Perubahan Perubahan Kebudayaan Teori Kebudayaan Irana Astutingsih, S.S., M.A
Pertanyaan reflektif: Apa yang anda pikirkan ketika mendengar kata: ‘Jawa’? ‘Bali’? ‘Madura’? ‘Minang’?
Dari Bounded System ke Deteritorialisasi Budaya Tiga tahapan perubahan budaya : Masuknya pasar dalam kultur agraris Integrasi pasar Ekspansi pasar
Masuknya Pasar dalam kultur agraris Sistem barter yang berubah Memperluas jaringan sosial dan orientasi masyarakat ke luar desa Ciri-ciri lokal mulai bergeser sejalan melebarnya batas interaksi dan batas pengetahuan Hubungan dengan dunia luar melemahnya keyakinan tentang sesuatu yang ‘magis’ dan ‘supernatural’
Integrasi Pasar Pengaruh pasar menguat sejalan dg terikatnya penduduk ke dalam tatanan yg lebih luas ide, nilai dan praktik yang bersifat nasional Barang lokal menyebar dalam pasar (nasional) & sebaliknya mengubah pola kegiatan ekonomi penduduk keberadaan suatu barang dihubungkan dengan ‘permintaan pasar’
Integrasi Pasar (lanjutan) Batas-batas etnis lokal mengabur perkawinan antar etnis mempertanyakan kembali stereotype akan suatu etnis Penduduk lokal terkontaminasi prinsip2 totalitas ideologi ‘nasional’ pembangunan pertanian, puskesmass, dokter, prinsip kepemimpinan
Ekspansi pasar Orientasi tidak hanya bersifat nasional, tetapi lebih bersifat global dg tata nilai baru Pasar muncul sebagai kekuatan membangun “dunia” dg memindahkan batas dan ikatan tradisional mengikuti logika pasar Mobilisasi modal dan SDM dg lebih luas Perkawinan antar warganegara
Tiga tahap tersebut menegaskan pergeseran masyarakat dari tatanan lama Cara baru dalam melihat diri sendiri & orang lain dalam konteks berbeda terkait dengan ‘pencarian makna’ yang terikat dengan kelompok/ komunitasnya (Berger & Luckman, 1991) dan Geertz (1973) Sifat komunitas telah bergeser acuan pemaknaan menjadi problematis
Fakta-fakta yg menunjukkan perubahan budaya 1. Munculnya mode produksi baru 2. Melemahnya ikatan tradisional 3. Peran teknologi menjadi makin penting
Munculnya mode produksi baru Adanya beragam pilihan sebabkan diferensiasi Komunalisme melemah muncul solidaritas baru dengan logika berbeda Nilai tidak lagi dikonstruksi dengan harmoni, tetapi dengan serangkaian negosiasi Masyarakat yg awalnya berhadapan dengan negara terlibat dengan jaringan yg kompleks (relasi state, market, society menjadi basis ideologi bagi praktik sosial)
Melemahnya ikatan tradisional Hubungan antar generasi dan perkawinan berubah Otoritas tradisi melemah diganti rasionalitas Pemimpin kehilangan otoritas tradisional kontrol dilakukan dengan instrumen kekuasaan modern berdasar negosiasi (Giddens, 1994: 473)
Peran teknologi menjadi makin penting Cara kerja teknologi mempengaruhi ritme kehidupan dan norma2 sosial Proses dehumanisasi ‘the death of the subject’ (Foucault) mempunyai andil dalam pemaknaan struktur relasi antar orang
Tantangan bagi studi antropologi Transportasi & komunikasi proses mobilitas makin intensif Mobilitas ini menjadi basis pembentukan tatanan baru di milenium ketiga. Konteks perubahan menjadi dasar evaluasi kemampuan metode antropologi untuk “grasp the native’s point of view” Cara konvensional harus dimodifikasi agar tidak terjebak dalam kategori penelitian yang bersifat ‘primitif’ dan ‘eksotis’
Hal hal penting bagi studi antropologi Definisi ulang “tempat” dimana suatu studi antropologi dilakukan Persoalan representasi Peran teknologi media
Definisi ulang “tempat” suatu studi dilakukan Berpindah dari studi “culture area” ke studi “sub-culture area” yang tak terikat batas-batas geografis Bersifat lintas batas (desa, kota atau wilayah) ‘Multi – reserach’ dalam istilah George Marcus (1998)
Persoalan representasi Dari siapa data diperoleh? Siapa yang layak dijadikan informan kunci? Apakah informan dapat benar2 mewakili kelompoknya, mengingat pengalaman individual dan sosial dapat berbeda ? Berdasarkan apa informan dipilih (gender, usia, profesi, dll) logika memilih informan perlu dipikirkan kembali
Peran teknologi media Internet yang tidak sekedar sebagai ‘teknologi alternatif’ tetapi sekaligus menjadi “lapangan baru” para antropolog Komunitas baru (virtual community)