Kamar No. 5, Paviliun Cendrawasih

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Semuanya Indah Jangan Menangis Mama
Advertisements

Rekam Medik dan Kesehatan Sebuah Rumah Sakit
Suatu ketika seorang bayi siap untuk dilahirkan ke  dunia.
Slide ppt tentang CINTA
Maria Menolong dalam Pesta Nikah
MY DAD MY BEST EVER BY: MF to CQ.
Hal Kecil yang Menarik dari Para Presiden RI
Bu Diro yang “Lebih Populer”
Dari Digul ke Bandaneira Pada akhir Februari 1934 saya ditangkap di Bandung oleh seorang camat PID (polisi rahasia Belanda). Ditahan beberapa hari di kantor.
Ke Tanah Merah Tiga atau empat hari kemudian kami diberangkatkan dengan menumpang kapal yang lebih kecil lagi. Kapal ini milik Pemerintah yang disebut.
Pendidikan Nasional Indonesia (PNI) dari Hari ke Hari Pada bulan September 1932 saya sudah pindah pondokan, menyewa di Jalan Kopo. Waktu itu Pimpinan Umum.
PERATURAN PERUSAHAAN BARU
Arti Revolusi Pada tanggal 27 November 1956 diadakan upacara pemberian gelar Doctor Honoris Causa kepada Bung Hatta oleh Universitas Gadjah Mada, bertempat.
Perpustakaan Ada satu hal lagi yang perlu saya kemukakan. Entah bagaimana saya berani mengusulkan sepintas lalu kepada Bung Hatta, agar perpustakaan pribadi.
PAHLAWANKU.
KASUS PEMICU Nn.S 28 tahun. Tamatan SD. Klien belum menikah dan tidak mempunyai pacar. Klien sering mengatakan kalau dirinya tidak mempunyai teman pria.
Membawa Orang Lapangan Setelah kemerdekaan Republik Indonesia, sering kali saya bertemu dengan Bung Hatta dalam rangka tugas pekerjaan saya di Kementrian.
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS (INFORMED CONSENT)
SEMINAR KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. Z DENGAN HALUSINASI DI RUANG CENDRAWASIH RSJ PROF HB SAANIN PADANG FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS ANDALAS.
SISTEM RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN
Uji-Ngaji Sewaktu kami bertiga: Kak Meutia, saya sendiri, dan Halida, masih kecil, Ibu menyarankan agar saya masuk sekolah Katolik. Waktu itu Ayah marah.
Bapak Bangsa Sejati Mohammad Hatta
Tawaran dari Bapak Koperasi
Menjadi Guru Kenkoku Gakuin
Sekitar Berdirinya PNI
Mengenang Pribadi Besar, Sederhana, dan Jujur
Tak Setuju dengan Dwifungsi ABRI
Menyusuri Museum Naskah Proklamasi
Cum Laude Menurut rencana, pada tanggal 18 Februari 1968, Bung Hatta, Pak Njoto Amidjojo, Pak Hutabarat serta dua calon promo-vendus, Drs. Zainul Jasni.
Sri Juwita Hanum Cukup lama kami menikah, namun belum dikaruniai anak. Dalam soal anak, orang Minangkabau tidak kalah usil mulut seperti orang Jawa. Mereka.
Tertib Itu Indah Memang benar apa yang dikatakan kawan saya itu sebab jadwal kerja Ayah luar biasa rapinya. Bayangkan saja, setiap hari, persisi pada jam.
Pendapat Tentang Sarjana
Sebagai Wartawan Sebagaimana dengan Bung Karno, Bung Hatta meyakini pentingnya peranan pers. Tidak banyak orang yang mengetahui betapa ampuhnya senjata.
Hidup adalah sebuah pilihan
Taat pada Aturan Main Beberapa waktu kemudian dapatlah saya berkesempatan melihat lagi sikap disiplinnya dan kejujurannya dalam memegang prinsip-prinsip.
Kue Terakhir Ketika Athar  ulang tahun, tanggal 26 Desember 1979, Oom Hatta juga datang. Oom agak sakit dan tetap duduk di kursi panjang, tetapi Oom bertepuk.
Dialog dalam “Seikere”
Mencari Kebahagiaan Alkisah pada suatu senja temaram, tampak seorang perempuan cantik berusia empat puluhan, berpakaian indah dan santun, turun dari mobil.
Harga Sebuah Merah-Putih
OLEH : MUHAMMAD GALUH DWI ARYANI
Dialog Seputar KMB Segala sesuatu yang diungkapkan di atas bukan berarti bahwa Bung Hatta tidak pernah marah terhadap saya, ataupun dalam hubungan antara.
Belajar dari Bung Hatta, Sang Proklamator RI yg bersahaja
Menjadi Promotor Disertasi
Menjadi Tamu Undangan Murase
Suatu ketika seorang bayi siap untuk dilahirkan ke  dunia.
Penyelundupan Bung Hatta sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia pada waktu itu selalu memberikan wejangan bagi warga negara Indonesia, dengan tujuan.
Filosofi Wibawa Setelah pengakuan kedaulatan pada akhir tahun 1949, saya telah kembali dari gerilya ke Jakarta melanjutkan pekerjaan mengkonsolidir kedudukan.
Oleh : I G.K.Wijasa,Drs MARS
Kesekretarisan tamu By: Tiara Putri Tasya
Soal Ulangan Formatif Kesatu Mata Pelajaran PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Kelas VI ( Enam ) Koleksi Mr. BAMBOS.
Walau Sakit Tetap Memakmurkan Masjid
PRODI MIK | FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
Prolog Sang Sekretaris
PEREMPUAN Ketika Tuhan menciptakan PEREMPUAN, DIA lembur pada hari ke-enam. Malaikat datang dan bertanya,”Mengapa begitu lama, Tuhan?” Tuhan menjawab:
Kejujuran dalam Ilmu Uda Hatta mempunyai perhatian sangat tinggi terhadap ilmu pengetahuan. Dari dulu buku adalah nomor satu. Beliau adalah seorang pemimpin.
PERATURAN PERUSAHAAN BARU
SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN
Komunikasi Terapeutik
PERATURAN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NO. 24 TAHUN 2017 TENTANG
WANITA Ketika Tuhan menciptakan wanita, DIA lembur pada hari ke-enam.
Suatu ketika seorang bayi siap untuk dilahirkan ke  dunia.
Coping terhadap grief pada anak tunggal atas kematian ayahnya
Pesan Bung Hatta Pada tahun 1932, atas nama Pimpinan Umum Pendidikan Nasional Indonesia, Bung Hatta mengeluarkan sebuah brosur berjudul Ke Arah Indonesia.
Suatu ketika seorang bayi siap untuk dilahirkan ke  dunia.
DENGAN MICROSOFT VISUAL BASIC 6. 0”
Pernikahan Putri Sulung
Surat Balasan Suatu kunjungan ke rumah Bung Hatta yang amat mengesankan ialah waktu saya datang untuk mengambil copy riwayat hidup Sjahrir yang saya minta.
Diselamatkan oleh Sabuk Pengaman
Boleh Mandi di Sini Walaupun tugas rutin saya sejak Bapak menjabat sebagai wakil presiden adalah mengurus administrasi di Sekretariat dan mengurus perpustakaan,
TATA CARA PEMBERIAN CUTI PNS DIREKTORAT PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA.
Transcript presentasi:

Kamar No. 5, Paviliun Cendrawasih Para perawat di bagian Paviliun Cendrawasih Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo hari itu sibuk mempersiapkan kamar no. 5. Betapa tidak, baru saja ada kabar dari dokter bahwa ada seorang pasien akan masuk ke sana. Beliau adalah Bung Hatta, Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia. Memang kamar no. 5 selalu merupakan kamar yang khusus disediakan bagi Bung Hatta apabila beliau harus dirawat di rumah sakit. Sejak lama beliau terganggu kesehatannya. Namun berkat perjuangannya yang tangguh, meskipun mempunyai beberapa jenis penyakit yang cukup memerlukan perhatian, beliau selalu saja dapat mengatasi penyakitnya. Kadang-kadang memang beliau masuk ke rumah sakit untuk check-up menyeluruh, tetapi kadang-kadang ada juga masanya bahwa beliau sakit gawat. Salah satu di antaranya adalah pada waktu tahun 1976 awal. Seingat saya, beliau masuk rumah sakit pada tahun 1963, 1967, 1971, 1976, 1979, dan terakhir tanggal 3 Maret 1980, ketika akhirnya Bapak tidak pernah lagi kembali ke rumah. Saya masih ingat pertemuan saya yang pertama pada tahun 1971 dengan Bapak Hatta. Setelah beberapa hari dirawat, pada hari Selasa sore tanggal 28 Desember 1971, suami saya datang menjenguk di kamar no. 5 Paviliun Cendrawasih. Sebelumnya saya memang minta izin kepada beliau agar suami saya boleh menengok, dan beliau dengan senang hati menerimanya. Suami saya membawa foto kenang-kenangan waktu Bapak berada dalam tahanan Pemerintah Kolonial di Bangka pada tahun 1949 beserta Bung Karno, Bung Sjahrir, dan lain-lain. Menurut suamiku, di foto itu, yang dibuat oleh keluarga kami, Bapak Hatta jauh berbeda dengan keadaan sewaktu dirawat itu. “Pak, kok Bapak di foto ini gemuk Pak?” tanya suami saya, “sekarang Bapak kelihatan jauh lebih kurus.” Bapak Hatta tertawa dan menjawab, “Oh, dulu waktu di Bangka, kerja saya hanya makan dan tidur saja, sudah tentu menjadi gemuk.” Mendengar ini, suami saya tidak dapat menahan tertawanya, demikian pula Bapak dan saya. Suasana di kamar no. 5 menjadi ramai sejenak. Ny. Saudah Husyn, Pribadi Manusia Hatta, Seri 12, Yayasan Hatta, Juli 2002