PERAN MEDIA & KOMUNITAS MENGAWAL PEMILIHAN KEPALA DAERAH BERKUALITAS

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Fenomena Komunikasi Massa
Advertisements

ANALISIS & DIAGNOSIS SITUASI (SOSIAL)
PENGAWASAN PEMILU & PERAN MAHASISWA
TANGGUNG JAWAB MAHASISWA DALAM MENCEGAH PERILAKU KORUPSI DI INDONESIA
Nama Dosen : Bpk Mujiyono
Mata Kuliah. : Pancasila Dosen
Komunikasi Organisasi
Universitas Dian Nuswantoro
Fungsi Sosial & Psikologis Media Massa di Prancis Bernadeta S. Utami Sumber: Albert, Pierre La presse française. Paris: La documentation française.
Mengapa Analisis Media itu Penting?
Resolusi Konflik dan Proses Perdamaian
TEMU VI.
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Teori Normatif Pers 2.
KONSEP-KONSEP PERILAKU
TEORI KOMUNIKASI KRITIS
PAPARAN STAF AHLI MENDAGRI BIDANG POLITIK, HUKUM DAN
EKONOMI POLITIK MEDIA Manajemen Media TV Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta Fasilitator: Danang Trijayanto.
Universitas Dian Nuswantoro
Fenomena Komunikasi Massa
Media Massa dan Demokratisasi
Komunikasi Massa.
Teori Normatif Tentang Struktur dan Penampilan Media Pertemuan 17 & 18
Pilkada Serentak dan Penguatan Demokrasi
Komunikasi Organisasi
Perubahan Sosial & Dinamika Pemerintahan
PELAKSANAAN INTERVENSI MAKRO
Opini Publik.
Hakikat Ruang Publik & Opini Publik
Fenomena Komunikasi Massa
PARTISIPASI POLITIK DALAM DISTRIBUSI DAN ALOKASI SUMBER POLITIK
Komunikasi Politik “Tujuan Komunikasi Politik”
Seleksi Kepemimpinan Politik
MEDIA, PELAYANAN PUBLIK DAN LOGIKA POLITIK Pertemuan 10
MEMAHAMI DAN MENGEVALUASI TEORI KOMUNIKASI MASSA
Kajian Sosial Iklan “Realitas Iklan Politik”
MASA ANAK SEKOLAH Materi Pertemuan 2.
BUDAYA POLITIK DI I N D O N E S I A
J. Kristiadi (Peneliti Senior CSIS, Jakarta)
CITRA PERUSAHAAN.
PENDAHULUAN: PENDEKATAN DALAM MEMAHAMI KEKUATAN POLITIK DI INDONESIA
UNIVERSITAS MERCUBUAN YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI 2014 PERTEMUAN KE 11 & 12 KOMUNIKASI & OPINI PUBLIK.
Advokasi pada Pembuat Opini & Media Massa
Kuliah 6 Editorial dan Penyuntingan Berita
Apa dan Mengapa Demokrasi?
TEORI BELAJAR HUMANISTIK
ADVOKASI PADA PEMBUAT OPINI & MEDIA MASSA
Eksistensi Media Dalam Pemberantasan Korupsi
Pengantar Public Relations VI. PR & Citra
Media dan Opini Publik Rofiuddin
KPU Provinsi Jawa Tengah
Evaluasi Pemilukada Di Jawa Tengah Tahun 2010
Masyarakat madani.
KULIAH 7 Rational Choice Theory Dua teori dalam pergerakan sosial ini adalah teori-teori yg berbeda dari teori mobilisasi sumber daya (RMT) karena dalam.
Mahasiswa dan Pemilihan umum
IDENTITAS, CITRA & REPUTASI
Advokasi pada Pembuat Opini & Media Massa
KEKUATAN POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIK
KONSUMSI TEKS.
BUDAYA POLITIK.
KOMUNIKASI POLITIK DAN OPINI PUBLIK
PILKADA DILIHAT DARI INTEGRITAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH
Nilai-Nilai Pendidikan dan Integritas Kepribadian
Etika Perencanaan. Latar Belakang Perencanaan merupakan proses yang menerus dan dilakukan secara sadar dan terorganisir yang menyangkut pengambilan keputusan.
Paradigma Positivistik & Konstruktivistik
KEBIJAKAN & REGULASI MEDIA ( perspektif isi media )
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
Visi Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat FIKES UHAMKA:
Komunikasi Organisasi
Ruang Lingkup MENJADI PNS YANG AKUNTABEL KONSEP AKUNTABILITAS MEKANISME AKUNTABILITAS AKUNTABILITAS DALAM KONTEKS MENJADI PNS YANG AKUNTABEL 3 PENDAHULUAN.
Transcript presentasi:

PERAN MEDIA & KOMUNITAS MENGAWAL PEMILIHAN KEPALA DAERAH BERKUALITAS Oleh : Muchamad Yuliyanto Staf Pengajar Magister Ilmu Komunikasi Undip, Peminat Komunikasi Politik, Peneliti LPSI Jateng dan Dewan Ahli Mapilu PWI Jateng

Dinamika Demokrasi Lokal: Praktik Pemilukada Masih kuatnya praktik politik transaksional baik di dalam parpol maupun masyarakat. Uang menjadi segalanya. Menguatnya fenonema oligharki politik atas nama keluarga/kelompok ; sering mereduksi kualifikasi tokoh ideal. Fluktuasi partisipasi politik : gejala semakin jenuh & kecewa dgn pilihan politik karena minimnya perubahan kondisi kehidupan. Matinya politik “massif” dan digantikan pencitraan via media massa dan komunikasi dialogis, serta medsos. Media masih dianggap instrumen strategis dlm proses politik pemilukada. Gejala “pertarungan” politik makin kompetitif akibat jumlah pasangan makin terbatas; krn persyaratan.

Fungsi Media Massa (Mc.Quail; 1996: 70) Fungsi informasi: menempatkan media sbg agen diseminasi informasi politik; sosialiasi pemilukada dan para calon kepala daerahnya. Fungsi Korelasi : memanfaatkan media utk menjelaskan, menafsirkan dan mengomentari makna peristiwa & informasi. Misal; soal gugatan calon kepada KPU melalui MK. Fungsi sustainability : menempatkan media sbg agen utk melestarikan nilai2 kebajikan. Misalnya: kejujuran, tanggungjawab politik, anti korupsi. Fungsi mobilisasi: media dijadikan sarana iklan utk membangun opini sekaligus menggerakkan khalayak menuruti keinginan (pasangan calon kepala daerah).

Peran Media Dlm Pemilukada Media sbg jendela pengalaman yg mengingatkan & memperluas pengalaman tertentu tanpa intervensi pihak lain. Misal: pengalaman memilih figur calon. Media menjadi juru bahasa yg menjelaskan fenomena politik yg tidak jelas dan absurd selama pemilukada. Misal; soal bahaya politik uang. Media bisa dijadikan ruang publik utk wacana & aksentuasi persoalan politik. Misalnya: soal integritas calon . Media sbg sarana jaringan interaktif yg ditunjukkan komunikasi resiprokal aktor politik dgn khalayak seperti di TV lokal. Media sbg social mirror yg mencerminkan realitas politik meskipun sering mengalami distorsi karena penonjolan framing media demi kepentingan tertentu. (Mc.Quail: 53) Fungsi & peran media tersebut sah dimanfaatkan demi pemilukada berkualitas dan menjaga situasi kondusif.

Peran Elemen Sosial / Komunitas Kanalisasi aspirasi dan partisipasi melalui keterlibatan dlm pemilukada Sarana sosialisasi dan membangun kesadaran politik dlm pelaksanaan pemilukada Mengawal dan mengontrol pelaksanaan pemilukada supaya berkualitas Sarana pelaksanaan pendidikan politik yang mencerdaskan masyarakat dlm pemilukada Katalisator yang ikut mendinamisasi proses pemilukada supaya lebih berkualitas

Posisi Media: Pandangan Kritis Media bukanlah ranah yg netral dimana berbagai kepentingan dan pemaknaan dari individu atau kelompok akan mendapatkan perlakuan yg sama & seimbang (Agus Sudibyo: 2001). Praktik pandangan ini dilakukan lewat konstruksi pemberitaan & framing di dalamnya. Media massa seringkali dipandang sbg alat kekuasaan yg efektif krn kemampuannya membujuk pendapat & anggapan serta mendefinisikan & membentuk persepsi realitas (Jallaludin Rakhmat:1996). Dalam praktik media sering memain-mainkan makna imparsialisme dlm jurnalisme terkait pemilukada. Netralitas & keberpihakan semakin terlihat melalui framing dan ekspose media ketika pemilukada berlangsung. Media menjadi partisan dgn kepentingan atau pasangan calon tertentu.

Mengembalikan Peran Media, Mungkinkah? Peran kontrol sosial melalui aksentasi substansi berpolitik yg sarat moral dan kebajikan. Mengawasi perilaku elite politik. Peran political education melalui isi media yg mendidik khalayak kritis dan asketis dgn proses perhelalatan politik lokal seperti pemilukada. Menciptakan pemilih kritis. Mendorong media utk terus mematuhi asas imparsialitas, obyektivitas dan cover both sides dlm mengkover setiap proses pemilukada agar berkualitas & memenuhi ekspektasi publik. Menciptakan khalayak yg bijaksana memandang persoalan politik. Apalagi media adalah institusi yang TIDAK mungkin bebas kepentingan, shg TIDAK 100% obyektif dlm membingkai peristiwa (politik), misal dlm pilgub 2018

Sukses: Pemilukada Berkualitas Kualitas proses: mengutamakan regulasi dan taat hukum yg berlaku. KPU, parpol dan pasangan calon menjadi garda depan mewujudkannya. Kualitas hasil: produk pemilukada tidak menimbulkan konflik berkepanjangan yg menghambat pembangunan dan ketidaknyamanan masyarakat. Kualitas calon : diperoleh kepala daerah yg memenuhi ekspektasi publik: diyakini mampu menyejahterakan masyarakatnya. Kualitas politik: praktik politik dlm Pemilukada yg semakin minim politik uang, pemilih makin kritis, parpol makin bermutu serta kepercayaan thd demokrasi semakin meningkat. Sekali lagi, media sekadar sarana mengamplifikasi idealitas tersebut menjadi kenyataan yg meyakinkan.

Mewujudkan Situasi Kondusif ( Peran Media dan Komunitas ) Membiasakan masyarakat dapat menerima kemajemukan sikap dan pilihan dlm pemilukada Mewujudkan kesiapan mental calon, team pemenangan dan masyarakat thd hasil pemilukada Mewujudkan ruang publik untuk mendiskusikan segala persoalan publik termasuk proses pemilukada, shg dapat saling mengerti dan memahaminya. Menempatkan kepentingan masyarakat di atas segala proses pemilukada; shg tidak menimbulkan konflik berkepanjangan. Mendorong kepatuhan thd hukum dan regulasi yg berlaku.