Asumsi Non Autokorelasi galat

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Outlier Pada Analisis Regresi
Advertisements

Evaluasi Model Regresi
AUTOKORELASI (Autocorrelation)
UJI HIPOTESIS.
THE RATIO ESTIMATOR VARIANCE DAN BIAS RATIO PENDUGA SAMPEL VARIANCE
William J. Stevenson Operations Management 8 th edition PENYIMPANGANREGRESI Rosihan Asmara
Analisis Regresi Berganda & Pengujian Asumsi OLS
TIME SERIES DAN STASIONERITAS
BETYARNINGTYAS CYNTHIA LA SARIMA MUH Tabrani Nuri NURWAHIDA VIEVIEN
Heteroskedastisitas Penyimpangan asumsi ketika ragam galat tidak konstan Ragam galat populasi di setiap Xi tidak sama Terkadang naik seiring dengan nilai.
UJI ASUMSI KLASIK.
Regresi dengan Pencilan
Uji Asumsi Klasik Pada Regresi Dengan Metode Kuadrat Terkecil (OLS)
METODE PERAMALAN KUANTITATIF
Regresi dengan Autokorelasi Pada Error
Regresi Linier Berganda
PEMBAHASAN Hasil SPSS 21.
BAB 15 ANALISIS REGRESI DAN KORELASI LINIER
KONSEP DAN PENGUJIAN UNIT ROOT
Regresi Linier Berganda
Agribusiness Study of Programme Wiraraja University
ANALISIS DATA BERKALA.
PERTEMUAN 6 Teknik Analisis dan Penyajian Data
Regresi Linear Dua Variabel
BAB 15 ANALISIS REGRESI DAN KORELASI LINIER
Richard Matias A.muh.Awal Ridha s Alfiani Nur Islami
MULTICOLLINEARITY Salah satu asumsi model regresi berganda adalah tidak ada hubungan linier antar peubah bebas. Sebagai ilustrasi bagaimana jika terjadi.
Ekonometrika Lanjutan
METODE-METODE PERAMALAN BISNIS
Regresi Berganda Statistika Ekonomi II Pertemuan Ke 10
Pengujian Korelasi Diri Pertemuan 16
TAHAP-TAHAP PERAMALAN
Regresi Linier Berganda
ANALISIS REGRESI DAN KORELASI BERGANDA
Program Studi Statistika Semester Ganjil 2012
ANALISIS REGRESI.
Program Studi Statistika, semester Ganjil 2012/2013
Analisis Regresi Berganda
EKONOMETRIKA Pertemuan 11: Pengujian Asumsi-asumsi Klasik (Bagian 2)
ANALISIS REGRESI BERGANDA
Regresi Linier Berganda
Matakuliah : I0014 / Biostatistika Tahun : 2005 Versi : V1 / R1
Program Studi Statistika, semester Ganjil 2012/2013
EKONOMETRIKA Pertemuan 10: Pengujian Asumsi-asumsi Klasik (Bagian 1)
Program Studi Statistika Semester Ganjil 2012
Operations Management
TEORI PENDUGAAN STATISTIK
Agribusiness Study of Programme Wiraraja University
Agribusiness Study of Programme Wiraraja University
EKONOMETRIKA Pertemuan 9: Pengujian Asumsi-asumsi Klasik (Bagian 1)
EKONOMETRIKA Pertemuan 9: Pengujian Asumsi-asumsi Klasik (Bagian 1)
Program Studi Statistika, semester Ganjil 2012/2013
EKONOMETRIKA Pertemuan 11: Pengujian Asumsi-asumsi Klasik (Bagian 2)
ANALISIS DATA BERKALA.
Operations Management
Pertemuan 21 Pemeriksaan penyimpangan regresi
Analisis Regresi Pengujian Asumsi Residual
Eonometrika Tutor ……….
Pertemuan Metodologi analisis
Pengujian Asumsi OLS Aurokorelasi
Disampaikan Pada Kuliah : Ekonometrika Terapan Jurusan Ekonomi Syariah
Agribusiness Study of Programme Wiraraja University
Uji Asumsi Analisis Regresi Berganda Manajemen Informasi Kesehatan
TEORI PENDUGAAN STATISTIK
Regresi Linier Berganda
BAB 6 MULTIKOLINIERITAS
Pertemuan 13 Autokorelasi.
Analisis Regresi Berganda & Pengujian Asumsi OLS
STATISTIKA 2 3. Pendugaan Parameter I OLEH: RISKAYANTO
Metode Box Jenkins.
Transcript presentasi:

Asumsi Non Autokorelasi galat

Model regresi linier klasik mengasumsikan bahwa autokorelasi tidak terdapat dalam galat yang dilambangkan dengan: Cov(εi, εj) = E((εi, εj) = 0 ; i ≠ j

Mengapa muncul autokorelasi Inersia (kelembaman) Data deretan waktu ekonomi seringkali menunjukkan pola siklus Bias Spesifikasi : terdapat variabel yang tidak dimasukkan dalam model Misalkan kita memiliki model 𝑌 𝑡 = 𝛽 0 + 𝛽 1 𝑋 1𝑡 + 𝛽 2 𝑋 2𝑡 + 𝛽 3 𝑋 3𝑡 + 𝜀 𝑡 Tetapi kita melakukan regresi berikut: 𝑌 𝑡 = 𝛽 0 + 𝛽 1 𝑋 1𝑡 + 𝛽 2 𝑋 2𝑡 + 𝑣 𝑡

Jika model pertama adalah model yang benar, maka melakukan regresi kedua sama halnya dengan memisalkan 𝑣 𝑡 = 𝛽 3 𝑋 3𝑡 + 𝜀 𝑡 Jika X3 memang mempengaruhi Y maka pada 𝑣 𝑡 akan terdapat pola yang sistematis yang menimbulkan autokorelasi

Bias spesifikasi : bentuk fungsional yang tidak benar

Fenomena Cobweb Penawaran pada banyak komoditi pertanian bereaksi terhadap harga dengan keterlambatan satu periode waktu karena keputusan penawaran memerlukan waktu untuk penawarannya. Sehingga penawaran tahun ini dipengaruhi harga tahun lalu Akibatnya error tidak acak atau memiliki pola

Keterlambatan atau lag Beberapa variabel ekonomi misalnya konsumsi dalam periode ini dipengaruhi konsumsi periode yang lalu. Sehingga unsur kesalahan atau error akan mencerminkan pola yang sistematis “Manipulasi” data Misalnya merubah data bulanan menjadi data kwartalan dengan cara menjumlahkan data 3 bulan dan membaginya dengan 3. proses ini akan mengakibatkan pola sistematis dalam error

Konsekuensi Autokorelasi Jika terdapat autokorelasi , maka penduga OLS akan memiliki sifat – sifat berikut: Tidak bias Konsisten Tidak efisien Akibat sifat 3 maka Selang kepercayaan menjadi lebar Pengujian t dan F tidak sah, sehingga kesimpulan yg diambil bisa menyesatkan

Untuk model dengan satu variabel penjelas 𝑌 𝑡 = 𝛽 0 + 𝛽 1 𝑋 𝑡 + 𝜀 𝑡 Misalkan terdapat hubungan atau korelasi antara 𝜀 𝑡 dan 𝜀 𝑡−1 𝜀 𝑡 =𝜌 𝜀 𝑡−1 + 𝑢 𝑡 -1 <  < 1 Dapat ditunjukkan bahwa

𝑉𝑎𝑟 𝛽 1 ∗ = 𝜎 2 𝑡=1 𝑁 𝑥 𝑡 2 1+𝜌 𝑡=1 𝑁−1 𝑥 𝑡 𝑥 𝑡+1 𝑡=1 𝑁 𝑥 𝑡 2 +2 𝜌 2 𝑡=1 2 𝑥 𝑡 𝑥 𝑡+2 𝑡=1 𝑁 𝑥 𝑡 2 +…+2 𝜌 𝑁−1 𝑥 1 𝑥 𝑁 𝑡=1 𝑁 𝑥 𝑡 2 1+𝜌 𝑡=1 𝑁−1 𝑥 𝑡 𝑥 𝑡+1 𝑡=1 𝑁 𝑥 𝑡 2 +2 𝜌 2 𝑡=1 2 𝑥 𝑡 𝑥 𝑡+2 𝑡=1 𝑁 𝑥 𝑡 2 +…+2 𝜌 𝑁−1 𝑥 1 𝑥 𝑁 𝑡=1 𝑁 𝑥 𝑡 2 Sementara Varians penduga OLS adalah 𝑉𝑎𝑟 𝛽 1 = 𝜎 2 𝑡=1 𝑁 𝑥 𝑡 2

Jika  positif maka 𝑉𝑎𝑟 𝛽 1 <𝑉𝑎𝑟( 𝛽 1 ∗ ) Disamping itu, untuk regresi dengan satu variabel penjelas 𝜎 2 = 𝑒 𝑡 2 𝑁−2 Jika terdapat autokorelasi 𝐸 𝜎 2 = 𝜎 2 𝑁− 2 1−𝜌 −2𝜌𝑟 𝑁−2

Dimana 𝑟= 𝑡=1 𝑁−1 𝑥 𝑡 𝑥 𝑡−1 𝑡=1 𝑁 𝑥 𝑡 2 Jika  dan r keduanya positif maka 𝐸 𝜎 2 < 𝜎 2

Pendeteksian Autokorelasi Metode Grafik Dilakukan dengan cara memetakan ei terhadap t atau i. Jika pemetaan ei terhadap t atau i membentuk suatu pola sistematis maka diindikasikan bahwa terdapat autokorelasi antar galat ei

Beberapa pola yang mungkin hasil pemetaan ei terhadap t atau i:

Percobaan d dari Durbin-Watson Statistik d dari Durbin-Watson ditetapkan sebagai, d = 𝑡=2 𝑛 𝑒 𝑡 − 𝑒 𝑡−1 2 𝑡=1 𝑛 𝑒 𝑡 2 nilai d kemudian dikomparasikan dengan wilayah kritis yang dipresentasikan dalam grafik berikut

Persyaratan penggunaan statistik d Model regresi mencakup unsur intersep. Model regresi tidak mengandung nilai yang terlambat (lagged) dari peubah respon Y sebagai satu dari peubah penjelas. Jadi, pengujian tidak dapat diterapkan untuk model jenis 𝑌 𝑡 = 𝛽 0 + 𝛽 1 𝑋 1𝑡 + 𝛽 2 𝑋 2𝑡 + …+ 𝛽 𝑘 𝑋 𝑘𝑡 +𝛾 𝑌 𝑡−1 + 𝜀 𝑡 , di mana Yt–1 adalah nilai lagged satu periode dari Y.

Tindakan perbaikan Jika struktur korelasi diketahui Misalkan 𝜀 𝑡 =𝜌 𝜀 𝑡−1 + 𝑢 𝑡 (1) Dengan 𝑢 𝑡 mengikuti asumsi OLS dengan nilai harapan nol dan ragam konstan serta tidak ada autokorelasi Model Regresi dengan satu variabel penjelas 𝑌 𝑡 = 𝛽 0 + 𝛽 1 𝑋 𝑡 + 𝜀 𝑡 (2) Pada saat t-1 modelnya menjadi 𝑌 𝑡−1 = 𝛽 0 + 𝛽 1 𝑋 𝑡−1 + 𝜀 𝑡−1 (3) Kalikan (3) dengan  menjadi

𝜌𝑌 𝑡−1 = 𝜌𝛽 0 + 𝜌𝛽 1 𝑋 𝑡−1 +𝜌 𝜀 𝑡−1 (4) Kurangkan 4 dari 2 𝑌 𝑡 − 𝜌𝑌 𝑡−1 = 𝛽 0 − 𝜌𝛽 0 + 𝛽 1 𝑋 𝑡 −𝜌𝛽 1 𝑋 𝑡−1 + 𝜀 𝑡 −𝜌 𝜀 𝑡−1 𝑌 𝑡 − 𝜌𝑌 𝑡−1 = 𝛽 0 (1−𝜌)+ 𝛽 1 (𝑋 𝑡 −𝜌 𝑋 𝑡−1 )+ 𝑢 𝑡 𝑢 𝑡 sudah memenuhi asumsi OLS Kehilangan satu observasi karena transformasi pembedaan didapatkan dari 𝑌 1 1− 𝜌 2 dan 𝑋 1 1− 𝜌 2

Jika  tidak diketahui 1. Metode pembedaan pertama Jika  = 1persamaan pembedaan pertama adalah: 𝑌 𝑡 − 𝑌 𝑡−1 = 𝛽 1 (𝑋 𝑡 − 𝑋 𝑡−1 )+( 𝜀 𝑡 − 𝜀 𝑡−1 ) = 𝛽 1 𝑋 𝑡 − 𝑋 𝑡−1 + 𝑢 𝑡 ∆ 𝑌 𝑡 =𝛽∆ 𝑋 𝑡 + 𝑢 𝑡

Misalkan model yang asli adalah 𝑌 𝑡 = 𝛽 0 + 𝛽 1 𝑋 𝑡 + 𝛽 2 𝑡+ 𝜀 𝑡 Dimana t adalah variabel trend dan 𝜀 𝑡 mengikuti skema autoregresif orde pertama Maka model pembedaan pertamanya adalah ∆ 𝑌 𝑡 = 𝛽 1 ∆𝑋 𝑡 + 𝛽 2 + 𝑢 𝑡 Jika ada unsur intersep dalam bentuk pebedaan pertama, ini menandakan bahwa ada unsur trend linier dalam model asli dan unsur intersep adalah, pada kenyataannya, koefisien pada variabel trend.

Jika diasumsikan  = -1, persamaan pembedaan menjadi 𝑌 𝑡 + 𝑌 𝑡−1 =2 𝛽 0 + 𝛽 1 𝑋 𝑡 + 𝑋 𝑡−1 + 𝑢 𝑡 Atau 𝑌 𝑡 + 𝑌 𝑡−1 2 = 𝛽 0 + 𝛽 1 𝑋 𝑡 + 𝑋 𝑡−1 2 + 𝑢 𝑡 2 Yang dikenal dengan model regresi rata – rata bergerak (moving average)

 didasarkan pada statistik d Durbin – Watson 𝑑=2 1− 𝜌 atau 𝜌 =1− 𝑑 2 Untuk sampel kecil Theil dan Nagar menyarankan hubungan berikut: 𝜌 = 𝑁 2 1− 𝑑 2 + 𝑘 2 𝑁 2 − 𝑘 2 Dimana N = banyaknya observasi total, D = d Durbin – Watson dan k = banyaknya koeisien yang diduga (termasuk intersep)