SEJARAH MARITIM NUSANTARA
DISKUSI ILMIAH BANDAR JALUR SUTRA (KUMPULAN MAKALAH DAN DISKUSI) DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI JAKARTA 1998 DAVID NURMANSYAH A’ANG KURNIAWAN MUHAMMADA MAULANA
Cakupan Diskusi Ilmiah Tentang Bandar Dagang Jalur Sutera Pendahuluan : 1997 (World Decade Of Culture Development) yang dicanangkan UNESCO “Integreted Study of Silk Roads : Roads of Dailogue”. (Sebagai Salah Satu Kegiatanya) Kegiatan ini memiliki tujuan untuk memobilisasi masyarakat ilmiah di seluruh dunia untuk meningkatkan penelitian di Jalur Sutra. Manfaat memperoleh gambaran yang utuh mengenai peran dan kedudukan Indonesia dalam pergaulan anatar bangsa melalui kegiatan kernigaan di masa lampau. Ruang Lingkup Kegiatan Diskusi ilmiah terakhir ini memiliki rung lingkup baik secara teoritis dan praktis. Dari segi teoritis, diskusi ini merupakan ajang penilaian terhadap kegiatan sejenis yang pernah dilakukan sebelumnya. Dan secara praktis, diskusi ilmiah ini dapat menghasilkan sesuatu yang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk penentuan kebijaksanaan.
Kota – Kota Pelabuhan di Pantai Utara Pulau Jawa : Gambaran Umum Sekitar Periode 1400 – 1600 Supratikno Rahardjo Perspektif Kajian mengenai kota dan pelabuhan sekurang – kurangnya dapat dilakukan dengan menekankan perhatian dari salah satu dari tiga kemungkinan ini : Morfologi Kota = diarahkan untuk mengkaji masalah komposisi penduduk, pembagian wilayah kegaiatna dan pola tata kota. Hubungan anatar kota dan wilayah pedalaman = dipusatkan untuk menjawab hubungan ekonomi termasuk faktor pendukung seperti transportasi anatara pelabuhan dan wilayah penyangga disekitarnya Hubungan anatar kota dan kota lain = mempusatkan hubungan anatar kota sebagai suatu kesatuan jaringan. Dan tulisan ini merupakan kajian jenis ketiga yang akan mebahas jaringan kota- kota pelabuhan di panatai utara pulau jawa khususnya periode 1400 -1600.
Kota – kota Pelabuhan dan Penduduknya Data menganai pelabuhan dan penduduknya diperoleh dari pendapat dari catatan Ma Huan dan Tom Pieres mengenai pelabuhan yang aktif dari masa tahun 1400 -1600. Dari catatan tersebut Supratikno menyebutkan tingkat urbanisasi khususnya di Jawa Tengah dan timur meningkatkan dengan cepat. Dasarnya adalah Jika pendapat Ma Huan pada tahun 1432 menyebutkan ada 7 pelabuhan besar di Jawa dan pendapat Tom Pieres tahun 1513 yang menyebutkan telah ada 24 pelabuhan dijawa maka hal itu menunjukan 3 kali lipat pertambahan.
Nama Kota Jumlah Rumah Jumlah Jiwa Demak 8-10.000 36.000 Gresik 6-7000 Rembang 4000 Semarang 3000 Tidunan 2-3000 Sedayu 2000 Japura Tegal 1500 Cirebon >1000 Tuban 1000 Cantjam Banyak Pasuruan pajarakan Blambangan
Perdagangan Ketika negara terletak di Jawa Timur suatu berita bahasa Arab dari tahun 1154 tantang perdagangan Sriwijaya dengan daerah pantai timur Afrika. Pelayaran bangsa Indonesia hanya terbatas pada pelayaran antar pulau di Indonesia (Akhir abad 13 ). Akan tetapi situasi politik saat itu sangat pelik anatar kerajaan tradisional Nusnatara
Niaga Perdagangan saat itu.... Berabad-abad lamanya, Tuban adalah pelabuhan yang terbesar di Jawa. Abad 15 muncullah kota Gresik yang terdapat banyak orang Tionghoa yang kaya. Kota ini gudang besar rempah-rempah. Jepara juga menjadi penting bagi ekspor beras. Rempah diperdagangkan terus ke Barat melalui Selat Malaka ke Tiongkok. Jawa mengeluarkan beras ke Maluku. Abad 15 adalah perniagaan transito rempah dari Maluku ke Barat dan Utara lalu ekspor beras dari Jawa ke pusat.