REDAKSI AYAT هو الذي خلقكم من تراب ثم من نطفة ثم من علقة ثم يخرجكم طفلا ثم لتبلغوا أشدكم ثم لتكونوا شيوخا ومنكم من يتوفى من قبل ولتبلغوا أجلا مسمى ولعلكم تعقلون ,67 الله الذي خلقكم من ضعف ثم جعل من بعد ضعف قوة ثم جعل من بعد قوة ضعفا وشيبة يخلق ما يشاء هو العليم القدير , 54
TERJEMAHAN AYAT Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah Kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, Kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, Kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), Kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya). (Al-Mukmin: 67) Allah, dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, Kemudian dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, Kemudian dia menjadikan (kamu) sesudah Kuat itu lemah (kembali) dan beruban. dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan dialah yang Maha mengetahui lagi Maha Kuasa. (Rum: 54)
PENAFSIRAN AYAT Dalam ayat yang pertama terdapat kata “thiflun, tablughu, dan suyukh”. Kata-kata ini menggambarkan proses perkembangan psikis manusia. Paling tidak ada tiga tahap yang akan dilewati manusia dalam perkembangan jiwanya, yaitu masa anak-anak/remaja (tiflun), masa dewasa (tablughu) dan masa tua (suyukh). Setiap masa itu memiliki karakteristik masing-masing. Karena itu perkembangan jiwa masing-masing juga berbeda. Sehingga perlakuan terhadap mereka juga harus dibedakan.
Dalam ayat kedua terdapat kata-kata “dha’fin, quwwatan, dha’fan syaibatan”. Kata ini semakin mempertegas tiga tahap perkembangan fisik dan psikis manusia. Dha’fin yang pertama merupakan kelemahan yang pertama sewaktu masih anak/remaja, ketika potensinya belum berfungsi secara baik. Quwwatan mengandung makna kekuatan yaitu ketika potensi itu sudah berfungsi dengan baik setelah dewasa. Dha’fan syaibatan mengandung makna kelemahan yang kedua setelah berkurangnya fungsi potensi fisik dan psikis. Ini adalah tiga tahap siklus kehidupan manusia dalam perkembangan fisik dan psikisnya.
1. Jiwa anak/remaja adalah jiwa yang masih bersih atau suci 1. Jiwa anak/remaja adalah jiwa yang masih bersih atau suci. Dalam hadis disebutkan bahwa perkembangan jiwa seorang anak menjadi tanggungjawab orang tuanya, apakah anak itu akan menjadi baik atau jahat. 2. Jiwa orang dewasa akan terbentuk secara jelas setelah mencapai akil baligh. Pada waktu itu komponen kepribadiannya sudah berfungsi dengan baik, sehingga tidak bisa diperlakukan lagi seperti anak2 /remaja. 3. Jiwa orang tua merupakan jiwa yang sudah statis. Orang tua tidak bisa lagi dipengaruhi jiwanya. Namun ada kecenderungan jiwa orang tua kembali seperti anak-anak.