TEORI PEMBELAJARAN HUMANISTIK
Kelompok 5 Ketua Kelompok : ROSSITA DWI AYU .S (15080314062) Anggota Kelompok : - NAHDIYAH APRIVILIA (15080314064) - WINDA PUTRI (15080314066) - INDRIANA DEWI (15080314068) S1 Pendidikan Administrasi Perkantoran 15 B Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya
Definisi Teori Belajar Humanistik Humanisme adalah teori belajar yang lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia . Pendekatan ini melihat kejadian , yaitu bagaimana manusia membangun dirinya untuk melakukan hal-hal yang positif (potensi diri) Potensi diri Manusia Kepribadian
Teori Belajar Humanistik Menurut Pakar Kolb Honey & Mumford Habermas Bloom & Krathwohl Arthur Combs Abraham Maslow Carl Ransom Rogers David Mills & Stanley Scher Aldous Houxley
1. Tahap Pengalaman Konkret 2. Tahap Aktif dan Reflektif Kolb Tahapan belajar ada 4 : 1. Tahap Pengalaman Konkret Siswa hanya mengalami peristiwa (hanya merasakan, melihat, dan menceritakan) 2. Tahap Aktif dan Reflektif Siswa mulai mengadakan observasi mengenai kejadian tersebut. 3. Konseptualisasi Siswa mulai membuat sebuah abstraksi, mengembangkan suatu teori, konsep, prosedur tentang sesuatu yang sedang menjadi objek perhatian. 4. Eksperimen Aktif Siswa mampu mengaplikasikan konsep, teori ke dalam situasi nyata.
Honey & Mumford membuat empat macam tipe siswa Honey dan Mumford Honey & Mumford membuat empat macam tipe siswa 1. Tipe siswa Aktivis Suka melibatkan diri pada hal-hal baru Berpikir terbuka Mudah berdialog Kurang skeptik terhadap sesuatu (mudah percaya) Cepat merasa bosan 2. Tipe siswa Reflektor Sangat berhati-hati mengambil langkah Konservatif dalam mengambil keputusan 3. Tipe siswa Teoritis Sangat kritis terhadap sesuatu Tidak menyukai opini yang bersifat subjektif Berpikir secara rasional Tidak menyukai hal-hal yang bersifat spekulatif (pemikiran dalam secara teori) 4. Tipe siswa Pragmatis Lebih pada aspek-aspek praktis dari segala hal Lebih mengutamakan praktik (tidak hanya teori)
Habermas Habermas mengelompokkan 3 tipe belajar : 1. Belajar Teknis (Technical Learning) Siswa belajar berinteraksi dengan alam (lingkungannya) 2. Belajar Praktis (Practical Learning) Siswa belajar berinteraksi dengan orang-orang di sekelilingnya. 3. Belajar Emansipatoris (Emancipatoris Learning) Siswa berusaha memahami tentang perubahan kultural dari suatu lingkungan.
Bloom & Krathwohl Bloom & Krathwohl menunjukkan 3 kawasan yang dikuasai siswa: A. Kognitif Pengetahuan(mengingat dan menghafal) Pemahaman (menginterpresasikan) Aplikasi (menggunakan konsep untuk memcahkan suatu masalah) Analisis (menjabarkan suatu konsep) Sintesis (menggabungkan bagian-bagian konsep menjadi suatu konsep utuh) Evaluasi (membandingkan nilai,ide,metode,dsb) B. Psikomotor Peniruan (menirukan gerakan) Penggunaan (menggunakan konsep untuk melakukan gerak) Ketepatan (melakukan gerak dengan benar) Perangkaian (melakukan beberapa gerakan sekaligus dengan benar) Naturalisasi (melakukan gerak secara wajar) C. Afektif Pengenalan (ingin menerima,sadar akan adanya sesuatu) Merespons (aktif berpartisipasi) Penghargaan (menerima nilai-nilai,setia kepada nilai-nilai tertentu) Pengorganisasian (menghubung-hubungkan nilai-nilai yang dipercayai) Pengalaman (menjadikan nilai-nilai sebagai pola hidup)
BUKAN SUATU PAKSAAN NAMUN BERARTI,KEPUASAN,SESUAI INDIVIDU Arthur Combs Belajar harus memiliki meaning(makna atau arti) bagi individu Materi pembelajaran harus memberikan kepuasan bagi siswa dan relevan Guru tidak dapat memaksakan materi yang tidak disukai siswa BUKAN SUATU PAKSAAN NAMUN BERARTI,KEPUASAN,SESUAI INDIVIDU
Abraham Maslow Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa didalam diri individu ada 2 hal : Suatu usaha yang positif untuk berkembang Kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya memenuhi kebutuhan yang bersifat hierarkis. Hierarkis kebutuhan manusia menurut Maslow ini mempunyai implikasi penting yang harus diperhatikan oleh guru pada saat mengajar anak-anak. Perhatian dan motivasi akan berkembang jika kebutuhan dasar sisea belum terpenuhi
Prinsip-prinsip dasar humanistik menurut Rogers : Carl Ransom Rogers Prinsip-prinsip dasar humanistik menurut Rogers : Manusia itu mempunyai kemampuan belajar secara alami. Siswa tidak harus belajar tentang hal-hal yang tidak ada gunanya bagi dirinya Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya Belajar yang bermakna bagi masyarakat modern ialah tentang prosesnya bukan hasilnya. Belajar yang signifikan terjadi apabila terjadi apabila pelajaran dirasakan murid mempunyai relevansi .
David Mills dan Stanley Scher David & Stanley mengajukan konsep pendidikan terpadu : Proses pendidikan yang mengikutsertakan afeksi atau perasaan murid dalam belajar. *Tujuan umum pendekatan terpadu : Mengembangkan kesadaran murid terhadap diri dan sekitarnya Meningkatkan kemampuan untuk menghadapi lingkungan dengan berbagai cara Menerima petunjuk-petunjuk internal, Menanggung resiko setiap pilihan mereka
Aldous Huxley Huxley menekankan pendidikan non-verbal dimulai sejak usia dini hingga tingkat tinggi. * Tujuan pendidikan non-verbal : - memiliki kemampuan menghargai setiap pengalaman - menjadi manusia yang berbudaya dan memiliki moral kemanusiaan - Memiliki banyak strategi dalam menapaki kehidupan
Kekurangan dan Kelebihan Teori Humanistik Cocok untuk diterapkan dalam materi pembelajaran yang bersifat membentuk kepribadian,merubah sikap, analisis terhadap fenomena sosial. Siswa merasa bergairah,berinisiatif dalam belajar, dan terjadi perubahan pola pikir,perilaku, serta sikap atas kemauan sendiri(tidak ada paksaan) Siswa menjadi manusia yang bebas(tanpa paksaan), menatur pribadi sendiri dengan bertanggung jawab tanpa mengurangi hak orang lain,melanggar aturan,norma,atau etika yang berlaku. Kekurangan Siswa yang tidak mau memahami potensi dirinya maka akan ketinggalan dalam proses belajar
Aplikasi Teori Humanistik dalam Pembelajaran Guru = Fasilitator Lebih menutamakan proses daripada hasil Siswa sebagai student center Yaitu memaknai proses Belajarnya sendiri, Memahami potensi diri
Proses Belajar umumnya : Merumuskan tujuan belajar yang jelas Mengusahakan partisipasi aktif melalui kontrak belajar yang jujur, jelas dan positif. Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk belajar atas inisiatif sendiri Mendorong siswa untuk berpikir kritis, memaknai proses pembelajaran secara mandiri Siswa didorong untuk bebas mengemukakan pendapat,memilih pilihannya, melakukan apa yang dia inginkan,dan meanggung resikonya sendiri Guru menerima siswa apa adanya,berusaha memahami jalan pikiran siswa, tidak menilai secara normatif