DIGITAL ORTHOPHOTO
Pengertian Orthofoto Digital (Digital Orthophotograph) Orthofoto digital adalah tidak lain adalah citra orthofoto yang disimpan dalam format digital dalam bentuk baris dan kolom pixel yang berisi nilai reflektans. Makin tinggi resolusinya berarti makin kecil ukuran pixel namun makin besar ukuran file datanya. Orthofoto mempresentasikan proyeksi orthografik (orthogonal) dimana efek kemiringan dan pergeseran relief sudah terkoreksi. (efek beda tinggi obyek seperti gedung tinggi tidak dikoreksi !) Orthofoto diperoleh melalui proses rektifikasi diferensial foto udara
Sumber data yang dibutuhkan untuk memperoleh Orthofoto Digital Foto udara dalam format raster/ digital sebagai sumber data Digital Elevation Model (DEM/ DTM) dari daerah ybs yang diperlukan untuk mengoreksi efek pergeseran relief. Titik Kontrol Tanah, untuk mengoreksi kemiringan kamera dan pengaturan skala Data Kalibrasi Kamera, untuk mengoreksi adanya distorsi lensa dan ketidak sempurnaan komponen kamera.
PENGGUNAAN JENIS FOTO UDARA Beberapa Jenis Foto Udara yang dapat digunakan untuk Orthofoto : B/W – Hitam putih, storage 1/3 colour Berwarna (Colour), meskipun storage lebih besar namun bagi kebanyakan orang lebih mudah digunakan untuk mengenali obyek yang tampak pada foto. Colour Infrared : sensitive terhadap warna hijau, merah dan daerah “near infrared”. Contoh : seperti vegetasi akan tampak merah,
Ukuran dan Cara Penyimpanan Data Skala peta akhir yang optimum biasanya sekitar 5 s/d 9 kali perbesaran dari citra orthofotonya. Sedang ukuran file orthofoto tergantung dari resolusi citranya, makin besar resolusi suatu citra akan makin besar ukuran filenya. Rekomendasi : B/W disimpan dalam 8 bit (1 byte) data biner (0 – 255 derajat keabuan/ gray scale), dimana 0 = hitam, 255 = putih Colour disimpan dalam 24 bit (3 bytes) data biner
JENIS KOREKSI PADA PROSES ORTHOFOTO Koreksi GEOMETRIK : - Koreksi efek kemiringan (tilt) - Koreksi efek pergeseran relief - Pengaturan/ Koreksi skala Koreksi Radiometrik : - Pengaturan Kontras - Colour balancing - Dodging - noise filtering - Edgematching
Faktor Ketelitian Orthofoto Tergantung dari : Ketelitian Titik Kontrol Tanah Ketelitian DTM, pada saat pembentukannya Densitas titik DTM, untuk daerah berbukit/ undulated spasi lebih rapat, sedang untuk daerah datar dapat lebih jarang. Kerapatan titik DTM (spasi antar titik) untuk orthofoto tidak serapat seperti yang dibutuhkan untuk penurunan garis kontur secara digital.
Lanjutan Faktor Ketelitian Faktor Ketelitian Orthofoto antara lain : Image Completeness, yang paling menonjol adalah akibat adanya awan sehingga sebahagian area tertutup (tidak ada informasi) Image Stretch (Blurring, also called image smear), biasanya terjadi pada pinggiran foto atau adanya spike/ anomali pada DTM yang digunakan Image Distortions, timbul pada daerah yang perbedaan tingginya berubah secara drastis/ cepat, misalnya pada fly over. Double Image, kemungungkinan kesalahan pada DTM (data lebih tinggi) atau saat mosaicking dua orthofoto yang bersebelahan Missing Image, seperti pada double image, namun DTM memberikan data yang lebih rendah)
Lanjutan Faktor Ketelitian 6. Inaccurate Planimetry, disebabkan kemungkinan ketidak telitian kontrol planimetris. 7. Image Replication, timbulnya perbedaan setting radiometrik yang disebabkan oleh sistem setting video monitor yang digunakan.
Tahapan Kerja Ortorektifikasi Digital (1) Penyiapan data, Orientasi dalam, Pembuatan DEM Resampling (Otomatis) Pembuatan Mosaik Foto
Tahapan Kerja Ortorektifikasi Digital (2)
Tahapan Kerja Ortorektifikasi Digital (3)
Tahapan Kerja Ortorektifikasi (3) Persiapan Data yang dibutuhkan dalam proses ortorektifikasi digital diantaranya adalah : Foto udara hampir tegak (bukan foto udara miring) File Kamera yang berisi data kalibrasi kamera Data orientasi kamera - φ (phi), (omega dan) κ (kappa) atau file GCP dalam koordinat 3 dimensi (XYZ) Earth Resource Mapping Ltd
Foto Udara Hampir Tegak (1) Dengan tinggi terbang yang cukup, maka pergeseran relief minimal dan hanya disebabkan oleh variasi topografi √ X
Foto Udara Hampir Tegak (2) Dengan tinggi terbang yang cukup, maka pergeseran relief menjadi minimal dan hanya disebabkan oleh variasi topografi. Untuk itu skala foto yang diinginkan perlu dipertimbangkan. Contoh :
Data kalibrasi kamera (1) Pada umumnya tersimpan sebagai “metadata” dimana pada foto udara digital, terdapat data tambahan berupa data tanda fiducial (pada kamera digital, data ini dapat diperhitungkan)
Data kalibrasi kamera (2)
Data kalibrasi kamera (3)
Pertanyaan ?
DEM (1) Pada proses orthorektifikasi, data ketinggian berfungsi “memandu” komputer dalam memproses resampling piksel dari foto udara
DEM (2)
Resampling (1) Proses resampling merupakan proses pemberian nilai dari piksel pada citra masukan ke piksel pada citra keluaran. Dalam proses orthorektifikasi, proses resampling dilakukan untuk “memperbaiki” pengaruh pergeseran relief pada citra Baik itu pada ortorektifikasi foto tunggal maupun model foto, proses resampling menggunakan nilai piksel dari foto udara yang menjadi citra masukan.
Resampling (2)
Resampling (3)
Resampling (4) Jenis – jenis resampling : Nearest neighbour : Menggunakan nilai dari piksel pada citra masukan yang terdekat dengan koordinat suatu piksel pada citra keluaran. Bilinear: Menggunakan nilai rata-rata dari 4 piksel pada citra masukan di sekitar koordinat piksel citra keluaran. Menghasilkan citra yang lebih halus Cubic convolution: Sama dengan bilinear, namun menggunakan 16 piksel di sekitar citra keluaran.
Bilinear interpolation Resampling (5) Nearest Neighbour Bilinear interpolation Cubic Convolution
Resampling (6) Hasil yang diharapkan dari proses ortorektifikasi adalah foto udara yang terkoreksi dari pengaruh pergeseran relief.
Pertanyaan ?