Organisasi Pergerakan

Sekitaran abad 20 di Nusantara muncul banyak kelompok organisasi yang landasi rasa nasionalisme. Munculnya organisasi tersebut menjadi awal sebuah fase dalam perubahann perlawanan semua menjadi lebih modern.

Organiasi Awal Pergerakan : Organisasi Boedi Oetomo (BO) Organisasi berdiri tahun 20 Mei 1908 bertempat di Jakarta. Perintis Organisasi ini dr. Wahidin Sudirohusodo Bertujuan : Menggalang dana untuk bantuan anak – anak bumi putra yang kekurangan dana.

Sarekat Islam Awal mula ada adanya dorongan R.M Tirtoadisuryo (bangsawan, wartawan & pedagang dari solo. Tahun 1909 didirikan perkumpulan dagang islam (SDI) Bertujuan : Memberikan bantuan untuk pedagang pribumi agar bisa bersaing dengan pedagang cina.

Indische Partij (IP) Organisasi politik, anggotanya campuran keturunan Indonesia Belanda dan Pribumi asli. Berdiri tahun 1898 oleh Douwes Dekker. Bertujuan : adanya sejumlah golongan orang Indo Belanda yang dianggap lebih rendah kedudukannya dari pada orang Belanda asli

Organisasi Keagamaan Muhammadiyah Didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan pada 18 November 1912, memiliki ciri sebagai organisasi sosial, pendidikan juga keagamaan. Bertujuan : Memurnikan ajaran agama islam.

Nahdatul Ulama (NU) Jam’iyatul Nahdlatul Ulama (NU) pada 31 Januari 1926, di Surabaya. Sebagai pendiri organisasi ini adalah Kyai Haji Hasyim Ashari. Bertujuan : Tujuan organisasi ini terkait dengan masalah sosial, ekonomi, dan pendidikan.

Lambang Organisasi apakah ini?

Organisasi Pemuda Organisasi itu mempunyai tujuan untuk kebangsaan dan cinta tanah air. Pada kalangan pemuda berkembang berbagai gerakan untuk membebaskan tanah air dari penjajahan. Tri Koro Dharmo, didirikan di Jakarta pada 7 Maret 1915.

Organisasi Wanita Organisasi wanita yang berkembang sebelum tahun 1920, Organisasi ini juga menekankan pada pentingnya pendidikan dan masih bersifat kedaerahan. Pada tahun 1912, berdiri organisasi Putri Mardika di Jakarta. bertujuan untuk membantu bimbingan dan penerangan pada gadis bumiputera dalam menuntut pelajaran dan mengemukakan pendapat dimuka umum,

Partai Komunis Indonesia PKI mendapat dukungan dari kalangan buruh. Sebagai akibat dari depresi ekonomi pada 1923, Pada tahun 1926-1927 pemimpin PKI melakukan pemberontakan, pimpinannya kemudian dibuang ke Boven Digul. Tindakan itu merupakan penyimpangan dari pola-pola kaum terpelajar, dengan semangat Kebangkitan Nasional.