Pentingnya Sosialisasi Perkembangan Budaya Politik Beranda Pentingnya Sosialisasi Perkembangan Budaya Politik PKn Kelas XI Semester 1 SK / KD Indikator Materi Latihan Uji Kompetensi Referensi Selesai www.psb-psma.org Ikhlas Berbagi Rela Memberi
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 1. Menganalisis Budaya Politik di Indonesia Kompetensi Dasar 1.3. Mendeskripsikan pentingnya sosialisasi perkembangan Budaya Politik.
Indikator Pencapaian Menjelaskan makna sosialisasi budaya politik Mendiskrisikan pentingnya sosialisasi politik dan proses Sosialisasi Politik Menguraikan mekanisme sosialisai perkembangan budaya politik Menjelaskan sosialisasi Politik Wujud Budaya Politik Mengidentifikasi nilai-nilai yang harus diperhatikan dalam Penerapan Budaya Politik Menunjukkan peran serta masyarakat dalam budaya politik Mengidentifikasi kan fungsi - fungsi partai politik
A. Pentingnya sosialisasi perkembangan Budaya Politik. 1. Makna sosialisasi budaya politik Makna sosialisasi budaya politik Sosialisasi budaya politik Fungsi sosialisasi budaya politik Mekanisme sosialisasi politik
Pengertian Umum Sosialisasi Politik : Kata ”sosialisasi” dalam konsep ilmu pengetahuan, merupakan hal tingkah laku yang berkenaan dengan proses yang rumit bagaimana individu belajar tentang dan berperilaku seperti yang diharapkan oleh masyarakatnya.
Melalui sosialisasi, suatu kebudayaan dapat diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Oleh sebab itu, ada 3 (tiga) sifat dasar mengapa sosialisasi dipelajari : manusia tidak akan bisa hidup tanpa bantuan dari orang lain. secara ekstrem dapat dikatakan, bahwa manusia tidak mempunyai naluri sehingga sebagian besar peri laku yang diperlukan untuk kelangsungan hidupnya harus dipelajari.
c. Karena ketiadaan naluri tersebut, manusia harus belajar mengendalikan hubungannya dengan sesamanya, yaitu dengan hidup menurut nilai-nilia dan peranan bersama. Sosialisasi politik adalah proses dengan mana individu-individu dapat memperoleh pengetahuan, nilai-nilai, dan sikap-sikap terhadap sistem politik masyarakatnya. Peristiwa ini tidak menjamin bahwa masyarakat mengesahkan sistem politiknya, sekalipun hal ini mungkin bisa terjadi. Sebab hal ini bisa saja menyebabkan pengingkaran terhadap legitimasi.
2. Pentingnya sosialisasi politik Memberikan indikasi umum hasil belajar tingkah laku individu dan kelompok dalam batas-batas yang luas, dan lebih khusus lagi, berkenaan pengetahuan atau informasi, motif-motif (nilai-nilai) dan sikap-sikap. sosialisasi itu tidak perlu dibatasi pada usia anak-anak dan remaja saja (walaupun periode ini paling penting), tetapi sosialisasi berlangsung sepanjang hidup.
c. sosialisasi merupakan prakondisi yang diperlukan bagi aktivitas sosial, dan baik secara implisit maupun eksplisit memberikan penjelasan mengenai tingkah laku sosial.
3. Proses Sosialisasi Politik Perkembangan sosiologi politik diawali pada masa kanak-kanak atau remaja. Hasil riset David Easton dan Robert Hess mengemukakan bahwa di Amerika Serikat, belajar politik dimulai pada usia tiga tahun dan menjadi mantap pada usia tujuh tahun Manifestasi ini diikuti oleh simbol-simbol otoritas umum, seperti agen polisi, presiden, dan bendera nasional. Pada usia sembilan dan sepuluh tahun timbul kesadaran akan konsep yang lebih abstrak, seperti pemberian suara, demokrasi, kebebasan sipil, dan peranan warga negara dalam sistem politik.
Dalam Proses Sosialisasi Politik, metode yang kerap digunakan dapat berupa Pendidikan Politik dan Indoktrinasi Politik. Pendidikan politik melalui suatu proses dialog sehingga masyarakat mengenal nilai, norma, dan simbol politik. Indoktrinasi Politik ialah proses sepihak ketika penguasa memobilisasi dan memanipulasi warga masyarakat untuk menerima nilai-nilai, norma, dan simbol yang dianggap oleh pihak yang berkuasa ideal dan baik.
Easton dan Dennis mengutarakan ada 4 (empat) tahap dalam proses sosialisasi politik dari anak, yaitu sebagai berikut. Pengenalan otoritas melalui individu tertentu, seperti orang tua anak, presiden dan polisi. 2. Perkembangan pembedaan antara otoritas internal dan yang ekternal, yaitu antara pejabat swasta dan pejabat pemerintah.
c. Pengenalan mengenai institusi-institusi politik yang impersonal, seperti kongres (parlemen), mahkamah agung, dan pemungutan suara (pemilu). d. Perkembangan pembedaan antara institusi-institusi politik dan mereka yang terlibat dalam aktivitas yang diasosiasikan dengan institusi-institusi ini.
Keluarga (family) Sekolah Partai Politik Kelompok bermain, Sarana alat yang dapat dijadikan sebagai perantara/sarana dalam sosialisasi pengembangan budaya politik : Keluarga (family) Sekolah Partai Politik Kelompok bermain, pekerjaan, media massa
4. MEKANISME SOSIALISAI PERKEMBANGAN BUDAYA POLITIK Menurut Robert Le Vine ada 3 yaitu : Instruksi, mengacu pada proses sosialisasi melalui proses pembelajaran formal, informal, dan non formal, Motivasi, proses sosialisasi yang berkaitan dengan pengalaman individu. Imitasi, proses sosialisasi melalu peniruan terhadap perilaku yang ditmpilkan individu-individu lain.
Menurut Robert Le Vine, terdapat 3 (tiga) faktor masalah penting dalam sosialisasi politik pada masyarakat berkembang Pertumbuhan penduduk di negara-negara berkembang dapat melampaui kapasitas Sering terdapat perbedaan yang besar dalam pendidikan dan nilai-nilai tradisional antara jenis-jenis kelamin, sehingga kaum wanita lebih erat terikat pada nilai tradisonal. Adalah mungkin pengaruh urbanisasi, yang selalu dianggap sebagai satu kekuatan perkasa untuk menumbangkan nilai-nilai tradisional.
5. Sosialisasi Politik Wujud Budaya Politik Aktif mengontrol dan memberikan masukan kepada pemerintah Aktif dalam kegiatan pemilu Berperan dalam diskusi Politik Berperan dalam kegiatan pembangunan Mendukung pemerintah yang sedang berkuasa
6. Nilai-nilai yang harus diperhatikan dalam Penerapan Budaya Politik (Miriam Budiardjo) : Menyelesaikan masalah dengan damai Menjamin perubahan secara damai Pergantian pemimpin sesuai aturan/teratur Membatasi pemakaian kekerasan Mengakui dan menganggap wajar adanya keanekaragaman Menjamin tegaknya keadilan
7. Peran serta masyarakat dalam budaya politik diwujudkan dengan tindakan-tindakan sebagai berikut : Menggunakan hak Politik Tahu hak dan kewajiban Toleransi yang tinggi Berjiwa besar dan lapang dada Utamakan musyawarah Menyampaikan hak demokrasi sesuai aturan Berpartisipasi terhadap kegiatan di lingkungan Mengakui dan memandang wajar adanya keanekaragaman pendapat
8. Fungsi Utama Partai Politik Fungsi lain PARPOL: Sosialisasi politik, Rekrutmen politik Partisifasi politik, Pemaduan kepentingan Komunikasi politik, Pengendalian politik Kontrol politik
Latihan Jelaskan pengertian sosialisasi politik ! Untuk mencapai budaya politik yang kodusif, maka diperlukan mekanisme atau metode sosialisasi politik yaitu melalui pendidikan politik dan indoktrinasi, jelaskan masing - masing mekanisme tersebut ! Kemukakan menurut pendapatmu mekanisme sosialisasi politik yang manakah yang lebih tepat ? Apakah pendidikan politik atau indoktrinasi ? Jelaskan ! Apakah peranan partai politik dalam kehidupan demokrasi di Indonesia ? Jelaskan fungsi dan peranan partai politik !
Referensi Windu Siregar, dkk. (2008) Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMA/MA Kelas 2, Jakarta, PT. Galaxy Puspa Mega Bambang Suteng (200&), Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XI SMA, Jakarta : terbitan Erlangga. H. Suroto dan Doddy Rudianto (2003), Partai-Partai Politik di Indonesia, Jakarta, Penerbit Citra Mandala Pratama. Alfian dan Nazaruddin sjamsudddin, (2000), Profil Budaya Politik Indonesia, Jakarta, PT. Pustaka Utama Grafiti. Aim Abdulkarim (2006), Kewarganegaraan Untuk SMA Kelas XI, Bandung, Penerbit Grafindo Media Pratama. UU Pemilu dan UU Partai Politik Drs. Hasim. M. (2007) Pendidikan Kewarganegaraan kelas XI , Quadra, Jakarta.
Sekian Penyusun Drs. Sukri, M.Pd Editor Joko Pitoyo, .S.Pd