a a 25oC 29oC b b c c Gambar 2 Kurva individu B. tabaci yang hidup pada umur ke-x (lx) dan keperidian individu B. tabaci pada umur ke-x (mx) pada suhu 25 oC (kiri) dan suhu 29 oC (kanan) pada tanaman tomat (a) tanaman cabai (b) dan gulma babadotan (c)
Laju Reproduksi Tabel 3 Neraca kehidupan B. tabaci pada suhu 25 oC dan 29 oC Parameter populasi 25 oC 29 oC Satuan Tanaman tomat Tanaman cabai Gulma babadotan Ro 28,20 28,94 57,28 25,14 15,77 23,09 individu/induk/generasi r 0,12 0,13 0,18 0,14 individu/induk/hari T 28,47 25,68 22,74 22,47 22,97 24,45 hari DT 5,78 5,33 3,85 4,95 Total anak betina yang dihasilkan dari rataan induk betina di dalam suatu populasi; jumlah anak betina yang menggantikan secara sempurna seekor induk betina dalam populasi Keterangan : (Ro) laju reproduksi bersih, (r) laju pertambahan intrinsik, (T) rataan masa generasi, (DT) waktu untuk populasi berlipat ganda.
Laju Reproduksi Ro (Laju reproduksi bersih) r (Laju pertambahan intrinsik) Inang T (Rataan masa generasi) DT (Waktu untuk berlipat ganda) Inang Inang Pada suhu 25 di tomat nilai total lx = 23,24 mx = 89,55 pada 29 lx= 20,54 mx= 91,36
Kecenderungan kenaikan suhu global 1.6 1.4 1.2 Kecenderungan kenaikan suhu global 1.0 0.8 Konsentrasi CO2 0.6 370 ppm 0.4 Change in temperature (°C) 0.2 300 ppm 0.0 –0.2 1860 1880 1900 1920 1940 1960 1980 2000 2020 2040
KESIMPULAN Perbedaan pemeliharaan kutukebul dari suhu dari 25 oC menjadi 29 oC akan mempengaruhi siklus hidup menjadi lebih pendek 3-4 hari dan mempercepat waktu peneluruan Kenaikan suhu dapat menyebabkan jumlah generasi hama kutukebul per-tahun dapat menjadi lebih banyak. Kutukebul lebih menyukai inang tanaman tomat daripada cabai merah Pemanasan suhu global dapat berpengaruh terhadap kenaikan generasi hama/tahun
TERIMA KASIH