TATA LETAK DAUN PADA BATANG (PHYLLOTAXIS) Dosen : Tri Nurhariyati, S.Si, M.Kes Biologi – Universitas Airlangga
Aturan mengenai letaknya daun Tata letak daun Aturan mengenai letaknya daun 1 buku, 1 daun (tersebar / folia sparsa) 1 buku, 2 daun *Berhadapan *Bersilang 1 buku, lebih dari 2 daun ( berkarang / folia verticillata)
Folia sparsa b Jumlah daun yang dilewati selama Rumus daun (divergensi) a banyaknya kali garis spiral b Jumlah daun yang dilewati selama sekian kali melingkar (daun ke-1 tidak dihitung) s/d 2 daun tegak lurus. Ortostik Garis vertikal yang menghubungkan 2 daun yang tegak lurus
SPIROSTIK PARASTIK Ortostik berubah menjadi garis spiral karena pertumbuhan batang memutar PARASTIK Garis-garis spiral kekiri dan kekanan, melingkari batang, menghubungkan daun-daun menurut arah kesamping
Spiral genetik Sudut divergensi Garis spiral yang melingkari batang yang menghubungkan daun-daun berturut-turut dari bawah ke atas s/d tercapai daun yang tegak lurus Sudut divergensi jarak sudut antara 2 daun berturut- turut a X 360° b
DERET FIBONACCI Deretan rumus – rumus daun karakteristik + + + + + + + + + + 1 1 2 3 5 8 2 3 5 8 13 21 + + + + + 1 1 2 3 5 8 2 + 3 + 5 + 8 + 13 + 21
ROSET (ROSULA) mOSAIK DAUN Duduk daun rapat berjejal (ruas pendek) Roset akar dan batang mOSAIK DAUN Pada cabang mendatar/ serong ke atas Helaian-helaian daun pada cabang teratur pada suatu bidang datar
BAGAN (SKEMA) TATA LETAK DAUN Batang silinder Daun segitiga dengan dasar lebar menghadap keatas Ortostik sebanyak b garis membujur & vertikal Buku-buku Jarak diatur, jumlah banyak Jarak daun a x 360o b Daun diberi nomer sepanjang spiral genetik
Gambar. Bagan duduknya daun No. daun pada ortostik yang sama 1,6,11 2,7,12 3,8,13 dst Gambar. Bagan duduknya daun menurut rumus 2/5 1 1
DIAGRAM DAUN Batang : kerucut memanjang Buku-buku : lingkaran, jumlah banyak Ortostik : Jari-jari lingkaran Jarak dua daun : a/b x 360° Spiral genetik : Garis spiral, putaran kekanan, semakin ke atas semakin sempit
Gb. Diagram daun menurut rumus 2/5
Pada berbagai jenis tumbuhan dengan tata letak daun tersebar, kadang – kadang kelihatan daun yang duduknya rapat berjejal – jejal, yaitu jika ruas – ruas batang amat pendek, sehingga duduk daun pada batang tampak hampir sama tinggi, dan sangat sukar untuk menentukan urutan tua mudanya. Daun ini disebut dengan nama “ roset” pada daun – daun dengan tata letak tersebar teratur sedemikian rupa sehingga helaian – helaian daun pada cabang itu teratur pada suatu bidang datar membentuk pola “ mosaik daun “