DISAIN STUDI KUALITATIF Materi Perkuliahan MPS Kualitatif #3 Rabu, 27 Februari 2013
Disain Elementer Penelitian, kuantitatif atau kualitatif, pada hakikatnya terdiri dari dua elemen pokok: 1. Pertanyaan, 2. Jawaban Suatu laporan penelitian adalah, organisasi sejumlah kata yang bertumpu pada relasi yang kuat antara pertanyaan dan jawaban Karena itu, 1. mulailah berpikir dari pertanyaan (sebagaimana tampil dalam bagian tulisan ‘Permasalahan’); 2. Lanjutkan berpikir dengan jawaban (sebagaimana tampil dalam tulisan ‘Analisis’); 3. Rumuskan relasi keduanya secara singkat (sebagaimana tampil dalam tulisan ‘abstraksi’) Hindari berpikir berawal dari Latarbelakang, ‘Teori,’ Metodologi. dan sebagainya yang pada intinya hanya merupakan sarana, bukan tujuan
Pengertian Pertanyaan merujuk kepada APA yang awalnya ingin diketahui peneliti. Jawaban merujuk kepada APA yang akhirnya diketahui secara pasti oleh peneliti Rumuskan pertanyaan dengan jelas, tegas Rumuskan jawaban dengan jelas, tegas Rumuskan relasi di antara keduanya dengan jelas, tegas
Model Model yang menggambarkan proporsi pentingnya pertanyaan dan jawaban, ketimbang ‘teori’ dan metodologi, apalagi latarbelakang. Metodologi Jawaban Pertanyaan ‘Teori’
Merumuskan Pertanyaan Penelitian Walau merujuk kepada apa yang ingin diketahui, buat pernyataan berdasarkan data yang telah diketahui sebelumnya. Dalam kuantitatif, hal itu dicapai dengan terutama penelusuran literatur, sedang kualitatif selain itu, juga, terutama, bergaul akrab dengan data dengan melakukan pendekatan, wawancara dan pengamatan awal. Mulailah dengan mengajukan pertanyaan tentang “Apa, Siapa, Dimana, Kapan, Berapa” Buat pertanyaan yang peneliti sendiri dapat memperoleh gambaran, betapa pun sederhananya, tentang jawaban yang kira-kira ‘akan’ diperoleh.
Merumuskan Antisipasi Jawaban Sebagaimana kuantitatif, kualitatif juga perlu mengidentifikasi jawaban sebagai pedoman pengumpulan dan pengolahan data yang dalam terminologi kuantitatif disebut sebagai hipotesis. Perbedaannya, hipotesis dalam studi ini terus menerus diuji; bila tidak terbukti ditinggalkan, bentuk yang baru, uji lagi hingga peneliti memperoleh temuan yang relatif final (tesis). Tujuan studi pada hakikatnya harus sudah menggambarkan pertanyaan dan jawaban, bukan hanya sekedar pertanyaan.
Organisasi Penulisan Studi kualitatif adalah penelitian tentang bagaimana dunia diorganisasikan secara berbeda oleh manusia yang mengalaminya sebagaimana tercermin dalam kata-kata yang diciptakan, digunakan, diaktivasi, dan dikembangkan secara distingtif untuk memberikan makna dalam kehidupannya. Mengikuti hal itu, peneliti kualitatif dengan penuh kesadaran berupaya untuk menggunakan kata-kata asli yang digunakan oleh subyek penelitiannya dengan seoptimal mungkin. Seiring dengan itu, ia juga dengan penuh kesadaran berusaha mengorganisasikan penulisannya relatif tidak jauh berbeda dengan kerangka kemasukakalan (relevance structure) subyek penelitiannya. Tidak ada standar rigid dalam penulisan laporan kualitatif, peneliti memiliki kebebasan untuk mengorganisasikan pemikirannya sesuai dengan subtansi temuan studinya, atau pemikirannya sendiri.
Latar Belakang Suatu bagian tulisan yang menyampaikan alasan mengapa peneliti menganggap penting untuk melakukan penelitian tertentu. Sesuai dengan hakikat penelitian kualitatif, nama bagian ini pun tidak perlu harus bernama “Latarbelakang,” misalnya “Dasar Pemikiran” Ada banyak alasan yang dapat dikemukakan peneliti - obyektif dan/atau subyektif - signifikansi praksis dan/atau akademis Hindari: - memberi perhatian yang berlebihan pada bagian ini - menulis panjang-lebar di bagian ini. Ingat ini bukan yang paling esensial, sekedar sarana yang membuka atau mengantarkan peneliti)
Permasalahan Bagian tulisan yang menyampaikan perumusan pertanyaan yang ingin diteliti Sesuai dengan hakikat kualitatif, nama bagian ini pun tidak perlu harus selalu “permasalahan,” misalnya dengan menyebut aspek substantif yang ingin diangkat “Nyumput Buni di nu Caang sebagai Fokus Studi.” Bedakan pertanyaan dan permasalahan: pertanyaan merujuk kepada apa yang digali peneliti pada informan, sedangkan permasalahan merujuk kepada apa yang digali oleh peneliti sendiri Jangan mengajukan lagi pertanyaan dasar tentang “apa, siapa dsb, fokus kepada “bagaimana dan/atau mengapa” Bagian tulisan yang paling fleksibel: senantiasa diubah, disesuaikan dengan temuan penelitian.
Kajian Literatur 1 Bagian tulisan yang menyampaikan pemetaan studi-studi sebelumnya: kekuatan dan kelemahan, serta posisi (keutamaan) peneliti dalam pemetaan itu. Sebagaimana hakikat kualitatif, nama bagian ini tidak selalu harus bernama “kajian literatur,” bahkan jika hal ini dimasukan dalam “latar belakang” bagian ini tidak perlu ada. Namun hindari penggunaan kata “Kerangka Teori.” Studi kualitatif tidak menggunakan teori, tidak berupaya menguji teori, tidak berupaya menguji hipotesis, tetapi mengembangkan teori. Sebagai penelitian induktif, peneliti justru ingin menciptakan, menyempurnakan dan mengembangkan satu atau lebih konsep, dan/atau relasi di antara konsep-konsep (teori).
Kajian Literatur 2 Karena itu, ketika memetakan studi-studi itu, peneliti sebaiknya memusatkan perhatian pada penjelasan suatu konsep dan/atau relasi konsep-konsep. Namun dalam penjelasan, tunjukkan bagaimana konsep-konsep itu diartikan secara berbeda, memiliki masalah-masalah, dan adanya berbagai konsep tandingan Hindarkan penjelasan tentang: 1. definisi konseptual suatu konsep yang akan digunakan studi; 2. definisi operasional suatu atau beberapa konsep . 3. relasi konsep-konsep dalam suatu perumusan hipotesis 4. ringkasan rinci tentang studi secara individual (“resensi buku”);
Metodologi 1 Bagian tulisan yang menyampaikan proses pengumpulan dan pengolahan data secara lengkap dan jujur. Sebagai peneliti ilmiah, ia tentu saja harus mengembangkan penelaahan secara sistematik, logik, empirik dan obyektif. Namun tidak ada ketentuan baku dan rigid tentang apa yang harus dilakukan peneliti dalam penelitian kualitatif. Tunjukkan prosedur apa adanya bagaimana peneliti dalam mengumpulkan dan mengolah data secara sistematik, logik, empirik dan obyektif tersebut. Tidak seperti kuantitatif, tidak ada hukum “penelitian yang tidak mengikuti autaran baku akan diragukan hasilnya’) Hindari penggunaan jargon-jargon kuantitatif: - operasionalisasi konsep (variabel, dimensi, indikator) - variabel (dependen, independen, dsb) - representativitas (populasi, sampel dan semua turunannya seperti) - validitas & reliabilitas
Metodologi 2 Pemilihan informan 1. Alasan 2. Pemandu (gate keeper) 3. Pendekatan (approach) Pelaksanaan wawancara 1. Lokasi 2. Waktu (durasi) 3. Intensitas (frekuensi) Pelaksanaan pengamatan Pencatatan (transkripsi) Pengolahan data Masalah-masalah penelitian 1. Karakter informan 2. Isu personal 3. Obyektifitas 4. Lainnya yang diangap perlu
Kontektualisasi Bagian tulisan yang menyampaikan setting penelitian menurut ruang (spasial, aspek horisontal), waktu (sejarah, aspek vertikal), dan pengelompokan (orang dan/atau isu, aspek diagonal) Tampilan kongkritnya dalam laporan muncul dalam bentuk atau istilah berlainan: - Monografi desa - Ekologi - Geografi - Demografi - Toponimi (asal-usal nama lokasi) - Sejarah singkat - Penduduk dan wilayah (Land and People) - Dan sebagainya Perhatikan: berbeda dengan penelitian kuantitatif, uraian tentang kontekstualisasi dalam kuantitatif memeiiki peran yang penting, bukan sekedar asesori
Analisis 1 Bagian tulisan yang menyampaikan semua temuan-temuan penelitian relevan yang kemudian diangkat pada tataran abstrak, menjadi suatu konsep (konseptualisasi) atau suatu teori (teoritisasi) Perhatikan, bagian ini harus memiliki cukup banyak: 1. Kata (konsep) asli yang tidak boleh diterjemahkan langsung, tetapi diberikan padanan artinya secara empirik (jangan langsung dikonseptualisasi); 2. Kutipan kalimat asli informan, karena perannya relatif setara dengan tabel frekuensi dan silang 3. Peta lokasi (bisa atau canggih seperti misal dari Google Earth) 4. Gambar (foto atau lukisan tentang orang, pakaian, peralatan, pemandangan, dsb yang relevan) 5. Denah (layout) bangunan, situasi 6. Bagan, tabel ‘kualitatif’
Analisis 2 Peneliti membuat analisis vertikal : - mengelompokkan fenomena (kata/konsep) satu dari lainnya, membuat kategorisasi atau klasifikasi - menarik kata menjadi konsep yang relatif abstrak, sedemikian sehingga dapat dimengerti oleh komunitas ilmiah (menggunakan bahasa standar sosiologi) Peneliti membuat analisis horisontal dengan cara: - mengasosiasikan (menemukan istilah-istilah yang setara) - membandingkan (menarik persamaan dan perbedaan) dengan kata (konsep) lain - menghubungkan (menarik relasi sebab-akibat) dari satu kata (konsep) dengan kata (konsep) lainnya - membandingkan temuan studinya secara menyeluruh dengan temuan studi yang dilakukan para peneliti lainnya
Kesimpulan Bagian tulisan yang menyampaikan ringkasan seluruh bagian tulisan dengan tekanan pada relasi antara pertanyaan dan jawaban dalam bahasa peneliti yang ilmiah . Hindari: - Memasukan data primer (wawacara dan sebagainya) - Memasukkan kutipan - Menjelaskan aspek kebaruan, sesuatu yang tidak diungkapkan di bagian sebelumnya
Abstraksi Bagian tulisan yang menyampaikan gagasan pokok penelitian yang paling singkat (sepertiga halaman kertas standar). Intinya hanya menyampaikan relasi permasalahan dan jawaban. Bila ngin menyinggung latar belakang, teori dan metodologi, cukup buat dalam beberapa kata sebagai anak kalimat.
Memberi Judul Penelitian Bagian tulisan yang tampil pada bagian paling depan yang menyampaikan gagasan paling inti penelitian secara hemat kata (parsimonious) Pedoman: 1. Judul pertama: gunakan konsep (kata) asli yang paling relevan 2. Judul kedua: gunakan konsep yang berlaku dalam sosiologi