Semiotika FILM Dalam definisi Saussure (Sobur: 2003), semiologi merupakan “sebuah yang mengkaji kehidupan tanda-tanda di tengah masyarakat” dan dengan demikian menjadi bagian dari disiplin psikologi sosial. Tujuannya adalah untuk menunjukkan bagaimana terbentuknya tanda-tanda beserta kaidah-kaidah yang mengaturnya. Sementara istilah semiotika, adalah konsep tentang tanda: tak hanya bahasa dan sistem komunikasi yang tersusun oleh tanda-tanda, melainkan dunia itu sendiri pun-sejauh terkait dengan pikiran manusia-seluruhnya terdiri atas tanda-tanda, karena jika tidak begitu, manusia tidak akan bisa menjalin hubungannya dengan realitas.
Roland Barthes: Dengan mitos kita dapat menemukan ideologi dalam teks dengan jalan meneliti konotasi-konotasi yang terdapat dalam mitos itu sendiri. Fokus perhatian Barthes lebih tertuju pada gagasan tentang signifikasi dua tahap (two orders of signification ), seperti gambar di bawah :
Analisis mitos difokuskan pada sistem semiotika tingkat dua. Mitos menggunakan sistem semiotika tingkat pertama sebagai signifier bagi sistem semiotika tanda tingkat kedua. Signifier baru disebut form dan signified disebut concept. Hubungan antara form dan concept disebut signification atau mitos itu sendiri. Ideologi ada selama kebudayaan ada, dan itulah sebabnya Barthes berbicara tentang konotasi sebagai suatu ekspresi budaya. Kode yang dikemukakan oleh Barthes menggambarkan bagaimana penonton juga berperan sebagai pengamat karena mereka memecah kembali narasi yang telah ada. Penonton akan memecah narasi-narasi tersebut berdasarkan lima kode narasi yang dikemukakan oleh Barthes KODE adalah . 1 tanda (kata-kata, tulisan) yg disepakati untuk maksud tertentu (untuk menjamin kerahasiaan berita, pemerintah, dsb); 2 kumpulan peraturan yg bersistem; 3 kumpulan prinsip yg bersistem;
Kode hermeneutika atau hermeneutic codes yaitu kode yang mempuyai fungsi untuk mendapatkan kebenaran dari tanda-tanda yang muncul. Kode hermeneutik, orang akan mendaftar beragam istilah (formal) yang berupa sebuah teka-teki (enigma) dapat dibedakan, diduga, diformulasikan, dipertahankan, dan akhirnya disingkapi. Kode ini disebut pula sebagai suara kebenaran (The Voice of Truth). Kode proairetik atau action codes yaitu kode yang didasari oleh tindakan, kode ini merupakan kode yang dimengerti oleh penonton secara umum. Merupakan tindakan naratif dasar (basic narrative action) yang tindakan tindakannya dapat terjadi dalam berbagai sikuen yang mungkin diindikasikan. Kode ini disebut pula sebagai suara empirik. Kode semik atau semic code merupakan kode konotasi, dimana kesan- kesan konotasi bisa didapat oleh penonton melalui objek, tokoh, maupun tempat. Merupakan sebuah kode relasi-penghubung (medium-relatic code) yang merupakan konotasi dari orang, tempat, obyek yang petandanya adalah sebuah karakter (sifat, atribut, predikat).
Kode simbolik atau symbolic codes berkaitan erat dengan tema atau arti yang sebenarnya. Tema merupakan sesuatu yang bersifat tidak stabil dan tema ini dapat ditentukan dan beragam bentuknya sesuai dengan pendekatan sudut pandang (prespektif) pendekatan yang dipergunakan. Kode kultural atau cultural codes yaitu kode referensial yang berwujud suara kolektif anonim yang bersumber pada pengalaman manusia, bisa juga melalui sumber pengetahuan dan sistem nilai yang tersirat. Ideologi dan mitos- mitos dalam sebuah film dapat ditemukan dengan jalan meneliti konotasi-konotasi yang ada dalam film tersebut. Untuk itulah dalam peneliti akan mencoba membongkar mitos. Sebagai referensi kepada sebuah ilmu atau lembaga ilmu pengetahuan. Biasanya orang mengindikasikan kepada tipe pengetahuan (fisika, fisiologi, psikologi, sejarah termasuk arsitektur). Dan mencoba untuk mengkonstruksikan sebuah budaya yang berlangsung pada satu kurun waktu tertentu yang berusaha untuk diekspresikan. Kode ini disebut pula sebagai suara ilmu.