KEPERCAYAAN FONDASI KEPEMIMPINAN
Kepercayaan, atau tidak adanya kepercayaan, menjadi isu kepemimpinan yang semakin penting dalam organisasi-organisasi dewasa ini. Apa itu Kepercayaan? Kepercayaan adalah pengharapan positif bahwa orang lain tidak akan - melalui kata-kata, tindakan, atau keputusan – bertindak secara oportunistik.
Istilah pengharapan positif dalam definisi kita mengasumsi satu proses pengatahuan dan keakraban dengan pihak lain. Kepercayaan adalah satu proses ketergantungan-historis yang didasarkan pada sampel-sampel pengalaman yang relavan namun terbatas. Istilah secara oportunistik merujuk pada risiko dan kerentanan yang ada dalam setiap hubungan kepercayaan.
Apa yang merupakan dimensi kunci yang melandasi konsep kepercayaan Apa yang merupakan dimensi kunci yang melandasi konsep kepercayaan? Bukti terkini telah mengidentifikasi lima dimensi: integritas, kompetensi, konsistensi, loyalitas dan keterbukaan. Integritas merujuk pada kejujuran dan kebenaran. Dari kelinma dimensi tersebut, dimensi tampak paling penting ketika seseorang meilai sifat dapat dipercaya atas pihak lain. Kompetensi mencakup pengetahuan dan keterampilan teknis dan interpersonal. Apakah seseorang tahu apa yang sedang ia bicarakan? Anda tidak mungkin mendengarkan atau mengendalkan seseorangyang kemampuannya yang tidak anda hormati.
Konsistensi terkait dengan kehandalan, prediktabilitas dan pertimbangan baik seseorang dalam menangani situasi-situasi. “Ketidaksesuaian antara kata-kata dan tindakan mengikis kepercayaan Loyalitas adalah kenginan untuk melindungi dan menyelamatkan wajah utnuk orang lain. Kepercayaan menuntut bahwa anda dapat bergantung pada seseorang untuk tidak bertindak oportunis Dimensi terakhir kepercayaan adalah keterbukaan. Dapatkah anda mengandalkan orang untuk memberikan ke anda kebenaran yang senyatanya?
Kepercayaan dan Kepemimpinan Bagian dari tugas pemimpin adalah, dan ini berlaku terus, bekerja dengan orang untuk menemukan dan menyelesaikan masalah, tetapi apakah para pemimpin mendapatkan akses kepengetahuan dan pemikiran kreatif yang mereka butuhkan untuk menyelesaikan masalah tergantung pada sebarapa banyak orang mempercayai mereka. Kepercayaan dan sifat dapat dipercaya berdampak pada akses pemimpin kepengetahuan dan kerjasama.
Tiga Jenis Kepercayaan Terdapat tiga jenis kepercayaan dalam hubungan organisasi: hubungan yang berbasis pada ketakutan, pengetahuan dan identifikasi
Kepercayaan berbasis ketakutan Hubungan yang paling rapuh termuat dalam kepercayaan berbasis ketakutan. Pelanggaran atau inkonsistensi dapat menghancurkan hubungan itu. Bentuk kepercayaan ini didasarkan pada ketakutan akan tindakan balasan jika kepercayaan itu dilanggar.
Kepercayaaan Berbasis Pengetahuan Sebagian besar hubungan organisasi berakar pada kepercayaaan berbasis pengetahuan. Yakni, kepercayaan yang didasarkan pada prediktabilitas perilaku yang berasal dari riwayat interaksi. Kepercayaan itu ada bila anda memiliki informasi yang memadai tentang seseorang sehingga anda memahami bahwa mereka cukup mempu memperkirakan secara tepat perilaku mereka.
Kepercayan berbasiskan pengetauan mengandalkan informasi dan bukannya ketakutan. Pengetahuan tentang pihak lain dan prediktabilitas tentang perilakunya menggantikan kontrak, hukuman dan kesepakatan hukum yang lebih lazim terdapat pada kepercayaan berbasis ketakutan. Pengetahuan ini berkembang dari waktu ke waktu, umumnya sebagai fungsi dari pengalaman yang membangun kepercayaan akan sifat dapat diperaya dan prediktabilitas
Kepercayaan berbasis identifikasi Tingkat kepercayaan paling tinggi dicapai bila terdapat hubungan emosional antara kedua pihak. Kepercayaan ini ada karena masing-masing pihak saling memahami maksud masing-masing dan menghargai keinginan pihak lain. Saling pengertian ini dikembangkan ketitik dimana masing-masing pihak dapat bertindak secara efektif bagi yang lainnya.