PROLAPSUS DISKUS INTERVERTEBRALIS
Pendahuluan Prolapsus Diskus Intervertebralis (PDI) : Salah satu penyebab NPB Nama lain: Hernia diskus intervertebralis, ruptur diskus intervertebralis, slipped disc, hernia nukleus pulposus (HNP) Paling sering : daerah lumbal Gejala klinis : bervariasi Diagnosis : Anamnesis, pemeriksaan neurologis, pemeriksaan penunjang
Epidemiologi Prevalensi : 1-2% populasi Laki-laki : perempuan = 1:1 Usia paling sering : 30-50 tahun Paling sering (90%) : level L5-S1 & L4-L5 Arah tersering : posterolateral Level lain (berturut-turut) :L3-L4, L2-L3, paling jarang : L1-L2
Anatomi & Patofisiologi Diskus intervertebralis : Antara 2 korpus vertebra Fungsi : penyangga beban tubuh peredam kejut (shock absorber) 2 bagian : nukleus pulposus annulus fibrosus
Nukleus pulposus : Di bagian dalam & tengah diskus, bagian lunak Hidrofilik (afinitas tinggi terhadap molekul air) Kemampuan menahan air : << progresif dengan >> usia mempengaruhi sifat fisik nukleus << kadar air nukleus <<fungsi sebagai bantalan gaya tekan disalurkan ke annulus secara asimetris annulus robek
Annulus fibrosus Fungsi : 2 lapis: Mengelilingi nukleus pulposus Menjaga nukleus pulposus tetap pada tempatnya Pelekat korpus vertebra atas & bawah 2 lapis: Lapisan luar Lamela fibro kolagen, menyilang mengelilingi nukleus pulposus Bentuk : gulungan per (coiled spring) Lapisan dalam Jaringan fibrokartilagenus
Diskus intervertebralis
2 ligamen longitudinalis : Lig longitudinalis anterior : menahan gaya ekstensi Lig longitudinalis posterior : menahan gaya fleksi Lig. longitudinalis anterior >> kuat dari posterior PDI lebih sering arah posterior
Penyebab : Faktor resiko : Cedera posisi fleksi Degenerasi nukleus pulposus, lig. longitudinalis posterior, annulus fibrosus Faktor resiko : Obesitas Batuk lama Duduk terlalu lama Mengangkat / menarik benda berat Membungkuk/gerakan memutar pada punggung Latihan fisik terlalu berat Paparan vibrasi konstan
Aktivitas fisik dan beratnya beban pada diskus
Sebagian besar L5-S1 : Daerah lumbal, khususnya L5-S1 fungsi: penyangga tubuh (75% BB disangga oleh L5-S1) Mobilitas, terutama fleksi & ekstensi sangat tinggi (57% pada sendi L5-S1) Daerah rawan : ligamentum longitudinalis posterior hanya menutupi separuh permukaan posterior diskus paling sering :posterolateral
4 Stadium : Bulging Protrusi Ekstrusi Sekuesterasi
Bulging Stadium paling awal Diskus menonjol ke ruang epidural anterior, tanpa terbentuk kantung Annulus posterior terganggu, material nukleus pulposus mengiritasi jaringan ikat luar diskus Lig long posterior intak Mungkin nyeri : iritasi saraf sinuvertebral
Protrusi Stadium kedua Diskus terdorong ke arah tertentu ke dalam ruang epidural anterior Dapat menyebabkan kompresi radiks saraf & thecal sac Lig long posterior intak Dapat ditemukan NPB & nyeri radikular Pada 30% populasi non-simtomatik
Ekstrusi Stadium ketiga Lig long posterior ruptur Migrasi nukleus pulposus ke dalam ruang epidural anterior Dapat menyebabkan radikulopati Tidak ditemukan pada orang asimtomatik Sebagian besar membutuhkan operasi dekompresi bila terapi konservatif tidak berhasil
Sekuesterasi Stadium paling akhir Fragmen bebas nukleus pulposus pada ruang epidural Dapat menyebabkan kompresi hebat nyeri hebat Dapat < besarnya secara alamiah Biasanya membutuhkan operasi dekompresi segera
Gejala klinis Bervariasi : stadium & radiks saraf terkena Stadium awal : biasanya asimtomatik Gejala klinis paling sering : iskialgia Kasus berat : parestesi, kelemahan otot, KPR & APR (-) Konus / kauda ekuina :gangguan miksi, defekasi, fungsi seksual Nyeri >> : kenaikan intratekal / intradiskal mengejan, batuk, bersin, mengangkat benda berat, membungkuk
Iritasi radiks saraf L3 – S1 Diskus Nyeri Radikuler Gangguan Sensorik Laseque KPR APR Otot L3 L2-3 Bokong Paha belakang Lutut depan Lutut Biasa-nya (-) (+) kuadriseps L4 L3-4 Tungkai bawah medial Mungkin (+) (-) L5 L4-5 Bokong dorsum pedis ibu jari kaki Dorsum pedis dan ibu jari kaki Tibialis anterior, ekstensor ibu jari S1 L5-S1 Bokong telapak kaki dan tumit Tumit dan bagian lateral kaki Gastrok-nemius, gluteus maksimus
Diagnosis Anamnesis, pemeriksaan fisis neurologis, pemeriksaan penunjang Anamnesis Mulai timbulnya nyeri :bangkit dari duduk, mendorong mobil, mengangkat benda berat, jatuh terduduk/terpeleset Umumnya onset mendadak, dapat juga tidak jelas Lokasi nyeri : terlokalisir / menjalar ke tungkai/jari kaki Sifat, kualitas, faktor memperberat/memperingan Riwayat trauma sebelumnya Nyeri radikuler, kesemutan lama, kelemahan tungkai, gangguan miksi/defekasi/fungsi seksual
Pemeriksaan fisis neurologis: Pemeriksaan sensoris Motoris & refleks Kelainan bervariasi, sesuai radiks saraf yang terkena Tes Laseque, Laseque silang, Bragard, Sicard, Naffziger, Valsava : (+)
Tes Laseque
Tes Laseque
Bragard Test
Pemeriksaan penunjang : Neurofisiologi EMG jarum, kecepatan hantar saraf tepi, H-refleks Ditentukan radiks mana yang terkena Sejauh mana gangguannya : iritasi / kompresi Radiologi Foto polos, mielografi, CT-scan, diskografi, MRI
Diagnosis Banding Penyebab lain NPB & radikulopati, akut / kronik : Tumor medulla spinalis Infeksi Hematom epidural
Penatalaksanaan Terapi konservatif Terapi bedah Medikamentosa : Analgetik, obat pelemas otot, opioid, kortikosteroid oral, analgetik adjuvan, suntikan pada titik picu Rehabilitasi medik Terapi bedah Tujuan : menghilangkan penekanan & iritasi saraf Bila terapi konservatif tidak berhasil & gejala klinis sangat berat
Terapi fisik : traksi pelvis, ultra sound wave (USW) diatermi, kompres panas/dingin, Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS), korset lumbal, latihan, modifikasi hidup, akupunktur Terapi bedah Tujuan : menghilangkan penekanan & iritasi saraf Bila terapi konservatif tidak berhasil & gejala klinis sangat berat
Prognosis Sebagian besar : membaik dalam 6 minggu dengan terapi konservatif Sebagian kecil : menjadi kronis Operasi : 90% perbaikan terutama berkurangnya nyeri tungkai Angka kekambuhan : 5%
Penutup Diagnosis PDI: anamnesis, pemeriksaan fisis neurologis, pemeriksaan penunjang Pemeriksaan radiologis : membantu penegakkan diagnosis (penentuan stadium) Pemeriksaan radiologis paling baik untuk PDI : MRI menilai keadaan diskus intervertebralis lebih baik,non invasif Diagnosis lebih tepat penatalaksanaan lebih cepat & tepat pula