SEJARAH INTELEKTUAL Dosen : Agus Gunawan,Drs.,M.Pd. Asisten : Yadi Kusmayadi,S.Pd. 2 SKS Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Galuh Ciamis
Pertemuan 1 Pandangan para ahli Pikir Yunani tentang alam dan manusia Hellenisme ( Kebudayaan Hellenistis) Ciri dari Hellenisme ialah sifatnya yang cosmopolitis.Hellenisme bukanlah kebudayaan milik satu bangsa melainkan kebudayaan dunia.Dampaknya pada abad ke-4 SM sikap individualisme semakin nampak.Peran kesatuan sosial yang dalam masyarakat Yunani dikenal dengan nama Polis (City State) semakin pudar.
Ketika ikatan dalam kesatuan polis menjadi longgar terjadilah penurunan ketaatan sampai tidak dihiraukan di masyarakat.Proses tersebut berlangsung hingga serbuan Alexander atas wilayah kerajaan Persia dan Mesir hingga memunculkan proses disintegrsi polis- polis.Dua gejala yang muncul apakah individualisme itu penyebab/akibat dari proses disintegrasi yang jelas hal tersebut muncul secara bersamaan.
B. Filsafat Sinisme (Cynicisme) Filsafat yang berpangkal pada kegiatan filsuf- filsuf Yunani ternama yaitu; Plato (427-348 SM) dan Aristoteles (384-322 SM).Salah satu aliran filsafat yang mengalami perubahan pada masa berkembangnya Hellenistis ialah sinisme (Cynicisisme) dengan pendirinya yaitu Anthisthenes (455-360 SM) Seorang murid Socrates.
Penganut aliran sinisme yang terkenal dengan sikapnya yang ekstrim ialah Dingenes (400-325 SM).Salah satu ciri sinisme ialah sikapnya yang selalu mengejek terhadap segala sesuatu yang terlihat dalam masyarakat,karena bagi penganut aliran tersebut dari segala kenyataan dalam masyarakat,yang dilihat hanyalah segi yang buruknya
Menurut pandangan mereka,yang harus dilakukan oleh seorang yang arif dan bijaksana adalah mengikuti kata hatinya tanpa tunduk/terikat pada adat istiadat yang dipatuhi kebanyakan diluar golongan mereka.Contoh nyata yaitu di wilayah Amerika terdapat Kampung Kudis,kebiasaan mereka demi untuk melepaskan kejenuhan dengan situasi yang ada,mereka tanpa berpakaian dan bebas beraktifitas/berekspresi.
Pemikiran-pemikiran Plato&Aristoteles Tentang Ilmu Jiwa Sosial Pemikiran Plato Tentang Ilmu Jiwa Sosial Plato seorang filsuf Yunani 400 SM berpendapat jiwa manusia terbagi atas dua bagian yaitu: Jiwa rohaniah; tidak pernah akan mati dan berasal dari dunia abadi yang berpokok pada ratio&logika manusia. Jiwa badaniah; itu akan gugur bersama-sama raga manusia.
Jiwa badaniah terbagi atas dua bagian: Bagian jiwa (kemauan) Nafsu dan Perasaan Manusia mempunyai tiga macam daya atau kemampuan yaitu: Kecerdasan Kemauan Nafsu daya perasaan Ketiga kemampuan ini disebut Trikotomi daripada jiwa manusia
Ketiga kemampuan jiwa itu masing mempunyai tempat dalam raga manusia: Kecerdasan di kepala Kemauan di dada nafsu perasaan di perut Tiap kemampuan melahirkan kebajikan: Kebajikan kecerdasan adalah budi (filsuf) Kebajikan kemauan adalah keberanian (militer) kebajikan nafsu perasaan adalah kesederhanaan (kaum tani,pedagang kecil)
Pemikiran Aristoteles Tentang Ilmu Jiwa Sosial Pendapat Aristoteles (384-323 SM) tentang ilmu jiwa adalah baginya ilmu jiwa adalah ilmu mengenai gejala-gejala hidup sehingga setiap mahluk yang hidup sebenarnya mempunyai jiwa (manusia,hewan,tumbuhan). Menurut Aristoteles terdapat tiga macam jiwa yang bertingkat tarafnya yaitu: Jiwa vegetatif Jiwa sensitif Jiwa Intelektif
Jiwa vegetatif terendah berkemampuan : Memperoleh dan mencernakan makanan Berkembangbiak Jiwa sensitif berkemampuan : Bernafsu/perasaan Dapat bergerak dari dari tempatnya Jiwa Manusia/Intelektif : Kecerdasan kemauan