Kontrak Kuliah Penyajian Ilmiah (PSL-511) Tugas penulisan karya ilmiah : 25% (berupa karya ilmiah telaah pustaka) telaah pustaka, atau proposal penelitian) Ujian Tengah Semester : 25% Tugas presentasi LT & poster : 25% Presentasi : 25%
Buku Acuan Abdullah, M. 2004. Menembus Jurnal Ilmiah Nasional & Internasional. Petunjuk Ringkas: Dari Penulisan Paper Koreksi Prof.. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Adnan, Z. Dan I. Zifirdaus. Merebut Hati Audiens Internasional: Strategi Ampuh Meraih Publikasi di Jornal Ilmiah. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Day, A. 1996. How to Get Research Published in Journals. Gower Publishing Ltd, Hampshire, England. Lindsay, D. 1988. A Guide to Scientific Writing. UI Press, Jakarta. Materka, P. R. Lokakarya & Seminar: Perencanaan, Pelaksanaan, Pemanfataan. Kanisius. Yogyakarta. Rifai, M. A. Pegangan Gaya Penulisan, Penyuntingan dan Penerbitan Karya IlmiahIndonesia. Gadjah Mada University Press. Swales, J. 2004. Research Genres: Exploration and Applications, Cambridge University Press, Cambridge, New York. Santoso, U. 2014. Kiat Menulis Artikel Ilmiah. Graha Ilmu, Yogyakarta Wiratno, T. 2003. Kiat Menulis Karya Ilmiah dalam Bahasa Inggris. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Format Tugas Karya Ilmiah Tugas Karya Ilmiah berupa Telaah Pustaka Sistematika: Abstrak, Pendahuluan, Isi Tulisan, Simpulan, Ucapan Terima Kash dan Daftar Pustaka Karya Ilmiah ditulis pada kertas A4, spasi ganda, 8-10 halaman, huruf time roman 12. Daftar pustaka minimal 10 buah Setiap artikel dikirim ke uripsantoso60@gmail.com Judul Artikel paling lambat 7 April 2015 Makalah paling lambat diterima tanggal 10 April 2015 Jika memungkinkan mengungkapkan masalah lingkungan hidup dan SDA di Provnsi Bengkulu Lihat: Jurnal Lingkungan: http://uwityangyoyo.wordpress.com Buku Pegangan: Santoso, U. 2014. Kiat Menulis Artikel Ilmiah.
Kondisi Publikasi Ilmiah di Indonesia Kontribusi ilmuwan Indonesia pada pengembangan ilmu hanya 0,012%. Apa sebabnya? Budaya akademik rendah! Rendahnya daya dukung institusi Rendahnya motivasi ilmuwan Indonesia.
Jenis Artikel dalam Jurnal Ilmiah Kata pengantar Artikel asli Artikel tinjauan Catatan penelitian Komunikasi cepat Isu terkini Surat pembaca Artikel hasil seminar Iklan
Memilih Jurnal untuk Publikasi Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan: Kualitas dan kuantitas hasil penelitian Jenis jurnal ilmiah Kualitas jurnal ilmiah Ruang lingkup penerbitan jurnal ilmiah Tujuan publikasi dari penulis
Tahapan Pemilihan Jurnal Pilih jenis jurnal Pilih jurnal ilmiah sesuai dg mutu hasil penelitian Evaluasi apakah pilihan kita sudah tepat Kiat memilih jurnal bagi pemula Pahami pedoman penulisan
PENGGALIAN DAN PERUMUSAN MASALAH Prof. Ir. Urip Santoso, S.I.Kom., M.Sc., Ph.D Ketua Senat Fakultas Pertanian, Unib
Pendahuluan Di Negara maju penelitian adalah ujung tombak. Mengapa Toyota memilih kijang? Penelitian sulit? Menulis sulit? Penelitian/ karya tulis bermula dari masalah kehidupan sehari-hari, kejelian, imajinasi.
Menggali masalah Dari kehidupan sehari-hari: lingkungan bukan buatan, lingkungan buatan, lingkungan sosial. Dari pembicaraan masyarakat luas yang sedang hangat. Dari prioritas nasional dan atau prioritas topik penelitian yang diminta oleh penyandang dana. Dari berbagai tulisan yang dimuat di berbagai media masa. Dari buku-buku pelajaran yang memuat berbagai teori, konsep, atau prinsip. Dari hasil-hasil penelitian. Dari diskusi-diskusi ilmiah, seminar, kuliah, wawancara Pengalaman pribadi atau orang lain. Praktek serta keinginan masyarakat. Ulangan serta perluasan penelitian.
Masalah yang Bisa Diangkat menjadi Topik Mempunyai arti penting. Kesimpulan yang dihasilkan mempunyai jangkauan luas dan dalam kurun waktu yang cukup panjang serta baru. Mempunyai daya tarik yang kuat. Secara operasional masalah itu bisa dan mungkin diteliti.
Kiat Menggali Masalah Masalah keterbatasan sarana dan prasarana Buat sesuatu yang tidak berguna menjadi sesuatu yang berguna. Buat sesuatu yang “usang” menjadi menarik, penting dan dibutuhkan atau menjadi baru. Buat sesuatu yang sederhana menjadi menarik dan penting.
Merumuskan masalah Menetapkan alternatif masalah. Mengadakan telaah kepustakaan dan studi pendahuluan. Pilih salah satu masalah yang terbaik. Telaah kepustakaan dan studi pendahuluan khusus. Pahami kait berkaitnya masalah. Nilailah luas sempitnya masalah. Tetapkan sudut pandang atau pendekatan (kerangka pemecahan masalah).
Pentingnya Perumusan Masalah Pembaca akan lebih mudah memahaminya. Tidak akan menimbulkan salah tafsir akan maknanya antara penyusun proposal dengan orang lain. Orang lain mudah melaksanakan penelitian tersebut. Mudah dipahami dan mudah diingat. Merupakan pedoman yang kuat bagi pelaksanaan penelitian. Membatasi masalah yang diteliti.
Teknik Pembuatan Perumusan Masalah Masalah biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan. Rumusan hendaklah jelas dan padat. Rumusan masalah harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah. Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat hipotesis. Rumusan masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian.
Merumuskan judul masalah harus tercantum dalam judul. Judul harus jelas, mudah difahami. Judul tidak perlu puitik. Judul ditulis singkat. Judul ditulis dalam kalimat berita. Judul ditulis dalam satu kalimat. Judul ditulis secara logik. Hindari mempergunakan singkatan. Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Judul sebaiknya disusun dari kata kunci primer.
Tahapan Penulisan Abstrak Tahap 1. menciptakan ruang penelitian, Tahap 2. menguraikan prosedur penelitian, Tahap 3. merangkum hasil penelitian dan, Tahap 4. mengevaluasi hasil penelitian.
Teknik Penulisan Pendahuluan Move 1 Establishing a territory (menetapkan bidang kajian) Step 1 (langkah 1) Claiming centrality (membuat klaim sentral) and/or Step 2 (langkah 2) Making topic generalization (s) (membuat generalisasi bidang kajian) and/or Step 3 (langkah 3) Review items of previous research (meninjau hasil penelitian sebelumnya). Move 2 Establishing a niche (menetapkan topik kajian) Step 1A Counter claiming (membuat sanggahan terhadap klaim peneliti lain, atau Step 1B Indicating a gap (menunjukkan kelemahan/kekurangan dalam literatur, atau Step 1C Question-raising (mengajukan pertanyaan), atau Step 1D Continuing a tradition (meneruskan tradisi). Move 3 Occupying the niche (menggambarkan kajian itu sendiri) Step 1A Outlining purposes (menyebutkan garis besar tujuan), atau Step 1B Announcing present research (menyatakan penelitian yang dilakukan sekarang). Step 2 Announcing principal findings (menyebutkan temuan-temuan utama) Step 3 Indicating research article structure (menjelaskan struktur naskah ilmiah).
Cara Lain Menulis Pendahuluan Tunjukkan permasalahan yang akan anda pecahkan. Tunjukkan pentingnya masalah tersebut dipecahkan. Tunjukkan alternatif pemecahan yang anda tawarkan. Uraikan mengapa anda menggunakan alternatif tersebut. Tulis hipotesis dan tujuan karya ilmiah anda.
Contoh Pendahuluan Move 1 Dewasa ini pengusaha broiler dihadapkan oleh tuntutan konsumen untuk memproduksi produk daging ayam yang rendah lemak, kolesterol dan trigliserida, bebas mikrobia patogen dan residu antibiotika serta bergizi tinggi. Tuntutan konsumen ini didasarkan oleh hasil penelitian yang menunjukkan adanya korelasi positif antara konsentrasi lemak seperti kolesterol dalam darah dengan resiko terkena penyakit atherosclerosis, jantung koroner, stroke dan penyakit metabolik lainnya (US Department of Health and Human Services, 2005; Willett, 2012). Tingginya deposisi lemak di abdomen, subkutan dan depot-depot lainnya juga menyebabkan turunnya tingkat keuntungan yang diperoleh industri ayam dikarenakan harga lemak yang lebih murah dibandingkan dengan karkas. Total depot lemak pada broiler 6% dari berat karkas yang akan menurunkan keuntungan industri pemotongan sebanyak 4%-6%. Selain itu, tingginya depot lemak akan meningkatkan biaya pengolahan lemak karena lemak di negara maju dan industri besar dinilai sebagai limbah yang harus diolah sebelum dibuang.
Contoh Pendahuluan Move 2 Upaya untuk menurunkan lemak baik pada daging broiler maupun pada telur telah banyak dilakukan, antara lain dengan menggunakan daun katuk dan ekstraknya (Santoso et al., 2005; Subekti, 2007). Meskipun daun katuk dan ekstraknya mampu menurunkan kadar lemak dalam daging broiler namun penurunannya masih di bawah 25%. Penurunan kadar lemak dan depot lemak akan memberikan arti yang nyata bagi industri dan konsumen apabila penurunannya mencapai di atas 25-30% (Food and Drug Administration, 1997). Selain itu, daun katuk dan ekstraknya cenderung menurunkan berat badan pada broiler meskipun tidak nyata. Secara ekonomis hal ini akan mengurangi keuntungan industri peternakan sebab di Indonesia harga daging broiler masih berdasarkan berat dan belum memperhitungkan kualitas dagingnya. Untuk itu perlu dicarikan upaya untuk memperbaiki zat gizi dan menurunkan zat antinutrisi pada daun katuk. Katuk mengandung senyawa antinutrisi seperti oksalat, saponin, tanin, oligosakarida, menghambat penyerapan kalsium (Suprayogi, 2000) dan menyebabkan kelainan paru-paru (Hasyimoto et al., 2013), sehingga pemanfaatan senyawa aktif dan zat gizi kurang optimal.
Contoh Pendahuluan Move 3 Salah satu cara untuk mengurangi dampak negatif tersebut adalah dengan melakukan biofermentasi daun katuk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fermentasi bahan pakan dengan mikroorganisme mampu meningkatkan zat-zat gizi dalam bahan pakan dan meningkatkan penggunaan bahan pakan tersebut bagi unggas, kadar protein dan protein terlarut serta memecah protein menjadi senyawa yang lebih sederhana seperti peptide dan asam amino (Susi, 2012; Lahay dan Rinduwati, 2007), meningkatkan kecernaan protein kasar dan lemak kasar (Sukaryana et al., 2011), memperbaiki keseimbangan asam amino (Ari et al., 2012; Susi 2012), menurunkan kadar serat kasar (Lahay dan Rinduwati, 2007) dan menurunkan kadar zat antinutrisi seperti trypsin inhibitor (Ari et al., 2012; Ibrahim et al., 2002), oligosakarida (Ibrahim et al., 2002), tanin (Olaniyi dan Mehdizadeh, 2013) dan asam fitat (Ari et al., 2012; Ibrahim et al., 2002; Olagunju dan Ifesan, 2013), senyawa fenol, phytin phosphorus dan oksalat (Olagunju dan Ifesan, 2013), saponin (Olaniyi dan Mehdizadeh, 2013), alkaloid (Shu et al., 2010). Fermentasi oleh Lactobacillus atau Saccharomyces cereviceae (Dordevic et al., 2010) dan Bacillus subtilis (Juan dan Chou, 2010) meningkatkan sifat antioksidan Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sejumlah mineral mampu ditingkatkan ketersediaannya dengan biofermentasi.