Menulislah, Biar Dunia Tahu Apa yang Kau Pikirkan … Oleh : Firman Taqur, S.Sos Disampaikan pada : Pelatihan dan Lomba Menulis Esai Tingkat Pelajar SMA/SMK dan MA se-Kabupaten Cianjur Gedung Korpri Cianjur, Sabtu, 13 Juni 2015
Prolog ”Manusia boleh pintar setinggi langit, namun saat ia tidak bisa menulis, ia akan hilang ditelan sejarah,”. Pramoedya Ananta Toer ”Semua penulis akan mati, hanya karyanyalah yang akan tetap abadi ...” Ali bin Abi Thalib ra “Ah, menulis itu gampang ....” Arswendo ”Menulislah, karena ada kesakitan yang akan sembuh saat kau menulis,” Anonim “Menulislah, karena hanya itu cara untuk membuat dunia tahu apa yang engkau pikirkan,” Dylan Thomas
Menulis, Sebuah Urgensitas Dunia pendidikan adalah dunia tulis-menulis, dan seseorang yang terlibat di dalamnya tentulah harus mampu dan cakap dalam menulis. Seorang peserta didik tentunya dituntut untuk mampu berpikir kritis, bukan hanya secara oral dalam menuangkan ide kritismenya , namun alangkah sempurnanya jika mampu dituangkan pula ke dalam bentuk tulisan (karya tulis).
Kenapa Pelajar “Malas” Menulis? Menulis sulit dan membutuhkan bakat khusus. Thomas Alva Edison : ”Sukses itu dipengaruhi oleh 1 persen bakat dan 99 persen kerja keras,” Berarti anda tidak ”harus” memiliki bakat menulis untuk bisa menulis, namun harus bekerja keras dengan selalu mencoba dan mencoba, terus berlatih menulis.
Tidak Adanya Wadah yang Representatif Salah satu faktor penghambat kurang bergairahnya pelajar menulis adalah tidak adanya wadah yang representatif dari sekolah. Kalaupun ada, itupun hanya berbentuk majalah dinding (mading). Selain itu, kurang adanya sentuhan rangsangan atau motivasi dari sekolah, misalnya, berupa kredit poin atau ada forum tertentu dari lembaga yang kompeten yang bisa menampung dan mewadahi ide-ide pelajar dalam meningkatkan kualitas menulisnya.
Apapun bisa ditulis dan menjadi sumber atau inspirasi tulisan. Apa yang Ditulis? Apapun bisa ditulis dan menjadi sumber atau inspirasi tulisan. Namun begitu, seorang pelajar sebagai sosok intelektualis tentu saja senantiasa dituntut untuk berfikir logis dan ilmiah. Karenanya, alangkah lebih baiknya kalau menulis karya tulis ilmiah, kendati tentu saja tanpa mengesampingkan tulisan-tulisan lainnya, sebut saja tulisan sastra atau opini lepas, seperti tulisan esai.
Apa Itu Esai? Kenapa esai? Karena bentuk tulisan ini adalah ekspresi dari opini seseorang terhadap suatu hal. Jadi, esai sesungguhnya sangat berbeda dengan artikel ilmiah atau sekadar opini eksposure (laporan faktual). Esai adalah perpaduan antara fakta dengan imajinasi, antara pengetahuan dengan perasaan membuat esai berbeda dibanding jenis tulisan lainnya. Sebuah esai selayaknya dapat menghantarkan pembacanya untuk memahami persoalan dengan cara yang sederhana namun “ngena” dan tentunya sarat makna.
SEKIAN & TERIMA KASIH * Pemateri adalah Dosen dan Jurnalis