KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER: MODEL ANALISIS IS-LM
Gejala ekonomi makro: Inflasi tinggi Pengangguran Neraca pembayaran luar negeri defisit
Kebijakan Ekonomi Makro Kebijakan Ekspansi dan Kontraksi : Tujuan target variabel Y = variabel instrumen a. Kebijakan Moneter : uang beredar b. Kebijakan Fiskal : Tx, Tr, G
Kebijakan ekspansi dan konstraksi Bertujuan untuk memperbesar kegiatan Ekonomi dalam perekonomian Perekonomian menghadapi banyak pengangguran, kapasitas produksi nasional harus dimanfaatkan secara penuh. Kebijakan Konstraksi : Bertujuan untuk menurunkan kegiatan Ekonomi dalam perekonomian Terjadinya over employment, inflasi tinggi, defisit Neraca pembayaran.
Kerangka Analisis Kurva IS-LM Kerangka analisis kurva IS dan LM akan digunakan untuk menganalisis kebijakan moneter dan fiskal, dua instrumen yang bisa dilakukan oleh pemerintah dalam mengelola perekonomian negara. Kedua kebijakan ini saling terkait erat satu sama lain, karena kebijakan moneter yang diambil mempunyai implikasi fiskal dan sebaliknya sering juga kebijakan fiskal mempunyai implikasi moneter. Pertama akan dibahas lebih dulu tentang kebijakan moneter dan selanjutnya kebijakan fiskal.
Pengertian Kebijakan Moneter Kebijakan moneter adalah tindakan pemerintah mempengaruhi situasi ekonomi makro yang dilaksanakan dengan mempengaruhi pasar uang atau kebijakan moneter bisa juga diartikan sebagai tindakan pemerintah dalam mempengaruhi proses penciptaan dan supply uang.
KURVA KEBIJAKAN MONETER
Cara kerja Kebijakan Moneter Berdasarkan gambar dimisalkan pemerintah menambah supply uang, sesuai dengan pertimbangan kebutuhan ekonomi dan politik, maka kurva LM akan bergeser ke kanan. Pada awalnya titik keseimbangan berada pada E0 dengan uang yang disupply pemerintah sejumlah tertentu dan dengan tingkat bunga pada i0 dan income Y0. Pemerintah kemudian menaikan supply uang sehingga kurva LM0 bergeser ke kanan menjadi LM1 sehingga tingkat bunga turun menjadi i1. Penurunan tingkat bunga, akibat penambahan supply uang, menyebabkan investasi naik sehingga income juga naik. Kenaikan investasi juga menaikan AD dan kenaikan AD berarti kenaikan income dan output.
Pengertian Kebijakan Fiskal Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah mempengruhi keadaan ekonomi makro melalui serangkaian tindakan yang mempengaruhi pasar barang. Kebijakan fiskal umumnya dijalankan melalui kebijakan anggaran pemerintah atau APBN, selanjutnya APBN ini akan mempengaruhi perekonomian makro. Bila APBN meningkat maka penerimaan dan pengeluaran pemerintah juga meningkat.
KURVA KEBIJAKAN FISKAL
Cara kerja Kebijakan Fiskal Pada awalnya keseimbangan berada pada titik E0, kemudian pengeluaran pemerintah mengalamai kenaikan sebesar ∆G sehingga AD juga naik. Kenaikan AD menyebabkan kurva IS bergeser ke kanan, mengakibatkan income atau output naik dari Y0 ke Y1. Kenaikan income menyebabkan permintaan terhadap uang naik sehingga untuk kembali ke titik keseimbangan maka bunga juga ikut naik ke i1 sehingga tercapai keseimbangan pada titik E1. Apabila tingkat bunga tetap pada i0 maka income harusnya naik mencapai Y2 dengan keseimbagan E2 sesuai dengan besarnya multiplier kali ∆G (αG ∆G). Pada titik E2 ini telah tercapai keseimbagan pada pasar barang karena pengeluaran telah sama dengan output (income). Tetapi karena adanya keterkaitan antara pasar barang dengan pasar uang maka perobahan pada pasar barang (kenaikan income) menyebabkan pasar uang tidak seimbang karena kenaikan income telah menyebabkan naiknya permintaan uang yang selanjutnya mendorong kenaikan tingkat bunga. Kenaikan tingkat bunga menyebabkan investasi swasta berkurang sehingga mengurangi kenaikan AD. Disinilah keterkaitan antara pasar barang dan pasar uang terjadi. Hanya pada titik E1 income sama dengan pengeluaran agregat dan permintaanuang sama dengan ketersediaan supply uang. Titik E1 adalah titik dimana pasar barang dan pasar uang dalam keadaan seimbang.
Gambar Permitaan uang untuk spekulasi r r Rb Ro Rs Ms Ri Ms Ms Ms
Efektivitas Kebijakan Fiskal dan Moneter Dalam melihat efektivitas kebijakan Fiskal dan Moneter kita membandingkannya pada 3 daerah yaitu : 1. Daerah klasik, 2. Intermediate range dan 3. Daerah Keynes.
Jika digambarkan, maka bentuk kurva LM dari ketiga daerah tersebut menjadi seperti berikut ini.
Penjelasan Daerah liquidity trap merupakan daerah yang idenya pertama sekali dikemukakan oleh Keynes. Keynes menganggap ada satu daerah pada kurva LM yang memiliki tingkat bunga yang sangat rendah dan tidak mungkin turun lagi. Daerah inilah yang disebut daerah liquidity trap. Sementara itu daerah klasik memiliki kurva LM yang tegak lurus. Hal ini dikarenakan pemahaman kaum klasik bahwa dalam teori permintaan uang, permintaan uang tidak dipengaruhi oleh suku bunga. Menurut paham ini, permintaan uang dipengaruhi oleh pendapatan. Karena tidak ada hubungannya dengan suku bunga, maka kurva LM bentuknya tegak lurus. Daerah intermediate range adalah daerhah yang menunjukkan kurva LM dipengaruhi oleh suku bunga. Untuk melihat keefektifan kebijakan ekonomi dapat kita lihat pada gambar berikut
Kurva efektifitas kebijakan Fiskal
Penjelasan : Gambar di atas menunjukkan apabila kurva IS bergeser ke kanan berarti kebijakan fiskal ekspansif. Jika kita perhatikan pada masing-masing daerah, kebijakan fiskal sangat efektif pada daerah Keynesian dan efektif pada daerah intermediate range. Hal ini terlihat dari besarnya perubahan keseimbangan pendapatan nasional di daerah Keynesian. Sementara itu, kebijakan fiskal sama sekali tidak efektif pada daerah klasik. Ketika ada kebijakan fiskal, keseimbangan pendapatan nasional tidak berubah.
Kurva efektifitas Kebijakan Moneter
Penjelasan Kebijakan moneter yang espansif ditandai dengan bergesernya kurva LM dari LM0 ke LM1. Apabila dibandingkan pada ketiga daerah maka kebijakan moneter sangat efektif di daerah klasik dan efektif pada daerah intermediate. Sementara itu, kebijakan moneter sama sekali tidak efektif pada daerah Keynesian.
THANKS FOR ATTENTION