PENGARUH ANGIN DAN OMBAK Kapal yang sedang berhenti, selalu akan duduk melintang, sehingga angin datang sedikit kemuka atau kebelakang terhadap arah melintang, tergantung dari bangunan atas dan bentuk kapal di bawah air. Kapal yang sedang mundur, buritan akan selalu mencari angin. Ditengah laut, kapal akan menjalani garis hasil (diagonal) dari pada haluan yang dikemudikan, laju dan pengaruh angin. Sudut antara garis haluan dan garis hasil itu disebut rimban (drift). Besarnya sudut rimban (drift) itu tergantung dari pada : a. Laju kapal b. Kekuatan angin c. Sudut antara haluan dan arah angin d. Luas badan kapal daitas garis air e. Hambatan samping Rimban (drift) adalah sudut antara garis lunas kapal dan air lunas, atau sudut antara garis hasil dan garis haluan yang dikemudikan.
PENGARUH OMBAK PENGARUH OMBAK : Olah gerak mengangguk, laju kapal berkurang dan apabila air masuk ke kapal, dapat berakibat kapal tenggelam. Suatu kapal yang sedang diam atau hanya mempunyai laju kecil saja, akan jatuh melintang terhadap ombak. Ombak dari belakang, kapal sukar dikemudikan dengan baik. Kapal yang sedang mundur, maka buritannya akan mencari ombak
PENGARUH ARUS Sebuah kapal yang untuk keseluruhannya berada didalam arus, menjalani suatu garis hasil (resultan) daripada laju kapal dan arah / kekuatan arus. Sebaiknya sebelum berlabuh jangkar ataupun rapat kapal, lebih dahulu kapal harus diputar melawan arus. Pada sebuah kapal yang berlabuh jangkar didalam arus, hasil kemudi adalah sama seperti pada kapal yang sedang maju. Juga pada ketika jangkar itu mengangguk. Apabila sebuah kapal untuk sebagian saja berada didalam arus, maka ia akan berputar oleh karena pengaruh arus tersebut ( pada waktu masuk/keluar bandar atau sungai – sungai).
PENGARUH AIR DANGKAL Sebuah kapal yang mempunyai laju menyebabkan terjadinya ombak haluan dan ombak buritan. Sehubungan dengan itu, maka permukaan air tidaklah terlukis sebagai garis lurus pada badan kapal, melainkan sebagai garis yang lengkung. Akibatnya : Isi tolak seolah-olah menjadi berkurang. Hal ini tentu tidaklah mungkin, maka dari itu kapal akan terbenam lebih dalam (terutama buritannya). Bahaya kandas akan terjadi apa bila dalam air hanya berbeda sedikit dengan sarat kapal. Apabila kapal keluar dari poros perairan, maka keadaan seimbang itu akan hilang, penurunan permukaan air pada kedua belah sisi kapal tidaklah sama, sehingga buritan didesak ketepi yang terdekat. Kemudi tidak makan, dan haluan kapal mungkin akan kandas ditepi yang berlawanan.
Di dalam Perairan sempit dan dangkal Misalnya di dalam terusan, timbulah gejala-gejala sbb. : Ombak haluan, di muka kapal Arus yang menuju ke belakang, bersamaan dengan penurunan permukaan air pada kedua belah sisi kapal, Ombak buritan di belakang kapal, Arus yang menuju ke belakang pada perpanjangan garis lunas dan sepanjang tepi, di belakang kapal mengalir pula arus yang menuju ke muka. Semakin besar laju kapal, semakin jelaslah gejala-gejala tersebut nampak.