dimana bentuk responnya ditentukan oleh rasio damping :

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Analisis Rangkaian Listrik
Advertisements

ROOT LOCUS Poppy D. Lestari, S.Si, MT Jurusan Teknik Elektro
Jurusan Teknik Gas dan Petrokimia FTUI
Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Ini
Sistem Linear Oleh Ir. Hartono Siswono, MT.
Kontroler PID Pengendalian Sistem. Pendahuluan Urutan cerita : 1. Pemodelan sistem 2. Analisa sistem 3. Pengendalian sistem Contoh : motor DC 1. Pemodelan.
Single Degree of Freedom System
ANALISIS TANGGAP TRANSIEN
dimana bentuk responnya ditentukan oleh rasio damping :
mengenai stabilitas, dengan bagian-bagian sebagai berikut :
FUNGSI PENERIMAAN R R = f(Q) Q
mendefinisikan error sistem
Persamaan Diferensial
Pendahuluan Pada pembahasan sebelumnya, telah dikembangkan rumus untuk parameter kinerja sistem order-dua : Prosentase overshoot (%OS), Time-to-peak (Tp),
Pengantar Teknik Pengaturan* AK Lecture 3: Transformasi Laplace
1 Analisis Data Output Slide terutama diambil dari: “The Art of Computer Systems Performance Analysis” by Raj Jain, Wiley [Chapters 12, 13, and 25]
Persamaan Kuadrat jika diketahui grafik fungsi kuadrat
3. Analisa Respon Transien dan Error Steady State
Jurusan Teknik Gas dan Petrokimia FTUI
Rangkaian dan Persamaan Diferensial Orde 2
Pertemuan 7- 8 Response Sistem Pengaturan
Pertemuan 12 Optimalisasi sistem pengaturan dan Pole Placement
FUNGSI KUADRAT di buat oleh INNA MUTMAINAH PADA MATA KULIAH MICROTEACHING UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA.
Analisis Rangkaian Listrik
Pertemuan Analisis dan Desain sistem pengaturan
PRODI TEKNIK TELEKOMUNIKASI TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
Kestabilan Analisa Respon Sistem.
Pertemuan 5-6 Transformasi Laplace Balik dan Grafik Aliran Sinyal
Fungsi Alih (Transfer Function) Suatu Proses
Pertemuan 1 PEFI4310 GELOMBANG
FUNGSI PENERIMAAN Oleh : Agus Arwani, SE, M.Ag..
Bab 5 Perilaku Sistem Proses yang Khas
Getaran Mekanik STT Mandala Bandung
Pendahuluan Hal yang harus diperhatikan pada saat perancangan sistem kontrol adalah : Respon transien Respon steady-state Stabilitas Dari elemen-elemen.
CONTROL SYSTEM ENGINEERING (Dasar Sistem Kontrol)
CONTROL SYSTEM ENGINEERING (Dasar Sistem Kontrol)
CONTROL SYSTEM ENGINEERING (Dasar Sistem Kontrol)
Transformasi Laplace Matematika Teknik II.
Kesalahan Tunak (Steady state error)
Perancangan sistem kontrol dengan root locus
Perancangan sistem kontrol dengan root locus (lanjutan)
Kelompok 6 Lenny FS Wahyu AS
Response Sistem Pengaturan Pertemuan 4
Reduksi Beberapa Subsistem
Pemodelan Sistem (Lanjutan)
Bab 9 Tempat Kedudukan Akar (Root Locus)
Pendahuluan Pertemuan 6
Metode lokasi akar-akar (Root locus method)
Representasi sistem, model, dan transformasi Laplace Pertemuan 2
Karakteristik Sistem Pengaturan Pertemuan 6
PEMODELAN DINAMIKA PROSES
BAB 4 FUNGSI KUADRAT.
Bab 9 Tempat Kedudukan Akar (Root Locus)
Pendahuluan Hal yang harus diperhatikan pada saat perancangan sistem kontrol adalah : Respon transien Respon steady-state Stabilitas Dari elemen-elemen.
BAB VII Metode Respons Frekuensi
Fungsi transfer untuk sistem umpan-balik umum
BAB II TRANSFORMASI LAPLACE.
Matematika Kelas X Semester 1
Transformasi Laplace.
Fungsi transfer untuk sistem umpan-balik umum
Reza Pratama Rivaldi Amrillah Jhordan Rizal
Kontroler dalam Diagram Blok
SISTEM KENDALI INDUSTRI
Metode Respons Frekuensi
BAB I Program Linier Pertemuan 1.
Transformasi Z Transformasi Z (satu sisi) didefinisikan sbb
Pendahuluan Pertemuan 3
Transformasi Z Transformasi Z (satu sisi) didefinisikan sbb
FUNGSI PENERIMAAN TOTAL
FUNGSI PRODUKSI.
Transcript presentasi:

dimana bentuk responnya ditentukan oleh rasio damping : Pendahuluan Dari pelajaran terdahulu, rumus umum fungsi transfer order ke dua adalah : dimana bentuk responnya ditentukan oleh rasio damping : Overdamped jika  >1; Underdamped jika  <1; Undamped jika  =0; Critically damped jika  =1; Telah dinyatakan pula bahwa frekuensi n mengatur kecepatan respon dan besaran exponential decay frequency (d) dan damped natural frequency (d). Bab 8

Terakhir, dikembangkan rumus untuk step response : Telah dibahas juga cara untuk menentukan lokasi pole sistem order ke dua dan ditemukan, bahwa untuk sistem-sistem underdamped, s = -d  jd Terakhir, dikembangkan rumus untuk step response : Pada bagian ini, berdasarkan kurva respon underdamped, akan dikembangkan persamaan untuk mengukur kinerja, prosentase overshoot, settling time, dan rise time, dalam konteks parameter order-dua tergeneralisasi Bab 8

4.5 Spesifikasi Respon Order-Dua Untuk menentukan respon order-dua, kita perlu mendefinisikan beberapa ukuran kinerja bedasarkan kurva respon underdamped. Spesifikasi-spesifikasi tersebut adalah : Peak Time Tp : waktu yang diperlukan untuk mencapai peak pertama, atau maksimum. Persen Overshoot %OS : jumlah gelombang yang melakukan overshoot terhadap steady-state atau nilai akhir pada waktu puncak, diekspresikan dalam bentuk prosentase terhadap nilai steady-state. Settling time Ts : besarnya waktu yang diperlukan oleh osilasi teredam (damped) transien untuk bertahan pada 2% nilai akhir. Rise Time Tr : waktu yang diperlukan untuk perubahan dari 10% menjadi 90% nilai akhir. Bab 8

Slide 1 Bab 8

Risetime, settling time, dan peak time memberikan informasi mengenai kecepatan dan 'kualitas" respon transien. Besara-besaran ini dapat membantu perancang untuk mencapai kecepatan yang diinginkan tanpa osilasi atau overshoot yang berlebihan. Perlu diperhatikan bahwa dua spesifikasi terakhir (Tr dan Ts) sama seperti yang digunakan pada sistem order-satu dan mereka juga bisa digunakan untuk sistem overdamped dan sistem critically-damped order dua. Sebenarnya, spesifikasi-spesifikasi ini dapat juga digunakan untuk sistem-sistem berorder lebih tinggi dari dua, yang akan menghasilkan respon dengan bentuk pendekatan yang sama. Namun demikian, rumus analitik yang menghubungkan parameter spesifikasi respon waktu ke lokasi pole dan zero hanya dapat dikembangkan untuk sistem order-dua. Bab 8

Pembentukan kuadrat pada penyebut (denominator) akan menghasilkan : 4.5.1 Evaluasi Tp Untuk mendapatkan nilai puncak overshoot, kita harus mendiferensiasi respon waktu terhadap waktu dan mendapatkan nilai maksimumnya. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan transformasi Laplace, karena Pembentukan kuadrat pada penyebut (denominator) akan menghasilkan : sehingga : Bab 8

Dengan membuat derivatif bernilai nol, akan deperoleh atau Setiap nilai n menghasilkan nilai untuk maksima atau minima lokal. Dengan n = 0 akan dihasilkan t = 0, yang berkaitan dengan titik awal step response. Nilai n = 1 menghasilkan waktu dimana respon mencapai puncak pertamanya, yaitu Tp. Jadi : Bab 8

persamaan (2) akan diperoleh : 4.5.2 Evaluasi %OS Dari slide 1 di atas, prosentase overshoot, %OS, dihitung dengan cara sbb. : cmax diperoleh dengan mensubstitusi t = Tp ke dalam persamaan (1). Kemudian dengan persamaan (2) akan diperoleh : Untuk step unit yang digunakan pada (1) Bab 8

Substitusi (4) dan (5) ke (3) menghasilkan : Perhatikan bahwa prosentasi overshoot hanya merupakan fungsi dari rasio damping ! Invers persamaan (6) memungkinkan ditemukannya nilai rasio damping  yang menghasilkan nilai %OS: Plot hubungan antara %OS dan  ditunjukkan oleh slide 2 berikut ini. Bab 8

Slide 2 Bab 8

Ini merupakan estimasi konservatif karena digunakan asumsi bahwa 4.5.3 Evaluasi Ts Untuk mendapatkan settling time, perlu dicari waktu dimana c(t) mencapai dan mempertahankan nilai  2% dari nilai cfinal. Dari slide 1, estimasi Ts adalah waktu dimana penurunan sinusoidal pada persamaan (1) mencapai amplitudo 0.02 atau Ini merupakan estimasi konservatif karena digunakan asumsi bahwa pada t = Ts. Meskipun demikian, penyelesaian t akan menghasilkan Pembilang pada pers.(8) menghasilkan nilai antara 3.91 hingga 4.74, jika  bernilai antara 0 hingga 0.09. Aproksimasi Ts untuk semua nilai  adalah : Bab 8

Evaluasi Tr Tidak ada hubungan analitis yang akurat antara rise time dan rasio damping atau frekuensi natural. Hubungan ini bisa diperoleh dari eksperimen seperti diperlihatkan slide 3. Slide 3 Bab 8

Untuk 0.866 <  < 0.5, pendekatan untuk rise time menjadi : Terkesan bahwa rise-time bergantung pada n. Namun akan terlihat bahwa pendekatan ini agak kasar dan  harus diperhitungkan dalam implementasi. Contoh 4.1 Diketahui fungsi transfer Hitung Tp, %OS, Ts dan Tr. Jawab : Dari fungsi transfer model n = 10 dan  = 0.75. Substitusi nilai ini ke rumus untuk Tp, %OS dan Ts menghasilkan Tp = 0.475 detik, %OS = 2.838, dan Ts = 0.533 detik. Dari grafik pada slide 3, terlihat bahwa untuk  = 0.75, nTr  2.3 detik. Pembagian dengan n menghasilkan Tr = 0.23 detik. Semua ini diperoleh tanpa meng- gunakan invers transformasi laplace terhadap step response dari G(s) dan pengukuran respons. Bab 8

Prosentase overshoot (%OS) (6) (7) Time-to-peak (Tp) (2) Rangkuman Pada bagian ini dikembangkan rumus untuk parameter kinerja sistem order-ke dua. Prosentase overshoot (%OS) (6) (7) Time-to-peak (Tp) (2) Settling time (Ts) (9) Rise-time Tr (Gambar 3 dan Pers. (10)) dalam konteks parameter  dan n order dua tergeneralisasi. Meskipun definisi settling-time dan rise-time adalah sama seperti yang digunakan pada sistem order - pertama, prosentasi overshoot hanya diaplikasikan pada sistem order - ke dua yang undamped dan underdamped. Parameter yang sama dapat digunakan untuk mengkategorikan kinerja sistem order lebih tinggi, yang menunjukkan respons serupa dalam hal bentuk dengan sistem order ke dua. Namun dalam hal ini, tidak ada hubungan langsung antara parameter respons dan pole sistem Bab 8