sangat populer berkat motonya: "setiap warga adalah reporter" (Every Citizen is a Reporter). Surat kabar online ini didirikan tahun 2000 sebagai media online pertama tempat publik dapat mengirimkan, mengedit, dan mempublikasikan sendiri tulisannya. Hanya sekitar 20% konten situs tersebut ditulis oleh 55 orang staf Seb agian besar artikel ditulis oleh kontributor lepas yang kebanyakan warga biasa . OhmyNews sekarang memiliki sekitar 50.000 kontributor. Citizen journalism kian mendapat tempat ketika situs-situs berita ternama seperti Cyber Kompas dan Detikcom menyediakan fasilitas blog bagi pembacanya –kompasiana dan blogdetik. (Romli, 2014 : 24)
Puluhan ribu jurnalis warga di seluruh dunia menemukan dan mengembangkan berbagai cara untuk mendapatkan berita. Mereka menggunakan semua teknologis terbaru untuk menulis semua jenis berita. Dengan alat baru ini, mereka mengawasi pemerintah, memberikan pencerahkan bagi warga, berbagi foto dan video suatu kegiatan/ acara, membuat grafik, diagram dan kartun, menggunakan keahlian mereka, dan bercerita. Gerakan jurnalisme akar rumput di seluruh dunia mewujud dalam bentuk beragam informasi melalui tulisan dan gambar secara online. Jurnalis warga melakukan ini karena dua alasan: karena mereka peduli dengan apa yang terjadi. karena mereka dapat melakukannya (Ross & Cormier (2010 : 117)