Patologi Kelainan/Penyakit/Gangguan pada Susunan Saraf Tepi

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Standar Kompetensi yang harus dicapai:
Advertisements

PATOLOGI UMUM PATOLOGI ANATOMI.
PATOLOGI UMUM PATOLOGI ANATOMI.
PENUAAN SEL.
Tiga dari hal2 yg ada dibawah ini terdapat pd klien
Oleh : Titian Rakhma Pembimbing : dr. Diah Kurnia Mirawati Sp.S(K)
STRETCHING LENNY.
Posterior Interosseous Neuropathy: Electrodiagnostic Evaluation
PENATALAKSANAAN CIDERA MEDULA SPINALIS
RESPON TUBUH TERHADAP CEDERA
DEGENERASI DAN NEKROSIS SEL
REGENERASI PADA ORGAN Win darmanto, Ph.D..
Standar Kompetensi yang harus dicapai:
Selamat Siang...
Patologi Umum.
DIACONT.
Oleh : dr. Irfan Rahmanto
PENGENALAN UMUM CEDERA OLAHRAGA
oleh dr.Zulkarnain Edward MS PhD
Oleh Rezqi Handayani, S.Farm., M.P.H., Apt
KISTA GINJAL Rudy Afriant Bagian Ilmu Penyakit Dalam
PENYAKIT GINJAL Kelompok 10 : Nisatin Asila (D )
LESI PLEKSUS BRACHIALIS PADA BAYI
PEMANFAATAN MIKROBA BAKTERI Lactobacillus sp PADA BIDANG KESEHATAN
Kelainan pada sistem saraf
RETINOBLASTOMA.
PERINTANG GANGLION DISUSUN OLEH : KELOMPOK V FANI NOVITA FIRDA ARISNA
oleh Prof. Suganda Tanuwidjaja, dr., SpA(K)
PATOFISIOLOGY SEMESTER IV KE - 12.
Syok.
Development and Plasticity of the Brain
PENYAKIT MATA PERMASALAHAN KESEHATAN MASYARAKAT
Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Dalam Masa Persalinan
Sindrom Guillain–Barré
KEGANASAN DARAH ( LEUKEMIA ).
JARINGAN HEWAN Apa itu Jaringan ?
PENANGANAN FISIOTERAPI PADA PENDERITA GANGGUAN HERNIA DISKUS
Sindrom Nefrotik Sindrom nefrotik merupakan sindrom klinis yang menunjukkan ciri khas dengan proteinuria berat dan hipoalbuminemia atau hipoproteinemia.
KEGAWAT DARURATAN PADA TRAUMA ABDOMEN
Minggu ke-4 JARINGAN TUMBUHAN.
SISTEM KOORDINASI MANUSIA
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN FRAKTUR
SKENARIO 3.
FARMAKOKINETIKA 7 September 2013
EPILEPSI.
DIABETES MELITUS Oleh Firda ayuningtyas Farhaniatullael F.S
Karateristik penderita polineuropati yang dirawat di RSUD. Undata Palu
ANESTESI pada trauma medulla spinalis
FISIOLOGI PENYEMBUHAN LUKA
Dr. Yusmardiati Apa itu TEKANAN DARAH TINGGI? Meningkatnya tekanan darah dalam jangka waktu lama dengan Tekanan darah lebih dari 120/80 mmHg. Meningkatnya.
Anemia pada Remaja Puteri Siti Fathimatuz Zahroh UPT Puskesmas Karangmojo II.
HIPERTENSI (TEKANAN DARAH TINGGI)
dr. Nurtakdir Setiawan, Sp.S
CEDERA JARINGAN LUNAK Yang termasuk dalam kelompok jaringan lunak antara lain kulit, jaringan lemak, pembuluh darah, jaringan ikat, membran, kelenjar,
Perkembangan & Keplastisan Otak
KONSEP LUKA Esti Widiani.
GANGGUAN HAID DAN SIKLUSNYA
Dr. Iwing Dwi Purwandi, M.M.R. ORGANISASI SELMODALITAS CEDERA SELSEL YANG DISERANG PERUBAHAN MORFOLOGI PADA SEL CEDERA SUBLETAL KALSIFIKASI PATOLOGI SEL.
Anemia pada Remaja Puteri Puskesmas Cipedes dr Rinny Oktafiani 2017.
LISTRIK PADA MAKHLUK HIDUP
CEREVASKULER ATTACK (CVA)
Restuningtyas Saraswati Agustina Ririn W Deora Novianti Yustina Sri Lestari.
Anemia pada Remaja Puteri dr. Aris Rahmanda UPTD Puskesmas Bojong Rawalumbu – Peserta Dokter Intership Indonesia 2016.
DIABETES MELLITUS : Kenali, cegah, dan kendalikan Dr. Ema Mayasari UPTD PUSKESMAS TELAGASARI.
dr. Denny Armin Apa itu TEKANAN DARAH TINGGI? Meningkatnya tekanan darah lebih dari 140/90 dalam 2 waktu pengukuran Meningkatnya tekanan darah.
Trauma Kepala Nikmatullah Ridha. Definisi Cedera kepala merupakan cedera kepala yang meliputi trauma kulit kepala, tengkorak, dan otak (Morton, 2012).
Apa itu TEKANAN DARAH TINGGI? Meningkatnya tekanan darah dalam jangka waktu lama dengan Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg. Meningkatnya tekanan darah.
CHAIRANISA ANWAR, SST., MKM
DEFINISI  Syok merupakan kegagalan sirkulasi tepi menyeluruh yang mengakibatkan hipotensi jaringan.  Kematian karena syok terjadi bila kejadian ini.
Apa itu TEKANAN DARAH TINGGI? Meningkatnya tekanan darah dalam jangka waktu lama dengan Tekanan darah lebih dari 120/80 mmHg. Meningkatnya tekanan darah.
Transcript presentasi:

Patologi Kelainan/Penyakit/Gangguan pada Susunan Saraf Tepi

Penyebab gangguan SST Trauma & entrapment Infeksi/penyakit/peradangan Keracunan (bahan kimia, overdosis obat, narkoba, makanan) Kelainan vaskuler Kegananasan/neoplasma Kelainan jaringan ikat (RA, SLE) Kelainan metabolisme (diabetik) Degeneratif Herediter Kongenital Tak diketahui

Bentuk/jenis kelainan Mononeuropati Multiplex mononeuropati Polineuropati Neuritis Neuralgia

Pola cedera saraf traumatika Kerusakan bisa tjd pd: akson, selubung myelin, selubung saraf, jaringan penyokong (jar sekitar), sirkulasi darah Tingkatan kerusakan: neurapraksia, aksonotmesis dan neurotmesis Proses kerusakan/patologi: degenerasi wallerian yang bisa diikuti dengan regenerasi wallerian

Klasifikasi Cedera Saraf Seddon (1943) Sunderland (1951) -------------------------------------------------------------------------------------- Neurapraksia I Blok konduksi [degn. Wallerian (-)] Aksonotmesis II Diskontinuitas aksonal III Disrupsi aksonal + endoneurial ------ IV Ruptur perineurial,Disrupsi fasikel Neurotmesis V Diskontinuitas batang saraf

Neuropraksia /neurapraksia (grade I) Paling ringan, hanya terjadi bloking konduksi saraf Tak ada kerusakan pada akson dan selubung myelin, tak terjadi degenerasi saraf (degenerasi wallerian) Paralisis sementara, menghilang seiring hilangnya tekanan Diakibatkan kontusi, seperti pada fraktura, atau kompresi, seperti pada 'palsi malam Minggu'. Respon normal pd stimulasi listrik distal lesi, respon lambat/tak ada respon pd stimulasi listrik proksimal lesi Waktu pemulihan berkisar 1 – 4 bulan

2. Aksonotmesis Terbagi atas tiga grade, yaitu: Grade II : diskontinuitas aksonal Kerusakan pada akson; selubung saraf utuh Grade III : disrupsi aksonal + endoneurial Kerusakan pada akson; selubung saraf dalam Grade IV : ruptur perineurial + fasikel Kerusakan pada akson sd selubung saraf luar Terjadi proses degenerasi wallerian Karena penetrasi peluru atau tusukan, traksi atau kompresi dengan disertai iskemia Respon berubah/tak normal pd stimulasi listrik Waktu pemulihan 4-9 bulan

3. Neuronotmesis/neurotmesis (grade V) Paling berat (diskontinuitas batang saraf atau batang saraf terputus seluruhnya) Kerusakan pada akson dan seluruh selubung saraf Terjadi proses degenerasi wallerian Penyebab sajatan, tusukan, traksi ataupun penyuntikan saraf yang diikuti pembentukan skar Respon berubah/tak normal pd stimulasi listrik Waktu pemulihan 9-12 bulan

Degenerasi Wallerian Diawali dr tempat lesi ke distal akson sampai ke “end organ” Ke proksimal: berhenti pd node of ranvier pertama Akson disintegrasi, myelin pecah -> globulus: lipid & protein Proses degenerasi lengkap 2-3 minggu

Regenerasi Neurofibril di proksimal lesi tumbuh ke distal Proliferasi sel schwan, dikelilingi plasma -> selubung myelin Proses perlahan-lahan; awal: 1-1,5 mm/hr (1 inchi per bulan), makin lama makin pelan dan mungkin berhenti/tidak regenerasi lagi.

Faktor yang mempengaruhi regenerasi saraf Usia Pasien lebih muda memiliki kapasitas intrinsik yang lebih besar untuk re-edukasi sensibilitas dan adaptabilitas motor dibanding pasien lebih tua. Jarak Dari End Organ Makin proksimal cedera, makin panjang denervasi dari jaringan distal dan makin lambat pemulihan fungsi. Diharapkan bahwa regenerasi akson paling pesat pada tahun pertama setelah cedera pada orang dewasa, namun interval antara cedera dan reinervasi end organ lebih lama dari 4-5 tahun maka pemulihan fungsional akan terbatas Cedera yang Menyertai luas cedera, jarak cedera, Terkenanya lebih dari satu saraf, Defisiensi vaskuler berat atau osteomielitis berat yang merusak jaringan lunak sekitar saraf, berperan pada infiltrasi fibrotik dan penyembuhan yang terlambat Mekanisme cedera Cedera saraf yang berhubungan dengan traksi atau regangan mempunyai prognosis lebih buruk dibanding akibat fraktura, Laserasi, injeksi dan tusukan merupakan cedera kecepatan rendah yang sering tidak memperlihatkan pemulihan spontan setelah cedera inisial Faktor tropik Berbagai faktor trofik yang memperngaruhi regenerasi saraf telah diketahui. Diantaranya faktor pertumbuhan saraf (nerve growth factor) serta faktor penumbuh akson (akson outgrowth factor) Faktor Kondisi umum dan bagusnya sirkulasi darah

Demyelinisasi segmental Selubung myelin rusak tersebar acak, tanpa ada kerusakan akson Lesi primer mempengaruhi sel schwan Prognosis baik, akson tak rusak & otot masih inervated

Degenerasi distal akson Kerusakan pada akson dan atau sel body Akibat sekunder: hilangnya selubung myelin Sel body rusak, re-inervasi terjadi dari saraf di sekitarnya melalui sistem sinapsis