MENCIPTAKAN KEKOHESIVAN KELOMPOK Pertemuan ke - 12
KOHESIVITAS KELOMPOK Collins dan Raven (1964) : Kekuatan yang mendorong anggota kelompok untuk tetap tinggal di dalam kelompok dan mencegahnya meninggalkan kelompok.
BENTUK-BENTUK KOHESIVITAS KELOMPOK kuatnya rasa persatuan, kemampuan untuk menemukan platform bersama di tengah-tengah perbedaan, kemampuan untuk bekeja sama secara kreatif, kemampuan untuk mengatasi perselisihan secara damai, rasa saling percaya antarkelompok, rasa saling menghormati di antara kelompok yang berbeda, kemampuan untuk mengedepankan kepentingan bersama yang lebih besar daripada kepentingan kelompok yang sempit.
IMPLIKASI KOHESIVITAS KELOMPOK Devian akan ditentang dengan keras, komunikator akan dengan mudah berhasil memperoleh dukungan kelompok jika gagasannya sesuai dengan mayoritas anggota kelompok. Kelompok yang lebih kohesif lebih mungkin di pengaruhi persuasi. Ada tekanan ke arah uniformitas dalam pendapat, keyakinan, dan tindakan. Komunikasi dengan kelompok yang kohesif harus memperhitungkan distribusi komunikasi di antara anggota- anggota kelompok. Dalam situasi dimana sebuah pesan merupakan ancaman kepada kelompok, kelompok dengan kohesif tinggi akan lebih cenderung menolak. Dalam hubungannya dengan pernyataan di atas, komunikator dapat meningkatkan kohesi kelompok agar kelompok mampu menolak pesan yang bertentangan.
ALAT UKUR KOHESIVITAS KELOMPOK Ketertarikan anggota secara interpersonal pada satu sama lain Ketertarikan anggota pada kegiatan dan fungsi kelompok, dan Sejauh mana anggota tertarik pada kelompok sebagai alat untuk memuaskan kebutuhan personalnya (McDavid dan Haran, 1968: 280).
DAMPAK KOHESIVITAS KELOMPOK Tingkat kepuasan makin besar Anggota merasa aman dan terlindungi Komunikasi lebih efektif, bebas, terbuka dan sering Makin mudah terjadi konformitas → anggota makin mudah tunduk pada norma kelompok dan makin tidak toleran pada devian.
KOHESIVITAS & TUJUAN KELOMPOK Jika kohesivitas kelompok begitu kuat maka motif-motif individu akan diganti oleh motif yang berorientasi pada kelompok. Hasrat anggota pun makin besar untuk mensukseskan kelompoknya. Hasil survey pada 5871 pekerja pabrik di 2228 kelompok menghasilkan hipotesis sebagai berikut: “selama norma kelompok mendorong produktivitas yang tinggi maka kohesivitas dan produktivitas secara positif berhubungan (makin kohesif suatu kelompok, makin besar produktivitas)”, Tetapi, jika norma kelompok mendorong produktivitas yang rendah maka hubungannya negatif.