BEBERAPA PERSOALAN DISEPUTAR PANCASILA I. Pengantar BEBERAPA PERSOALAN DISEPUTAR PANCASILA Misnal Munir Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada

Mitos-Mitos tentang Pancasila Pancasila terlalu diagung-agungkan Pancasila dijadikan mitos Apapun yang dilabeli Pancasila, dianggap baik Pancasila dijadikan predikat dalam banyak hal, contoh: Jati diri bangsa (?), ideologi bangsa (?) dll. Terjadi konflik ketika memasuki ranah agama

Pada era Orde Baru Pancasila cenderung digunakan sebagai alat kekuasaan Penguasa = pemegang monopoli tafsir atas Pancasila. Tafsir lain dianggap tidak sah.

Akibat kesalahan ORBA menempatkan Pancasila: Banyak masyarakat, bahkan kaum terpelajar yang mengira Pancasila dibuat oleh Rejim ORBA. Ketika ORBA ditumbangkan (1998) mereka juga berpikir Pancasila juga harus “dienyahkan” Penguasa pada era Reformasi “enggan” menyebut Pancasila, mungkin dikira “ORBA”

Kesenjangan yang luar biasa antara: Das Sollen (Yang seharusnya) vs Das Sein (Yang senyatanya); apa yang diucapkan vs apa yang dilaksanakan. Tidak satunya kata dengan perbuatan. Sila-sila Pancasila hanya jadi slogan kosong.

Das Sollen Ketuhanan Yang Maha Esa Kemanusiaan Yang dan Beradab Taat dalam menjalankan Agama Kemanusiaan Yang dan Beradab Menghormati HAM Persatuan Indonesia Nasionalisme, Cinta Tanah Air Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawatan Perwakilan Sikap Demokratis Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia Kesejahteraan bersama

Das Sein Keuangan yang Maha Kuasa Kemanusiaan yang tidak adil plus biadab Persatean Indonesia Kerakyatan yang dipimpin oleh ambisi/kepentingan tanpa permusyawaratan/perwakilan Keadilan sosial bagi segelintir rakyat Indonesia

Makna Pancasila Pancasila = burung garuda (?) Negara berdasar atas….. Burung garuda??? Pancasila sesungguhnya nilai/prinsip dasar bangunan negara Baca alinea keempat Pembukaan UUD’45

Kedudukan Nilai (Pancasila) dalam tata organisasi/manajemen modern Sebaik apapun nilai, tetapi dalam suatu organisasi ketatanegaraan jika tidak didukung oleh sistem, strategi, struktur, staf, skill, style, sarana dan lingkungan yang kondusif, maka nilai itu tidak akan pernah operasional.

Visi Negara RI Menjadi negara yang.... merdeka, bersatu, berdaulat, adil, & makmur

Misi Negara RI Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Memajukan kesejahteraan umum Mencerdaskan kehidupan bangsa Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Tujuan Biasanya dijabarkan dalam …. Tujuan Jangka Panjang Tujuan Jangka Menengah Tujuan Jangka Pendek (contoh: PELITA)

Bagaimana mengoperasionalkan Pancasila ??? Sebaiknya Pancasila dibaca secara aktif..... bukan pasif 1. Mengesakan Tuhan Memanusiakan manusia agar lebih adil dan beradab 3. Mempersatukan Indonesia 4. Memimpin rakyat dengan hikmah dan kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan 5. Menciptakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Melalui Pembelajaran Pendidikan Pancasila diharapkan: Mahasiswa mengerti tentang sejarah dan kedudukan Pancasila sebagai Pandangan Hidup, Dasar dan Ideologi Negara Indonesia. Mahasiswa sebagai intelektual muda dapat menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam karirnya di masa depan.

Belajar Civic Education dari AMERIKA Margaret S. Branson, et.all.

Douglas K. Stevenson American Life and Institution, 1987 “Kita yakin bahwa pemerintahan kita adalah lemah, bodoh, suka memaksa, tidak jujur, dan tidak efisien. Meskipun demikian, pada saat yang sama, kita sangat yakin bahwa sistem kita merupakan sistem pemerintahan terbaik di dunia, dan kita ingin memberlakukannya pada setiap negara.”

Alexis de Toqueville “Setiap generasi adalah masyarakat baru yang harus memperoleh pengetahuan, mempelajari keahlian, dan mengembangkan karakter atau watak publik maupun privat yang sejalan dengan demokrasi konstitusional. Sikap mental ini harus dipelihara dan dipupuk melalui perkataan dan pengajaran serta kekuatan keteladanan.”

Fondasi-fondasi Sistem Politik Amerika Sejarah Amerika Filsafat Amerika - Pragmatisme Karakter dan Kultur Amerika Nilai-nilai dan prinsip-prinsip ini ditegaskan dalam Declaration of Independence (4 Juli 1776)