TEORI URUTAN PADA GEOMETRI

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
5.Permutasi dan Kombinasi
Advertisements

Permutasi. Permutasi Permutasi adalah banyaknya pengelompokan sejumlah tertentu komponen yang diambil dari sejumlah komponen yang tersedia; dalam setiap.
Matematika Dasar Oleh Ir. Dra. Wartini, M.Pd.
GRUP SIKLIK.
PROBABILITAS.
PROBABILITAS.
PROBABILITAS.
TEORI PROBABILITAS Pertemuan 26.
Ir. Indra Syahrul Fuad, MT
FUNGSI Fungsi adalah relasi dari himpunan A ke himpunan B, jika dan hanya jika tiap unsur dalam himpunan A berpasangan tepat hanya dengan sebuah unsur.
TEOREMA PYTHAGORAS DRS. SUDARSONO, M.ED SMP 11 YOGYAKARTA KELAS : VIII
Pertemuan ke-2 Pencacahan Matakuliah : I0252 / Probabilitas Terapan
BAB 12 PROBABILITAS.
MATEMATIKA DASAR.
ALJABAR BOOLE Aljabar boole diperkenalkan ( pada abad 19 oleh George Boole) sebagai suatu sistem untuk menganalisis secara matematis mengenai logika. Aljabar.
Pertemuan 14 Geometri Projektif.
Pembuktian Teorema Pythagoras Dengan Garis Tinggi dan
Riri irawati, m.Kom Logika matematika 3 sks
Inisiasi 6 GEOMETRI NETRAL.
Operasi Hitung Bentuk aLjabar …
Pertemuan 18 Geometri Projektif.
MATEMATIKA 4 TPP: 1202 Disusun oleh
BAB VII ALJABAR BOOLEAN waniwatining.
Peranan Sains dan Teknologi untuk Menatap Masa Depan yang Lebih Baik
Dosen Pembimbing Gisoesilo Abudi
Pertemuan 8 Geometri Projektif.
Prinsip dan Perancangan Logika
STRUKTUR ALJABAR PERTEMUAN 1.
PERMUTASI dan KOMBINASI (1)
Penjumlahan dan Perkalian pada bilangan cacah
Penjumlahan dan Perkalian pada bilangan cacah
Teori Himpunan.
BILANGAN – BILANGAN REAL
Introduction using 03b to Algorithm C / C++ teknik dasar Algoritma.
Pertemuan 10 Geometri Projektif.
Pertemuan 6 HIMPUNAN.
PRA – KALKULUS.
MATRIKS.
Erna Sri Hartatik Matematika 1 Pertemuan 1 Himpunan.
Pertemuan 9 Aljabar Boolean.
BILANGAN.
MATRIKS EGA GRADINI, M.SC.
Operasi Hitung Bentuk aLjabar …
DOSEN PEMBIMBING : DR. HAFIZAH,M.T
(ii) a + (b c) = (a + b) (a + c)
BAB II HIMPUNAN.
Teori Himpunan (Set Theory)
Geometri terurut Disusun oleh: Ana Samrotul Jannah ( )
Teori Himpunan.
BAB II HIMPUNAN.
Matematika SMK Peluang Kelas/Semester: II/2 Persiapan Ujian Nasional.
1 1.1 Sistem Bilangan BAB 1. SELANG, KETAKSAMAAN DAN NILAI MUTLAK Himp Bil. real Himp Bil. Immaginair Himp Bil. Irrasional Himp Bil. Rasional Himp Bil.
PERMUTASI Permutasi adalah suatu susunan yang dapat dibentuk dari satu kumpulan obyek yang diambil sebagian atau seluruhnya Banyaknya permutasi dari n-elemen.
PERTIDAKSAMAAN OLEH Ganda satria NPM :
Transparansi Kuliah Kedua Matematika Diskrit
Prinsip Menghitung OLeH : Dwi Susilo FAKuLTaS EKoNoMI UnIKAL TAHUN 2015.
Syarat Dua Segitiga yang Sebangun
LA – RELASI 01.
KELAS : X SEMESTER : 1 O L E H SUKANI, S.Pd SMK BAKTI IDHATA
MATRIKS.
PENDAHULUAN : ALJABAR ABSTRAK
LA – RELASI 01 Prepared by eva safaah.
RELASI DAN FUNGSI.
Materi Kalkulus 1 Struktur Bilangan Ketidaksamaan Relasi dan Fungsi
Oleh : Husni Thamrin NIM : A2C014004
Assalamualaikum WarahMatullahi Wabarokatuh Problematika Pendidikan Matematika Oleh: Johan Irawan, S.Pd.
TEOREMA PYTHAGORAS LANJUT.
BAB 1. SELANG, KETAKSAMAAN DAN NILAI MUTLAK
BAB 3 ALJABAR BOOLEAN.
Bab 1.3 – 1.5 Matriks & Operasinya Matriks invers.
Transcript presentasi:

TEORI URUTAN PADA GEOMETRI Ada dua teori urutan yang terkenal yaitu : a. Teori precedence (yang lebih didahulukan) b. Teori betwenness (ke-antaraan)

Jika dinyatakan secara formal, teori precedence meliputi relasi dua suku (biner). a<b (dibaca a mendahului b, bukan a kurang dari b) dan teori betwenness meliputi relasi tiga suku (ternary)

1. Postulat untuk urutan himpunan dasar S yang memiliki elemen a,b,c, 1. Postulat untuk urutan himpunan dasar S yang memiliki elemen a,b,c,...yang memenuhi postulat berikut ini;

P1. a<a akan selalu salah P2. a<b, b<c, secara tak langsung P1. a<a akan selalu salah P2. a<b, b<c, secara tak langsung menyatakan a<c P3. jika a dan b keduanya berbeda maka akan berlaku salah satu dari relasi a<b, b<a

2. Postulat untuk Ke-antaraan Kita asumsikan bahwa relasi ‘antara’ memenuhi postulat berikut ini: B1. (abc) secara tak langsung menyatakan (cba),(sifat simetri). B2. (abc) secara tak langsung menyatakan ketidakbenaran dari (bca), (sifat antisiklik)

B3. a,b,c berbeda dan kolinier, jika dan hanya jika (abc), (bca), atau (cab), sifat kohenrensi linier B4. misalkan p kolinier dan berbeda dari a, b, c, maka (apb) secara tak langsung menyatakan (bpc atau (apc) tetapi tidak keduanya, sifat pemisahan

B5. jika a≠b ada x,y,z sedemikian. sehingga (xab), (ayb), (abz), B5. jika a≠b ada x,y,z sedemikian sehingga (xab), (ayb), (abz), sifat aksistensi Keterangan: B1 merupakan sifat simetri sederhana B2 menyatakan bahwa kita dapat merusak kevaliditasan (abc) jika kita gunakan permutasi siklik yang menggantikan a,b,c dengan b,c,a

B3 menghubungkan ide dasar antara. titik dan garis dalam teori B3 menghubungkan ide dasar antara titik dan garis dalam teori insidensi. B3 mudah diingat karena relasi yang terlibat adalah permutasi siklik (abc) B3.1. (abc) secara tak langsung menyatakan a,b,c berbeda dan kolinier B3.2. jika a,b,c berbeda dan kolinier maka (abc), (bca), atau (cab) sesungguhnya B3 ekuivalan dengan

B3. 1. dan B3. 2. dan merupakan formulasi untuk kedua sifat ini B3.1. dan B3.2. dan merupakan formulasi untuk kedua sifat ini. B4 diformulasikan sebagai sifat segitiga. “Jika p memisahkan a dari b, maka p pasti memisahkan a atau b dari c, tetapi tidak keduanya”. B5 diperkenalkan untuk menjamin titik yang ada dalam bahasan kita. B5 berguna untuk mencegah teori menjadi trivial.

3. Sifat Ke-antaraan Elementer Kita dapat menurunkan prinsip-prinsip dibawah ini: i. (abc) menyatakan ab=bc=ac ii. (abc) menyatakan bahwa ab memuat c, bc memuat a, dan ac memuat b

Teorema 1. (abc) secara tak langsung menyatakan (cba), dan (abc) secara tak langsung ketidakbenaran dari (bca), (bac), (acb), dan (cab). Bukti :

Corollary. (abc) ↔ (cba) yakni (cba) dan (abc) adalah ekivalen. 4 Corollary. (abc) ↔ (cba) yakni (cba) dan (abc) adalah ekivalen. 4. Segmen Bangun geometrik yang paling sederhana setelah garis adalah segmen. Definisi. Jika a≠b, himpunan semua titik x sedemikian sehingga (axb)

Disebut segmen ab, yang dinotasikan , a dan b disebut titik ujung segmen ab atau menghubungkan a dan b

Teorema 2. jika a≠b maka i. ii. merupakan subset dari ab iii Teorema 2. jika a≠b maka i. ii. merupakan subset dari ab iii. a, b, bukan elemen dari iv. bukan himpunan kosong

Bukti. Jika x berada pada , maka akan dibuktikan jika x berada pada , juga berada dalam . Menurut definisi , x berada dalam jika (axb). Lalu x juga berada pada ba jika (bxa). Jadi harus dibuktikan bahwa (axb) secara tak langsung menyatakan (bxa) dan konversinya juga berlaku.

Yakni (axb) dan (bxa) ekivalen Yakni (axb) dan (bxa) ekivalen. Hal ini berlaku menurut corollary teorema 1. jadi kita simpulkan