Proses Perkembangan Sosial Manusia Purba di Indonesia TUGAS SEJARAH Proses Perkembangan Sosial Manusia Purba di Indonesia
CREATED BY YUSRIL RAHMI SUKMAWATI (33) RAHMAN SOFIAN (26) MONICA RIZKI HAIRY (19) AMALIA KAMILA (05) AFRA NAJLA UFAIRAH (03)
MATERI Kehidupan masyarakat berburu dan mengumpulkan makanan Kehidupan masyarakat berternak dan bercocok tanam
KEHIDUPAN MASYARAKAT BERBURU DAN MENGUMPULKAN MAKANAN Mereka hidup selalu berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Perpindahan yang mereka lakukan itu semata-mata hanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mereka hanya mengandalkan apa yang mereka temukan dalam hutan. Dan setelah persediaan dalam hutan habis, mereka mencari tempat berburu lagi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kehidupan seperti terjadi scara berulang-ulang dari satu tempat ketempat lain.
LANJUTAN... Hubungan antar anggota kelompok sangat erat. Mereka bekerja secara bersama-sama untuk memenuhi kebutuhan hidup serta mempertahankan kelompok dari serangan kelompok lain atau serangan binatang buas. Meskipun dalam kehidupan yang masih sederhana, mereka telah mengenal pembagian tugas kerja. Kaum laki-laki biasanya bertugas untuk berburu dan kaum perempuan bertugas untuk memelihara anak serta mengumpulkan buah-buahan dari hutan. Masing-masing dari kelompok itu memiliki pemimpin yang sangat ditaati dan sangat dihormati oleh anggota kelompoknya. Dengan demikian pada masa berburu dan mengumpulkan makanan telah terlihat adanya tanda-tanda kehidupan sosial dalam suatu kelompok masyarakat walaupun tingkatannya masih sederhana
KEHIDUPAN MASYARAKAT BETERNAK DAN BERCOCOK TANAM Kehidupan masyarakat pada masa bercocok tanam mengalami peningkatan yang cukup pesat. Masyarakatnya sudah memiliki tempat tinggal yang tetap. Mereka memilih tempat tinggal pada suatu daerah tertentu. Hal ini dimaksudkan agar hubungan anatara manusia di dalam kelompok masyarakatnya semakin erat. Eratnya hubungan antar manusia didalam kelompok masyarakatnya , merupakan suatu cermin bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa anggota kelompok masyarakat lainnya. Hal ini disebabkan karena manusia mahluk sosial. Manusia selalu tergantung dengan manusia lainnya sehingga masing-masing manusia saling melengkapi, saling membantu dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya.
LANJUTAN... Kehidupan sosial yang dilakukan oleh masyarakat pada masa bercocok tanam ini terlihat dengan jelas melalui cara bekerja dengan bergotong royong. Setiap pekerjaan yang dilakukan oleh masyarakat bersangkutan selalu dilakukan dengan cara bergotong royong, diantaranya bekerja disawah, merambah hutan untuk tanah perkebunan, membangun rumah sebagai tempat tinggal, dll. Cara hidup bergotong royong itu merupakan salah satu ciri kehidupan masyarakat yang bersifat agraris. Hingga sekarang, terutama pada masyarakat –masyarakat di daerah pedesaan atau pegunungan, budaya hidup bergotong royong itu masih dipertahankan. Walaupun sebagian besar orang menyadari bahwa kehidupan bergotong-royong dapat mempererat hubungan antara anggota-anggota masyarakat, namun bukan berarti bahwa seluruh anggota masyarakatnya tunduk pada kesepakatan seperti itu.
LANJUTAN... Terdapat pada beberapa orang yang enggan melaksanakan kehidupan bergotong royong. Mereka ini biasanya mendapat sanksi dari anggota masyarakat lainnya. Sanksi tersebut kebanyakan lebih bersifat sanksi moral, misalnya hanya sedikit anggota masayarakat yang bersedia membantunya pada saat dia membutuhkan bantuan orang lain untuk menyelesaikan pekerjaannya. Atau bahkan mungkin mereka dikucilkan dari pergaulan masyarakat bersangkutan, dalam perkembangannya, pola hidup menetap telah membuat hubungan sosial masyarakat terjalin dan terorganisasi dengan lebih baik. Dalam perkumpulan masyarakat yang masih sederhana biasanya terdapat seorang pemimpin yang disebut kepala suku, sosok kepala suku merupakan orang yang sangat dipercaya dan ditaati untuk memimpin sebuah kelompok masyarakat.