Konsentrasi Belajar kaitannya dengan Modalitas Belajar Anggota Kelompok : Dwi Retno P (10001151) Irma Dwi P (10001160) Ratna F (10001161) Tio Fanny K (10001207)
Latar Belakang Konsentrasi siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah modalitas belajar (Visual, Audiotorial, Kinestetik) yang menentukan bagaimana siswa memproses setiap informasi yang diterimanya. Kejelian memperhatikan modalitas belajar serta kreativitas guru dalam mengembangkan strategi dan metode pembelajaran di kelas akan meningkatkan konsentrasi belajar siswa sehingga hasil belajarnya akan meningkat pula.
Konsentrasi Belajar Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran. Kemampuan seseorang untuk berkonsentrasi sangat penting pada saat belajar.
Menurut seorang ilmuan ahli psikologis kekuatan belajar seseorang setelah tiga puluh menit telah mengalami penurunan. Ia menyarankan agar guru melakukan istirahat selama beberapa menit. Istirahat ini tidak harus keluar kelas melainkan dapat berupa obrolan ringan yang mampu membuat siswa merasa rileks kembali. Dengan memberikan selingan istirahat, maka perhatian dan prestasi belajar dapat ditingkatkan.
Modalitas Belajar Modalitas dapat diibaratkan seperti ‘jalan tol utama’ untuk memproses rangsangan yang datang kepada diri kita dari dunia luar. Yang perlu diingat bahwa setiap orang memiliki ketiga modalitas belajar tersebut, namun kita cenderung hanya menggunakan satu modalitas. Meskipun kita hanya menggunakan satu modalitas, namun kedua modalitas yang lainnya tetap ada di dalam diri kita.
Dari hasil penelitian menunjukkan semakin banyak modalitas yang kita libatkan secara bersama-sama, maka belajar akan semakin ‘hidup’, berarti, dan bisa melekat. Dengan mengoptimalkan penggunaan modalitas belajar siswa melalui metode belajar dan pembelajaran yang bervariasi diharapkan dapat meningkatkan konsentrasi siswa.
Ketiga Modalitas Belajar, yaitu : 1. Visual ( visual learners) Gaya belajar visual menitikberatkan pada ketajaman penglihatan. Ciri-cirinya, yaitu; Tidak mudah terganggu oleh keributan disekitar kita. Lebih mudah mengingat apa yang kita lihat, daripada apa yang kita dengar. Lebih suka membaca sendiri, cepat dan tekun. Lebih pandai mengetahui apa yang harus dikatakan, namun sulit untuk mengungkapkan. Kurang mampu memahami intruksi-intruksi secara verbal.
2. Auditory ( auditory Learners ) Gaya belajar auditory menitikberatkan pada pendengaran. Ciri-cirinya ; Saat belajar suka berbicara pada diri sendiri. Mudah sekali terganggu dengan keributan. Lebih mudah mengingat apa yang didiskusikan dari pada apa yang dilihat. Ketika membaca selalu menggerakkan bibir dan membaca keras. Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada apa yang didengarnya.
3. Kinestetik ( Kinestethic Learners ) Gaya belajar kinestetik selalu bergerak, bekerja dan menyentuh pada saat belajar. Ciri-cirinya; Tidak mudah terganggu oleh keributan. Belajar melalui memanipulasi dan praktek. Menghafal dengan cara berjalan dan melihat. Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca. Cenderung sulit untuk menulis, tetapi hebat dalam bercerita. Menyentuh segala sesuatu yang dijumapinya, termasuk saat belajar.
Terapi dengan Eksperimen Ivan Petrovich Pavlov Berdasarkan eksperimen Pavlov, segala sesuatu bisa dilakukan dengan pembiasaan yang terjadi dengan adanya stimulus dan respon. Konsentrasi belajar itu dapat dikondisikan sedemikian rupa sehingga informasi yang diberikan dapat diterima dengan baik. Dalam pengkondisian terapi tersebut anak didik akan berkonsentrasi belajar dengan baik dengan adanya pengkondisian dan pembiasaan cara belajar dengan mengaplikasikan modalitas belajar, maka akan mempengaruhi konsentrasi saat belajar. Seorang guru dalam memberikan materi pelajaran harus mampu mengaplikasikan tiga model pembelajaran, yaitu visual, audio, kinestetik, sehingga semua siswa dapat memusatkan perhatian dengan baik pada materi yang diberikan oleh guru.
Apabila pengkondisian tersebut dilakukan secara berulang–ulang, maka siswa akan mampu berkonsentrasi dengan baik dalam proses pembelajaran di kelas. Sehingga konsentrasi belajar menurut teori Pavlov dapat terbentuk melalui situasi belajar sedemikian rupa yang kita kondisikan.
Kesimpulan Pada dasarnya setiap siswa memiliki kebutuhan yang berbeda dan memiliki gaya belajar yang berbeda dalam memproses informasi guna memahami pemahaman dalam rangka memperoleh hasil belajar yang optimal. Sehingga setiap siswa memiliki kecenderungan menggunakan modalitas belajar yang berbeda, maka gaya pengajaran yang diberikan harus dapat berkesesuaian dengan ketiga modalitas belajar tersebut, yaitu dengan merangsang dan melatih siswa untuk menggunakan modalitas belajar secara bersamaan dalam rangka meningkatkan efektivitas proses belajar untuk memperoleh hasil belajar yang optimal.
Thank’s For Your Attention