Squad Kelompok 2 Makroekonomi Moderator : Riska widya ningrum Notulen : Andreas oktorinus Penyaji : gunawan m. Putra dwigantara edo bastian wahyudin sam
Keseimbangan AD-AS Kurva philips dan penawaran agregat Pokok Bahasan Keseimbangan AD-AS Kurva philips dan penawaran agregat
Keseimbangan AD-AS Keseimbangan AD-AS menurut pendekatan Klasik Keseimbangan AD-AS menurut pendekatan Keynes
Keseimbangan AD-AS menurut pendekatan Klasik Pandangan Klasik : Keseimbangan AD-AS dengan perubahan harga Selalu tercapai kesempatan kerja penuh Jika terjadi ketidakseimbangan dalam kurva AD-AS, akan menimbulkan penyesuaian di pasaran tenaga kerja dan di pasaran barang. Sehingga pada akhirnya akan tercapai keseimbangan lagi.
Keadaan yang digambarkan oleh titik A adalah: pendapatan nasional riil mencapai Y1 dan tingkat harga adalah P1. Keadaan ini menggambarkan bahwa perekonomian mengalami pengangguran dan berarti penawaran agregat melebihi permintaan agregat dan penawaran tenaga kerja melebihi permintaan tenaga kerja. Menurut ahli-ahli ekonomi Klasik ketidakseimbangan ini akan menimbulkan penyesuaian di pasaran tenaga kerja dan dipasaran barang. Di pasaran tenaga kerja kelebihan penawaran akan menimbulkan pengurangan ke atas tingkat upah riil. Penurunan upah riil ini akan menambah permintaan tenaga kerja dan pada waktu yang sama penawaran tenaga kerja menurun. Pada akhirnya keseimbangan diantara permintaan dan penawaran tenaga kerja akan berlaku kembali dan tingkat kesempatan kerja penuh tercapai.Titik B menunjukkan permintaan agregat sebanyak Y2 adalah melebihi pendapatan nasional pada kesempatan kerja penuh (Y0). Kekurangan penawaran ini menyebabkan tingkat harga meningkat. Proses harga ini mengurangi permintaan agregat dan pada akhirnya ia seimbang dengan penawaran agregat.
Perubahan Keseimbangan AD-AS : Pendekatan Klasik Y P AD0 P0 P1 AD1 Y0 AS Y1 E1 E0 E2 AS1 AS0 Grafik A Grafik B
Perubahan Permintaan agregat : Keseimbangan asal adalah di titik E0, akibat perubahan permintaan agregat digambarkan pada grafik A. Apabila permintaan agregat bertambah yang menyebabkan kurva AD0 berubah menjadi AD1, keseimbangan bergeser ke E1. Keseimbangan baru ini menyebabkan harga meningkat menjadi P1 dalam keadaan pendapatan nasional riil yang tidak berubah. Dengan demikian perubahan permintaan agregat hanya akan menimbulkan keadaan inflasi sedangkan kegiatan ekonomi tidak mengalami perubahan.
Perubahan Penawaran agregat : Keseimbangan awal di titik E0, tingkat harga di P0 dan pendapatan nasional riil di Y0. grafik B seterusnya menunjukkan dua bentuk perubahan. yang pertama adalah perbahan penawaran agregat dari AS0 menjadi AS1 yang tidak diikuti oleh perubahan dalam penawaran uang (berarti permintaan agregat AD0 tidak mengalami perubahan). Perubahan yang pertama ini menyebabkan keseimbangan bergeser dari E0 menjadi E1 - yang berarti pendapatan nasional riil meningkat dari Y0 menjadi Y1 dan tingkat harga menurun dari P0 menjadi P1. Yang kedua adalah pertambahan penawaran uang yang sama tingkatnya dengan pertambahan pendapatan nasional. Perubahan yang kedua ini menyebabkan keseimbangan bergeser dari E0 ke E2 dan berarti harga tetap stabil pada P0 dan pendaatan nasional tetap meningkat dari Y0 menjadi Y1.
Keseimbangan AD-AS menurut pendekatan Keynes Pandangan Keynes : Keseimbangan AD-AS tanpa perubahan harga Perekonomian selalu menghadapi masalah pengangguran Pertambahan uang tidak akan menimbulkan kenaikan harga selama kesempatan kerja penuh belum tercapai, pertambahan permintaan agregat hanya akan menimbulkan kenaikan pada pendapatan nasional
Keynes berkeyakinan bahwa tanpa perubahan permintaan agregat keseimbangan akan kekal pada tingkat dibawah kesempatan kerja penuh, Keynes menekankan tentang pentingnya peranan pemerintah untuk meningkatkan kegiatan perekonomian ke arah tingkat kesempatan kerja penuh. Kebijakan pemerintah tersebut perlu ditumpukan kepada usaha menggeser kurva AD0 ke kanan yaitu AD1 dan yang lebih ideal lagi apabila dapat mencapat AD2. Perubahan sehingga ke tingkat AD3 perlu dihindari karena akan menimbulkan inflasi. Perubahan AD tersebut akan dapat mengurangi pengangguran dan apabila cukup efektif akan mewujudkan pula tingkat kesempatan kerja penuh. Kebijakan pemerintah yang ditekankan dalam pemikiran Keynesian adalah bersifat kebijakan mempengaruhi permintaan agregat atau demand management policy.
Kebijakan Pemerintah untuk mempengaruhi permintaan agregat : Kebijakan Fiskal Kebijakan Moneter
Kurva Philip dan Penawaran Agregat Kurva Phillips menggambarkan ciri perhubungan diantara tingkat kenaikan upah dengan tingkat pengangguran, atau di antara tingkat harga dengan tingkat pengangguran. Nama kurva tersebut diambil dari orang yang mula-mula sekali membuat studi dalam aspek tersebut. Dalam tahun 1958 A.W. Phillips, yang pada waktu itu menjadi Profesor di London School of Economics, menerbitkan satu studi mengenai cirri-ciri perubahan tingkat upah di Inggris dalam periode 1861-1957. Studi tersebut meneliti sifat hubungan diantara tingkat pengangguran dan kenaikan tingkat upah. Kesimpulan dari studi tersebut adalah : terdapat suatu sifat hubungan yang negative (berbalikan) diantara kenaikan tingkat upah dengan tingkat pengangguran. Pada ketika tingkat pengangguran tinggi, persentasi kenaikan tingkat upah adalah rendah dan apabila tingkat pengangguran rendah, persentasi kenaikan tingkat upah adalah tinggi.
Kurva Philips
Titik-titik dalam grafik tersebut menunjukkan hubungan diantara kenaikan tingkat upah nominal dan tingkat pengangguran. Misalnya, dalam tahun t0 – yaitu tahun 1990, tingkat pengangguran adalah m0 dan persentasi kenaikan upah adalah DW0’ dan dalam tahun t1 yaitu tahun 1995 tingkat pengangguran adalah m1 dan tingkat kenaikan upah adalah DW1. Titik to dan t1 menggambarkan hubungan tersebut. Maksudnya titik t0 menunjukkan pada tahun 1990 kenaikan upah adalah DW0 dan pada waktu itu tingkat pengangguran adalah m0 dan titik t1menunjukkan pada tahun 1995 besarnya kenaikan upah adalah DW1 dan pada tahun yang sama tingkat pengangguran adalah m1. kurva Phillips ditentukan (secara analisis statistik) berdasarkan kedudukan titik-titik yang dicontohkan di atas. Walau bagaimanapun kurva Phillip telah memberi gambaran yang berguna mengenai pertalian di antara perubahan tingkat upah dan tingkat pengangguran. Kurva itu dapat digunakan sebagai suatu titik tolak untuk memahami bentuk yang lebih realistis dari kurva penawaran agregat.
Kurva Penawaran Agregat
Untuk memahami bentuk yang lebih realistis dari kurva penawaran agregat AS, dua langkah perlu dilakukan. Yang pertama, berdasarkan kepada kurva Phillips, perlu ditentukan sifat hubungan di antara tingkat upah dengan tingkat kesempatan kerja. Ini ditunjukkan oleh grafik (a) pada gambar 3.2. Kedua, berdasarkan sifat hubungan di antara tingkat upah dan tingkat kesempatan kerja dalam grafik (a) ini, selanjutnya ditentukan pula hubungan diantara tingkat harga dengan pendapatan nasional riil. Hubungan tersebut menggambarkan kurva penawaran agregat dalam perekonomian dan ditunjukkan dalam grafik (b). Kurva Phillips menunjukkan bahwa : semakin kecil tingkat pengangguran, semakin tinggi tingkat kenaikan upah. Dengan kata lain, peningkatan kesempatan kerja akan mempercepat kenaikan upah dan mempertinggi tingkat upah.
Terima kasih
any question????
Ilham(17) : “ faktor yang menyebabkan keseimbangan menurut pendapat klasik” Erwin(13) :” solusi mengatasi tingkat pengganguran menurut keynes” Muthia(28) :” pada AS1 harga turun, pendapatan naik”