Asuhan neonatus dengan penyulit dan komplikasi

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
KALA II PERSALINAN Proses pengeluaran buah kehamilan sebagai hasil pengenalan proses dan penatalaksanaan kala pembukaan.
Advertisements

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI ny H
BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)
Sri Yunita Suraida Saat, S.ST.M.Kes.
KESEHATAN TENTANG DIARE.
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI PREMATUR DAN BBLR
RUJUKAN DAN TRANSPORTASI BAYI BARU LAHIR
PENGKAJIAN FISIK PADA ANAK DIARE
DI SUSUN OLEH MERLIN DEVI MAIZA PUTRI ANIS WATUL ZHURIAH.
INFEKSI NEONATAL Tim Poned UKK PERINATOLOGI IDAI.
ASUHAN BAYI BARU LAHIR dan NEONATUS di komunitas
1. Adalah Gangguan pada pertumbuhan tulang-tulang dan jaringan ikat sekitar hidung sehingga menyebabkan penutupan satu atau kedua saluran hidung LABIOSKIZIS.
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PERSALINAN KALA 1,2,3 DAN 4.
Rury Narulita Sari, SST., M.Kes RURY NARULITA SARI, SST., M.Kes
PEMERIKSAAN FISIK PADA IBU, BAYI DAN ANAK BALITA
PROGRAM KIA Kesehatan Ibu dan Anak.
KEBUTUHAN DASAR PADA BAYI
ASFIKSIA Oleh : dr. Irma Susanti.
MELAKSANAKAN KEBUTUHAN DASAR PADA BAYI
Anamnesa pemeriksaan fisik,merumuskan diagnosa dan maslah potensial,merencanakan asuhan mengimplementasi rencana asuhan tentang neonatus,bayi,balita,dan.
Kebutuhan Dasar Pada Bayi Baru Lahir
Distosia kelainan janin dan kelainan jalan lahir
DETEKSI DINI KOMPLIKASI DAN PENYULIT PERSALINAN
Assalam mua’alaikum wr,wb
Nama : LILI LESTARI Nim :
PENGKAJIAN BAYI BARU LAHIR
ANAMNESA,PEMERIKSAN FISIK,ANAMNESA DAN ASUHAN PADA BAYI BARU LAHIR
Asuhan Neonatus,Bayi,Balita dan Pra Sekolah
Pengkajian bbl,bayi, balita, anak pra sekolah
GIZI PADA IBU HAMIL DAN KOMPLIKASINYA
DETEKSI DINI KOMPLIKASI DAN PENYAKIT MASA PERSALINAN
PENgKAJIAN DATA PADA NEONATUS,BAYI BARU LAHIR,BAYI,BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH TIA ELPIKA
MELAKSANAKAN KEBUTUHAN DASAR PADA BAYI
Oleh:LOREN PUTRI SANDITA
Anamnesa, pemeriksaanfisik, diagnoa dan masalah potensial, merencanakan asuhan, mengimplementasikan rencana asuhan tentang neonatus, bayi, balita dan anak.
DETEKSI DINI KOMPLIKASI DAN PENYAKIT YG MENYERTAI MASA PERSALINAN PADA KALA I KALA II DAN KALA III RESNA REZA KURNIA
Anamnesa dan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir
ASUHAN BAYI BARU LAHIR BERMASALAH
INFEKSI NEONATAL.
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI DENGAN ASFIKSIA
Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Dalam Masa Persalinan
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) LANJUTAN Riana Aini, Amd.Keb.
PENYULIT DAN KOMPLIKASI KALA I
NAMA:RENI SURYA NINGSIH NIM :
ASUHAN BAYI BARU LAHIR BERMASALAH
ASUHAN NEONATUS, BAYI, BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
PENGKAJIAN BAYI BARU LAHIR
ASUHAN KALA IV PERSALINAN
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) LANJUTAN.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BBLR
Pemeriksaan Fisik Pada Bayi Baru Lahir
INFEKSI AKUT KASUS OBSTETRI
ASUHAN PERSALINAN KALA I By. Sulistiyah, s.siT.,m.kES
ASSALAMMU’ALAIKUM WR. WB
Gangguan pada sistem pencernaan
Konsep Dasar Persalinan Normal (INC) BY. SULISTIYAH. S.SiT., M.Kes
ASKEP ASFIKSIA NEONATORUM
Assalamu’alaikum wr. wb
PENGKAJIAN BAYI BARU LAHIR,BAYI,BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
KESEHATAN REPRODUKSI KESEHATAN IBU DAN ANAK DISUSUN OLEH :
DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS, BAYI DAN BALITA
PELAYANAN KESEHATAN NEONATAL ESSENSIAL
Tindak Lanjut Asuhan Nifas di Rumah
Kehamilan di sertai penyakit rubella dan hepatitis
CHAIRANISA ANWAR, SST., MKM
RUPTURA SINUS MARGINALIS
ASFIKSIA NEONATORUM. DEFINISI  Asfiksia pada bayi baru lahir adalah kegagalan nafas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah.
Transcript presentasi:

Asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah dengan penyulit dan komplikasi

Asuhan neonatus dengan penyulit dan komplikasi BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) 1. Pengertian Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir (Prawirohardjo 2006).

2. Etiologi (Faktor Penyebab) Menurut winkjosastro (2006) faktor – faktor yang dapat menyebabkan terjadinya BBLR, yaitu antara lain : Faktor Ibu - Hipertensi - perokok - Gizi Buruk - Riwayat terdahulu - Malnutrisi - Hidramnion - umur ibu < 20 tahun dan >35 tahun - jarak dua kehamilan yang terdekat - infeksi dan trauma

b. Faktor Janin - kehamilan ganda - kelainan kromosom - cacat bawaan - infeksi dalam kandungan - hidramnion - ketuban pecah dini

3. Klasifikasi Bayi berat lahir rendah dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu : Prematuritas murni, yaitu bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badan sesuai berat badan untuk usia kehamilan Dismaturitas, yaitu bayi dengan berat badan kurang dari berat badan yang seharusnya untuk kehamilan

4. Tanda Dan Gejala Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gram Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm, lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm, lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm Rambut lanugo masih banyak Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya Tumit mengkilap, telapak kaki halus Genetalia belum sempurna Tonus otot lemah sehingga bayi kurang aktif

j. Fungsi syaraf yang belum atau tidak efektif dan tangisnya lemah k. Verniks kaseosa tidak ada atau sedikit bila ada. 5. Penatalaksanaan Perawatan pada bayi berat lahir rendah (BBLR) : Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat. BBLR mudah mengalami hipotermi Mencegah infeksi dengan ketat , BBLR sangat rentan terkena infeksi ,biasakan mencuci tangan sebelum memegang bayi

c. pengawasan nutrisi /ASI , refleks menelan BBLR belum sempurna d. Penimbangan ketat, perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi bayi, oleh sebab itu penimbangan berat badan harus dilakukan dengan teratur. Kain yang basah secepatnya diganti dengan kain yang kering dan bersih Kepala bayi ditutup topi, beri oksigen bila perlu g. Tali pusat dalam keadaan bersih h. Beri minum dengan sonde/tetes dengan pemberian ASI i. Bila tidak mungkin infuse dektrose 10% + bicarbonas natricus 1,5% dan berikan antibiotik.

B. ASFIKSIA 1. Pengertian Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir , umumnya akan mengalami asfiksia pada saat dilahirkan. Asfiksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas scra spontan dan teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh hipoksia janin dalam uterus dan hipoksia ini berhubungan dengan faktor – faktor yang timbul dalam kehamilan, persalinan atau segera setelah bayi lahir.

2. Etiologi (faktor penyebab) - Faktor ibu : Pre eklampsia dan eklampsia, perdarahan abnormal ( plasenta previa dan solutio plasenta), partus lama atau partus macet, demam selama persalinan, infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV) kehamilan lewat waktu (sesudah 42 minggu kehamilan). - Faktor Tali pusat : Lilitan tali pusat, tali pusat pendek, simpul tali pusat atau prolapsus tali pusat. - Faktor Bayi : bayi prematur (sebelum 37 minggu kehamilan), Persalinan dengan tindakan (sungsang, bayi kembar, distosia bahu, ekstraksi vakum, ekstraksi forceps), kelainan bawaan (kongenital), air ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan).

3. Manifestasi Klinis Bayi tidak bernafas atau nafas megap – megap Denyut jantung kurang dari 100x/menit Tonus otot menurun Warna kulit kebiruan/sianosis, pucat Kejang Penurunan kesadaran tidak ada respon terhadap refleks rangsangan.

DIAGNOSIS Anamnesis : gangguan / kesulitan waktu lahir, lahir tidak bernafas/ menangis Pemeriksaan fisik Nilai Apgar.

Kriteria penilaian skor Apgar skor Apgar atau nilai Apgar (Apgar Score) adalah sebuah metode yang diperkenalkan pertama kali pada tahun 1952 oleh Dr.Virginia Apgar sebagai metode sederhana untuk secara cepat menilai kondisi kesehatan bayi baru lahir sesaat setelah kelahiran. Kata Apgar adalah singkatan dari Appearance, pulse, Grimace, Activity, respiration, yaitu warna kulit, denyut jantung, respon refleks, tonus otot/keaktifan, dan pernafasan.

NILAI 0 NILAI 1 NILAI 2 AKRONIM Warna kulit Seluruhnya biru Warna kulit tubuh normal merah muda, tetapi tangan dan kaki kebiruan Warna kulit tubuh , tangan, dan kaki normal merah muda, tidak ada sianosis appearance Denyut jantung Tidak ada <100 x/menit >100 x/menit pulse Respons refleks Tidak ada respon terhadap stimulasi Meringis/menangis lemah ketika distimulasi Menangis/ bersin/ batuk saat stimulasi saluran nafas grimace Tonus otot Lemah /tidak ada Sedikit gerakan Bergerak aktif Activity Pernafasan Lemah atau tidak teratur Menangis kuat, pernapasan baik dan teratur Respiratory

INTERPRETASI SKOR Tes ini umumnya dilakukan pada waktu satu dan lima menit setelah kelahiran, dan dapat diulangi jika skor masih rendah. Jumlah skor interpretasi catatan 7- 10 Bayi normal ---- 4 - 6 Agak rendah (asfiksia sedang) Memerlukan tindakan medis segera seperti penyedotan lendir yang menyumbat jalan nafas , atau pemberian oksigen untuk membantu bernafas 0 - 3 Sangat rendah (asfiksia berat) Memerlukan tindakan medis yang lebih insentif

4. PENATALAKSANAAN Resusitasi tindakan resusitasi bayi baru lahir mengikuti tahapan yang dikenal sebagai ABC resusitasi, yaitu - memastikan saluran terbuka : meletakkan bayi dalam posisi kepala defleksi, bahu diganjal 2-3cm, menghisap lendir di mulut , hidung dan kadang trachea. - memulai pernafasan : memakai rangsangan taktil untuk memulai pernafasan, memakai VTP bila perlu spt sungkup dan balon pipa atau mulut kemulut - mempertahankan sirkulasi : rangsangan dan pertahankan sirkulasi darah dengan cara kompresi.

C. SINDROM GAWAT NAFAS Pengertian sindrom gawat nafas pada neonatus (SGN) atau respiratory distress syndrome, merupakan kumpulan gejala klinis pada bayi baru lahir berupa kesulitan bernafas, yang ditandai dengan gejala utama takipnea (frekuensi pernafasan >60 x/menit) sianosis sentral (lidah biru pada suhu ruangan), retraksi dan merintih.

2. ETIOLOGI Kelainan Paru Aspirasi mekonium Pneumonia Perdarahan paru Sumbatan jalan nafas Kelainan metabolic Kelainan jantung

3. MANIFESTASI KLINIS Manifestasi klinis RDS tergantung pada kematangan paru sebagai faktor penyebab dan tentunya tergantung usia kehamilan saat bayi dilahirkan, semakin rendah berat badan dan usia kehamilan, semakin berat gejala klinis yang ditunjukan , gejala dapat tampak 24 jam pertama yaitu : - Dispneu - Merintih - Retraksi dinding dada - Sianosis - Hipoksia

4. PENATALAKSANAAN Pengobatan terhadap RDS meliputi tindakan pendukung yang sama dengan pengobatan bayi prematur dengan tujuan mengoreksi ketidak seimbangan Penanganan Awal : - berikan O2 2liter/menit - NGT - Iv fluid - injeksi vit K 1mg IM

Penanganan selanjutnya - Pemantauan suhu tubuh - Pemberian O2 - Berikan cairan parenteral (IV fluid) dengan dekstrose 5-10% (hr I dan III) elektrolit 2-4 mEq/kgBB/hr - Pencegahan infeksi dengan antibiotika - Pengisapan lendir saluran nafas.

D. HIPERBILIRUBIN PENGERTIAN Hiperbilirubin adalah suatu keadaan dimana kadar bilirubin dalam darah melebihi batas normal . Nilai normal bilirubin indirek 0.3 – 1.1 mg/dl, bilirubin direk 0.1 – 0.4 mg/dl.

2. ETIOLOGI Peningkatan kadar bilirubin dalam darah dapat terjadi karena keadaan sebagai berikut : - Pembentukan bilirubin yang berlebihan - kelainan struktur dan enzim sel darah merah - keracunan obat - gangguan fungsi hati yang disebabkan oleh beberapa mikroorganisme atau toksin yg dapat merusak sel hati dan sel darah merah seperti : infeksi toksoplasma, siphilis - penyakit hemolitik , yaitu meningkatnya kecepatan pemecahan sel darah merah, disebut juga ikterus hemolitik

3. KLASIFIKASI Ikterus Fisiologis adalah ikterus yang timbul pada hari kedua dan ketiga yang tidak mempunyai dasar patologis, dan akan sembuh pada hari ke – 7 penyebabnya organ hati yang belum matang dalam memproses bilirubin. Ikterus Patologis adalah suatu keadaan dimana kadar konsentrasi bilirubin dalam darah mencapai suatu nilai yang mempunyai potensi untuk menimbulkan kern ikterus bila tidak ditanggulangi dengan baik.

Kern Ikterus adalah suatu kerusakan otak akibat perlengketan bilirubin pada otak terutama pada korpus striatum, talamus, nucleus, subtalamus, nukleus merah, dan nukleus pada dasar ventrikulus IV. Ikterus prehepatik disebabkan oleh produksi bilirubin yang berlebihan akibat hemolisis sel darah merah Ikterus Hepatic disebabkan karena adanya kerusakan sel parenkin hati. Ikterus kolestatik disebabkan oleh bendungan dalam saluran empedu .

4. MANIFESTASI KLINIS Tanda dan gejala yang jelas pada anak yang menderita hiperbilirubin adalah ; 1. tampak ikterus pada kuku atau kulit dan membran mukosa 2. jaundice yang tampak dalam 24 jam pertama disebabkan oleh penyakit hemolitik pada bayi baru lahir, sepsis atau ibu dengan diabetik atau infeksi 3. ikterus adalah akibat pengendapan bilirubin indirek pada kulit yang cenderung tampak kuning terang atau orange, ikterus pada tipe obstruksi kulit tampak bewarna kuning kehijauan atau keruh. Perbedaan ini hanya dapat dilihat pada ikterus yang berat. 4. muntah ,warna urin gelap dan warna tinja pucat.

5. Perut membuncit dan pembesaran pada hati 6 5. Perut membuncit dan pembesaran pada hati 6. Pada permulaan tidak jelas , yang tampak mata berputar- putar 7. Letargik (lemas), kejang tidak mau menghisap 8. Dapat tuli , gangguan bicara dan retardasi mental 9. Bila bayi hidup pada umur lebih lanjut dapat disertasi kejang dan ketegangan otot.

5. PENATALAKSANAAN Pengawasan antenatal dengan baik dan pemberian makanan sejak dini ( ASI ) Menghindari obat yang meningkatkan ikterus pada masa kelahiran, contoh ; sulfaforazol, novobiosin Pencegahan dan pengobatan hipoksia pada janin Imunisasi yang baik pada bayi baru lahir. Pencegahan infeksi

E. SEPSIS NEONATORU,M PENGERTIAN Sepsis neonatorum adalah suatu infeksi bakteri berat yang menyebar keseluruh tubuh bayi baru lahir. berat lahir memegang peranan penting pada terjadinya sepsis neonatal , bayi dengan berat lahir rendah mempunyai resiko 3x lebih tinggi terjadi sepsis daripada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram.

2. ETIOLOGI - semua infeksi pada neonatus dianggap oportunistik dan setiap bakteri mampu menyebabkan sepsis - Mikroorganisme berupa bakteri, jamur, virus - pertolongan persalinan yang tidak higiene - faktor ibu : ketuban pecah sebelum waktunya, partus lama, infeksi intrapartum - faktor anak : berat badan lahir rendah, prematuritas, kecil untuk masa kehamilan, kehamilan kembar, dan lain - lain

3.MANIFESTASI KLINIS Tanda dan gejala sepsis neonatorum umumnya tidak jelas dan tidak spesifik. Tanda dan gejala sepsis neonatorum yaitu ; tanda dan gejala umum meliputi hipotermi, aktifitas lemah atau tidak tampak sakit, berat badan menurun tiba-tiba, distress pernafasan, gangguan kardiovaskuler, gangguan metabolik, gangguan neurologik

4. PENATALAKSANAAN 1. Perawatan Umum - tindakan aseptik seperti cuci tangan sebelum dan sesudah memeriksa bayi - pertahankan suhu tubuh sekitar 36,5 – 37’c - cairan diberikan dengan infus - jalan nafas harus bersih - lakukan perawatan bayi dan tali pusat dengan baik

2. Perawatan khusus - terapi O2 bila ditemukan sianosis, distress penafasan - pemberian cairan dan elektrolit. Pada keadaan umum yang jelek, diberikan secara parenteral sesuai dengan umur dan berat badan bayi, bila keadaan umum baik dapat diberikan nutrisi enteral secara bertahap dan parenteral dikurangi sampai kebutuhan rumatan terpenuhi peroral - atasi kejang - atasi hiperbilirubin - atasi anemia syok - pemberian antibiotik

F. NEONATUS DENGAN TRAUMA LAHIR Pengertian trauma pada bayi baru lahir adalah trauma yang diterima dalam atau karena proses persalinan. istilah trauma lahir digunakan untuk menunjukkan trauma mekanik dan anoksik, ba ik yang dapat dihindarkan maupun yang tidak dapat dihindarkan yang didapat pada masa persalinan dan kelahiran.

2. ETIOLOGI - makrosomia - mal presentasi ( bagian terendah janin yang tidak sesuai) - presentasi ganda ( bagian terendah janin lebih dari satu bagian ) - disproporsi sephalo pelvik (ketidaksesuaian panggul dengan kepala janin) - kelahiran dengan tindakan (proses persalinan yang tidak spontan tapi dengan menggunakan alat) - persalinan lama (persalinan yang lebih dari 24 jam) - persalinan presipitatus ( persalinan dimana gejala kala I tidak dirasakan sakit dan berakhir dengan lahirnya bayi - distosia bahu (kemacetan bahu)

PENYEBAB TRAUMA PERSALINAN trauma persalinan salah satunya terjadi akibat lamanya persalinan yang berlangsung, sehingga ibu merasakan sakit yang lama pula. Kemungkinan perlamaan ini disebabkan berbagai faktor. Faktor hambatan fisik : kecilnya lingkar panggul ibu sehingga bayi sulit keluar, penebalan rahim sehingga pembukaan berjalan sangat lambat, ketegangan vagina, sehingga vagina menjadi keras dan otot-otot saluran jalan rahim tidak lentur, pembukaan terhambat karena posisi janin sungsang.

- Faktor psikis : ibu yang kelewat emosional, tegang dan takut, sehingga darah dan energinya menjadi tidak kooperatif melancarkan proses persalinan, syaraf dan otot juga menegang sehingga jalan persalinan menjadi keras dan kaku.

3. Macam – macam trauma lahir a 3. Macam – macam trauma lahir a. trauma pada jaringan lunak : perlukaan pada bayi timbul pada persalinan dengan cunam atau vakum ekstraktor. b. kaput suksadaneum : pembengkakan pada suatu tempat dan kepala karena adanya tekanan pada kepala baik pada partus lama, persalinan vakum ekstrasi, biasanya menghilang dalam beberapa hari setelah lahir. c. Sephal hematoma : pembengkakan pada kepala karena adanya penumpukan darah yang disebabkan oleh perdarahan

G. KELAINAN KONGENITAL Pengertian kelainan kongenital atau kelainan bawaan atau cacat bawaan adalah kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang timbul sejak kehidupan hasil konsepsi sel telur. kelainan bawaan dapat dikenali sebelum kelahiran, pada saat kelahiran atau beberapa tahun kemudian setelah kelahiran.

2. FAKTOR PENYEBAB a. obat-obatan b. alkohol c. merokok d. narkoba e 2. FAKTOR PENYEBAB a. obat-obatan b. alkohol c. merokok d. narkoba e. faktor fisik didalam rahim f. faktor kromosom dan genetik g. Faktor Gizi

3. Macam – macam Kelainan Kongenital Labioskiziz dan labiopalatoskiziz adalah : kelainan yang terjadi selama masa perkembangan janin, jaringan mulut atau bibir tidak terbentuk sempurna Penatalaksanaan Posisi bayi jangan terlentang, kepala bayi ditegakkn sedikit Berikan makanan / minuman dengan menggunakan sendok Menjaga jangan sampai makanan tertelan ke paru- paru (aspirasi) Merujuk bayi

Atresia Ani Adalah : suatu kelainan bawaan dimana tidak terdapat lubang anus Etiologi : - ketidak normalan perkembangan janin dalam rahim selama kehamilan, dimana keadaan ini terjadi akibat kegagalan perkembangan sistem pencernaan dan sistem perkemihan Gejala : 1.mekonium tidak keluar 24-48 jam setelah lahir 2. tinja keluar dari vagina 3. kembung 4. kadang disertai muntah pada umur 24-48 jam 5. urin bercampur mekonium

Penatalaksanaan : 1. memberikan dukungan dan keyakinan pada ibu untuk tidak memberikan apapun pada bayi 2. melakukan colok anus untuk mengetahui keadaan anus 3. merujuk untuk penanganan lebih lanjut

1. mekonium keluar setelah lebih dari 24 jam Hisprung Adalah : suatu kelainan bawaan dimana tidak terbentuknya sel ganglion parasimpatis dari pelkus mesentruktus. Tanda / Gejala : 1. mekonium keluar setelah lebih dari 24 jam 2. distensi abdomen ( kembung) 3. muntah berwarna hijau 4. Bila anus dicolok , feces keluar menyemprot Penatalaksanaan : Untuk mengurangi distensi abdomen, anus dicolok supaya feces dapat keluar Apabila terjadi muntah, melakukan perawatan muntah agar tidak terjadi aspirasi Merujuk

Hidrosefalus Adalah : kelainan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospiral / penimbunan cairan serebrospiral yang berlebihan dalam otak. Etiologi : Adanya gangguan aliran cairan yang menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak sehingga menekan jaringan otak disekitarnya khususnya pusat yang vital. Penatalaksanaan : Rujuk

H. NEONATUS DENGAN KEJANG PENGERTIAN adalah : kejang yang timbul pada masa neonatus atau dalam 28 hari sesudah lahir. Kejang bukan suatu penyakit tetapi merupakan gejala dari gangguan saraf pusat, lokal atau sistemik Manifestasi kejang pada bayi baru lahir dapat berupa tremor, hiperaktif, kejang-kejang, tiba- tiba menangis melengking.

2. ETIOLOGI 1. Bayi yang tidak menangis pada waktu lahir adalah penyebab yang paling sering. 2. perdarahan pada otak sebagai akibat dari kekurangan oksigen atau trauma pada kepala. 3. kekurangan gula darah (hipoglikemia) 4. infeksi sekunder akibat bakteri dan non bakteri 5. adanya cidera persalinan 6. ikterus ( bayi kuning) 7. Infeksi saat kehamilan (TORCH).

3. MANIFESTASI KLINIK Tremor Hiperaktif Kejang-kejang Tiba-tiba menangis melengking Tonus otot hilang disertai dengan hilangnya kesadaran Pergerakan tidak terkendali

4. PENATALAKSANAAN Menjaga jalan nafas tetap bebas Mengatasi kejang secepat mungkin Mengobati penyebab kejang

TERIMA KASIH