Agama dan Manusia A1 Putri Indori Sely Wardani Muammar Khadafi Muhammad Arif Rini Eka Sari A1
Fungsi dan kedudukan serta tujuan diciptakan manusia SUBMENU Pengertian agama Unsur-unsur agama Klasifikasi agama Pengertian manusia Fungsi Agama Fungsi dan kedudukan serta tujuan diciptakan manusia Syarat-syarat agama
AGAMA, RELIGION, AL-DIN AGAMA : “seperangkat aturan yang melekat dalam diri manusia agar hidupnya teratur yang merupakan cara menuju suatu kehidupan yang selamat” Religere: “melakukan perbuatan dengan penuh penderitaan atau mati-matian”, atau “kumpulan tata cara mengabdi kepada Tuhan yang dibaca dari kitab suci ”.
Al-Din : KEADAAN BERHUTANG : Segala sesuatu yang melekat pada diri (kehidupan) manusia merupakan pinjaman (amanat) dari Allah. KETUNDUKAN-KEPATUHAN : Ketundukan kepada Allah dalam bentuk Keterpaksaan atau Kesadaran. KESADARAN ALAMI-FITHRI: Ketundukan yang secara alami dalam hati manusia semata untuk mengabdikan hidupnya kepada Allah. KEKUASAAN YANG BIJAKSANA: Allah Yang Maha Pengampun, Pengasih dan Penyayang.
KLASIFIKASI AGAMA SUMBER : Agama Samawi/Langit : Yahudi, Kristen, dan Islam Agama Ardli/Bumi : Hindu, Buddha, Konghucu DAKWAH: Agama dakwah : Kristen dan Islam Agama tidak didakwahkan : Hindu, Buddha, Konghucu RAS/GEOGRAFIS : Ras Semit : Yahudi, Kristen, dan Islam Ras Aria : Hindu dan Buddha Ras Mongolia : Konghucu, Tao, dan Sinto
Fungsi Agama Agama menyajikan dukungan moral dan sarana emosional, pelipur lara, dan rekonsiliasi di saat Manusia menghadapi ketidak pastian dan frustasi. Agama menyajikan sarana hubungan transendental Melalui amal ibadah, yang menimbulkan rasa damai dan identitas baru yang menyegarkan. Agama memberikan standar nilai untuk mengkaji ulang nilai-nilai. Agama mengesahkan, memperkuat, memberi legitimasi dan mensucikan nilai dan norma masyarakat. Agama memberikan status atau identitas baru dalam pertumbuhan dan siklus perkembangan individual melalui berbagai krisis rites.
Unsur-Unsur Keagamaan 1. Emosi Keagamaan: Hal yang membuat seseorang melakukan tindakan-tindakan yang bersifat religi. 2. Sistem Keagamaan: Suatu keyakinan yang dipercaya dan membuat manusia menjalankan apa yang diyakinin. 3. Upacara Keagamaan: Simbol bahwa masyarakat meyakini adanya Tuhan. 4. Umat Penganut Religi: Orang yang menganut suatu sistem keyakinan.
Syarat-Syarat Agama a. Percaya dengan adanya Tuhan. b. Mempunyai kitab suci sebagai pandangan hidup umat-umatnya. c. Mempunyai tempat suci. d. Mempunyai Nabi atau orang suci sebagai panutan. e. Mempunyai hari raya keagamaan.
Sastrapratedja: manusia adalah makhluk yang historis. MANUSIA DALAM AL-QURAN: Ada dua kata dalam al-Quran yang berarti manusia, yaitu kata insan dan basyar Kata insan terambil dari kata uns yang berarti jinak, harmonis, dan tampak, atau dari kata nasiya yang berarti lupa, atau nâsa-yanûsu yang berarti berguncang Kata insan digunakan dalam al-Quran untuk menunjuk kepada manusia dengan seluruh totalitasnya, jiwa dan raga, yang membedakan satu orang dengan yang lainnya akibat perbedaan fisik, mental, dan kecerdasan Kata basyar terambil dari akar kata yang pada mulanya berarti penampakkan sesuatu dengan baik dan indah. Kata basyar menunjuk kepada proses kejadian manusia dengan tahapan- tahapannya sehingga mencapai tahap kedewasaan MANUSIA DALAM FAHAM KEMANUSIAAN: Sokrates mendekati manusia sebagai individu, sementara Plato melihat manusia dari sudut kehidupan sosial dan politiknya. Sastrapratedja: manusia adalah makhluk yang historis. Comte mengatakan bahwa “mengenal diri adalah mengenal sejarah” , manusia tidak cukup apabila hanya dilihat dari sudut fisika, kimia, dan biologi saja. Ernst Cassirer: manusia tidak dapat didesinisikan berdasarkan sifat metafisik dan fisiknya. Ciri utama manusia terletak pada karyanya
Kata basyar disebut dalam Al-Qur’an 27 kali Kata basyar disebut dalam Al-Qur’an 27 kali. Kata basyar menunjuk pada pengertian manusia sebagai makhluk biologis (QS Ali ‘Imran [3]:47) tegasnya memberi pengertian kepada sifat biologis manusia, seperti makan, minum, hubungan seksual dan lain-lain
Kata al-insan dituturkan sampai 65 kali dalamAl-Qur’an yang dapat dikelompokkan dalam tiga kategori. Pertama al- insan dihubungkan dengan khalifah sebagai penanggung amanah (QS Al-Ahzab [3]:72), kedua al- insan dihubungankan dengan predisposisi negatif dalam diri manusia misalnya sifat keluh kesah, kikir (QS Al-Ma’arij [70]:19-21) dan ketiga al- insan dihubungkan dengan proses penciptaannya yang terdiri dari unsur materi dan nonmateri (QS Al-Hijr [15]:28- 29). Semua konteks al-insan ini menunjuk pada sifat-sifat manusia psikologis dan spiritual. Kata an-nas yang disebut sebanyak 240 dalam Al- Qur’an mengacu kepada manusia sebagai makhluk sosial dengan karateristik tertentu misalnya mereka mengaku beriman padahal sebenarnya tidak (QS Al-Baqarah [2]:8)
Tujuan diciptakan manusia Fungsi dan Kedudukan Manusia fungsinya didunia: sebagai khalifah Allah (QS Al- Baqarah [2]:30); al-An’am [6]:165), mengantur alam dan mengelolanya untuk mencapai kesejahteraan kehidupan manusia itu sendiri dalam masyarakat dengan tetap tunduk dan patuh kepada sunnatullah. Manusia diciptakan oleh Allah agar ia beribadah kepada-Nya. Pengertian ibadah di sini tidak sesempit pengertian ibadah yang dianut oleh masyarakat pada umumnya, yakni kalimat syahadat, shalat, puasa, zakat, dan haji tetapi seluas pengertian yang dikandung oleh kata memperhambakan dirinya sebagai hamba Allah
Sekian dari Kami TERIMAKASIH
Putri Indori (ppt) Sely Wardani (nyari bahan) Muammar Khadafi (nyari bahan) Muhammad Arif (nyari bahan) Rini Eka Sari (word atau makalah)