Dekonstruksi Kebenaran (Pengantar ke Pemikiran Aliya Harb)

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
CABANG-CABANG FILSAFAT
Advertisements

WING W PANDOE DASAR-DASAR SENI.
Filsafat Ilmu: administrasi
Pardjono, Ph.D Pascasarjana UNY
TITIS RASARI NIM: Sejarah Metafisika Barat  Sejarah metafisika selalu dipenuhi dengan impian dan nostalgia akan kebenaran, akan logos yang ilahiyah.
Filsafat Ilmu (Manajemen)
RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU
Metodologi Penelitian
METODOLOGI PENCIPTAAN SENI RUPA
Sastra & Psikologi Ki Puji Karyanto.
Paradigma Positivistik & Konstruktivistik
KEBENARAN ILMIAH KWALITAS PENGETAHUAN
MK Filsafat dan Etika Kesejahteraan Sosial Arif Wibowo
Metodologi Penelitian
Hubungan Sains dan Agama
DISUSUN OLEH: MISNANI. S.Ag. M.Pd. I
Pembacaan Al-Qur’an [Pengantar ke Pemikiran Mohammed Arkoun]
IBNU ARABI (560 .H/1164 M – 638 H/1240 M) Muhammad Ibn ‘Ali Ibn Muhammad Ibn al-‘Arabi al-Tha’i al-Hatimi.
Devine Revelation menurut Fazlur Rahman Oleh : zainul adzvar Al-Qur ’ an  Verbal (tidak hanya makna dan ide saja)
PERTEMUAN II PENGENALAN LOGIKA.
Teologi Pembebasan ( Hasan Hanafi )
TUJUAN MATA KULIAH PENGANTAR ARSITEKTUR
Pemikiran Filsafat Ibnu Rusyd
FILSAFAT SEJARAH SARDIMAN AM.
Mengembangkan Pengetahuan
PENGETAHUAN Knowledge
PEMIKIRAN TOKOH – TOKOH DALAM ILMU SOSIAL
Fikom UEU Halomoan Harahap
ALIRAN-ALIRAN & TOKOH-TOKOH FILSAFAT ILMU
Filsafat, Ilmu dan Filsafat Ilmu
Paradigma Positivistik & Konstruktivistik
Mitologi,visual, dan narasi
SRI SULASMIYATI, S.Sos, M.AP
PETA PEMIKIRAN ISLAM.
FILOLOGI SEBAGAI ILMU BANTU ILMU LAIN
PENGETAHUAN Pengetahuan yaitu segala sesuatu yang diketahui yang merupakan hasil dari tahu. Ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang.
FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
Pertemuan 5 : “ DIMENSI ETIS KEMAJUAN IPTEK “
Realitas & “Kesadaran” Semiotika
PENGERTIAN ETIKA, MORAL, DAN AHLAK
ALIRAN-ALIRAN DALAM FILSAFAT PENDIDIKAN UNIT 3
UNIVERSITAS PAKUAN PROGRAM PASCA SARJANA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN 2015 Hakikat Ilmu Filsafat Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah : FILSAFAT.
Oleh : dr. Nur Indarawati Lipoeto
Hermeneutika al-Qur’an (Nashr Hamid Abu Zayd)
Alamat : Bungah Gresik Indonesia Blog : tukarpendapat.wordpress.com
Makna Makna Akhlak, etika dan moral: persamaan dan perbedaannya
Perkuliahan Tatap Muka Ke-4 Ilmu Tasawuf 8 November 2008
RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU
Apakah Filsafat Itu ? Etimologis: Filsafat = philosophia, philos + sophia (cinta kebijaksanaan/pengetahuan) Filsafat merupakan aktivitas yang mengusahakan.
TUGAS FILSAFAT ILMU.
SEJARAH ISLAM APA YANG DIMAKSUD DENGAN SEJARAH?
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
Memahami hakikat ilmu pengetahuan
MATERI KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA
03 FILSAFAT UMUM CABANG-CABANG FILSAFAT Psikologi 2015 PSIKOLOGI
SEMIOTIKA.
Filsafat Perennial (Sayyed Housein Nasr)
FENOMENA KOMUNIKASI DALAM PRESPEKTIF EPISTEMOLOGIS
Topik 1 PENGERTIAN DAN PERENUNGAN KEFILSAFATAN
Pemahaman Agama: Filosofis & Sosiologis
Konsep Dasar Ilmu Filsafat Manajemen.
PENGENALAN FILSAFAT A. Arti Filsafat a. Dari segi etimologi FALSAFAH
TEOLOGI ISLAM SEBAGAI PENGETAHUAN RASIONAL
FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
ALIRAN-ALIRAN DALAM FILSAFAT PENDIDIKAN UNIT 3
BATASAN-BATASAN TENTANG PENJELAJAHAN ILMU, AGAMA DAN RELASINYA
PENGANTAR FILSAFAT Oleh: AHMAD TAUFIQ MA. Belajar Filsafat 1. Dari Sejarah Perkembangan Pemikiran: Yunani Kuno – Filsafat Timur Abad Pertengahan Filsafat.
Pengantar Filsafat Ilmu
TUGAS FILSAFAT ILMU 1 APA ILMU ITU? 2 Cabang-cabang Filsafat 3 Pokok Permasalahan yang dikaji Filasafat: 1.Apa yang disebut benar dan apa yang disebut.
Transcript presentasi:

Dekonstruksi Kebenaran (Pengantar ke Pemikiran Aliya Harb) Oleh : Mustamir Anwar

Obsesi Filsafat Modern (Descartes) adalah : 1). Permasalahan “ada” / Being / Wujud 2). Obsesi kebenaran dan kepastian 3). Subyek / Cogito / kesadaran. :: wujud dan kebenaran merupakan “konsep lama” yang mendahului Filsafat. :: Filsafat mengkaji tentang kebenaran konsep “ada”, atau kebenaran itu sendiri!

Sehingga konsep bermuara pada Subyek (modern Sehingga konsep bermuara pada Subyek (modern!)  dikarenakan Subyek adalah kutub, maka mengandung “Keyakinan” Akhirnya Filsafat identik dengan subyektifitas. Filsafat menjadi asimilasi dan perpaduan Subyek - Obyek Kebenaran muncul sebagai hasil perpaduan tersebut

Asimilasi Subyek-Obyek = Kebenaran. Contohnya : Aristoteles == Kesepadanan hukum-hukum Ide dengan Realitas Hegel == Setiap Rasional adalah Realistik. Descartes == Kebenaran sebagai aksioma asimilasi Subyektif. Nietzsche == Kebenaran merupakan kesepadanan antara ujaran, konsep (pemahaman) dan wujud / ada (baca : bukan Realitas!)

Tapi, Filsafat (kebenaran) merupakan = Oleh karena itu, dalam Filsafat kontemporer, Kebenaran bukan merupakan konsep essensi, korespondensi, konfidensi, afirmasi, stabilisasi Tapi, Filsafat (kebenaran) merupakan = Produksi , Reproduksi Prosedur, Prioritas Tafsir, Otoritas Praktek, Permainan

Kebenaran bukan keyakinan epistemik, tapi “sistem Hermeneutik”  Ta’wil! Secara ontologis, ia mendunia, terbuka relasi dengan “ada”/ wujud Manusia adalah hubungan struktural yang terbuka terhadap banyak sisi dan memiliki dimensi dan bentuk yang lain ## ada rindu, nikmat, puas d.l.l  ini tidak bisa hanya di baca dengan frame Psikologis saja.

Sisi-sisi manusia (pencari kebenaran) : 1) Kerinduan  bentukan dan ekspresi seksualitas  jasad Subyektif  mewujud keinginan-keinginan 2) Politis  “apa” darinya kita “ada”, ia menjalankan persoalan-persoalannya. 3) Ilmiah  alasan Formal; menentukan “hubungan” dengan kebenaran. 4) Artistik  kebahagiaan hidup; terealisasi dalam seni hidup

Relasi Manusia dengan Subyeknya. Timbul “kegandaan”  (ala Foucault) (1) Dikotomi Tubuh dan Hasrat (2) Dikotomi Pengetahuan dan Kebenaran (3) Dikotomi Kekuatan dan Kekuasaan (4) Dikotomi Internal dan Eksternal Ada = berhasrat, mengenal, berbuat dan merenung !

O. k. i Subyek bukan esensi tunggal O.k.i Subyek bukan esensi tunggal!, tapi relasi yang komplek yang mempengaruhi Subyek lewat 4 sisi tersebut Manusia “hadir” tidak untuk dirinya langsung begitu saja, tapi ia hadir “dalam” dan “dengan” dunia. Ia memiliki banyak kehadiran eksistensial

Formasi Filsafat = 1]. Ilmiah --- Rasional 2]. Politis --- Prosedur demokrasi yang membedakan sakral / teologis dengan yang lainnya 3]. Kerinduan --- Peristiwa tiba-tiba  “mencengangkan” (tak terdiskripsikan)  cinta. Artistik --- “seni” , harmoni, sastra, aforisme, puisi  {kematian narasi}

Ia adalah “Kemungkinan Kebenaran”. Filsafat tidak memproduksi kebenaran, ia adalah “sarana konseptual” yang memberikan kemungkinan bahwa kebenaran memiliki “sumber baru” Ia adalah “Kemungkinan Kebenaran”. Benar / salah, baik / buruk, legitimate / ilegitimate, mulia / cela d.l.l adalah konsep-konsep yang interpretatif

Karya filsafat harus diperlakukan sebagai = Sumber bagi proposisi problematis – dialektis yang selalu terbuka. Ia diposisikan sebagai teks konseptual. Format rasional. Arena kemungkinan. Poros makna.

Yang terjadi, Kebenaran terkait dengan Rasional, argumentatif  Puisi (misalnya) dianggap Metaforis yang tidak membantu pemikiran Ini adalah gaya ala Aristotelian, dimana Filsafat tersusun dalam “prosedur”. Selainnya dianggap cabang / bidang (termasuk Puisi), semua harus lewat “Logis”

Tidak bisa, al-Qur’an (Arab) dijejerkan dengan Filsafat (Yunani). Dalam Islam, Filsafat ada Format “metafisika” dengan “wajib al-Wujud”. dimana, prosedur logis tidak bisa mengcover. Trus? Prosedur ilmiah (yunanian) tidak cukup, harus dengan ilmu-ilmu dalam wilayah Islam (Tasawuf, Kalam d.l.l) Tidak bisa, al-Qur’an (Arab) dijejerkan dengan Filsafat (Yunani). Karenanya ada “Filsafat Kenabian” “irfani”

# Filsafat Barat (justru) Mandeg  dikarenakan Resionalitas # Filsafat Timur (justru) berkembang  dikarenakan Metafisika Ibnu Sina  Filsafat Paripatetik Al-Farabi  Filsafat Kenabian Suhrowardi  Filsafat Isyraqiyah Al-Thusi  menggabungkan Logika, kalam dan matemateka Ibnu Arabi  Imaginasi Kreatif (orientasi Sufistik-Gnosis) Al-Gazali  ilmu Kasyaf

:: Filsafat (barat) bisa Produktif jika membuka “wilayah Baru”! Sezaman dengan Descartes, di Islam Filsafat adalah pola-pola eksistensi { Logika, Metafisika, Hikmah / Kenabian / Wahyu, Gnostik Sufi / Praktek kerinduan } Filsafat (Barat) –hingga kini- hanya terbatas pada Komentar (Syarah) dan komentar atas komentar (Ta’liq) :: Filsafat (barat) bisa Produktif jika membuka “wilayah Baru”!