PROGRAM MENJAGA MUTU PROSPEKTIF DISUSUN OLEH: 1. HANNY SANIA MAGHFIRA (1402200067) 2. RINDI ELOK MAWARSARI (1402200068) 3. FIDA IKA WAHYUNI (1402200069) 4. MARIFATUL MASJIDAH (1402200070) 5. NI’MATUS SHOLIHAH (1402200071)

DEFINISI Program menjaga mutu / program jaminan mutu (PJM – Quality Assurance Program) adalah suatu upaya yang dilaksanakan secara berkesinambungan, sistematis, obyektif dan terpadu untuk :

Menetapkan masalah mutu dan penyebabnya berdasarkan standar yang telah di tetapkan. Menetapkan dan melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan yang tersedia. Menilai hasil yang dicapai. Menyusun rencana tindak lanjut untuk lebih meningkatkan mutu.

Manfaat Apabila program menjaga mutu dapat dilaksanakan, banyak manfaat yang diperoleh. Secara umum manfaatnya adalah sebagai berikut : Dapat lebih meningkatkan efektivitas pelayanan kesehatan Dapat lebih meningkatkan efisiensi pelayanan kesehatan Dapat lebih meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan Dapat melindungi pelaksana pelayanan dari kemungkinan munculnya tindakan hukum

Program menjaga mutu prospektif Adalah program menjaga mutu yang diselenggarakan sebelum pelayanan kesehatan. Pada bentuk ini, perhatian utama lebih ditujukan pada unsur masukan serta lingkungan. Untuk menjamin terselanggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, dilakukan pemantauan dan penilaian terhadap tenaga pelaksana, dana dan sarana, disamping terhadap kebijakan, organisasi dan manajemen institusi kesehatan

Prinsip-prinsip pokok Standarisasi untuk dapat menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, ditetapkanlah standarisasi institusi kesehatan. Izin menyelenggarakan pelayanan kesehatan hanya diberikan pada institusi yang telah memenuhi standar. Dengan terpenuhinya hal tersebut dapat menghindari berfungsinya institusi kesehatan yang tidak memenuhi syarat. contoh: dalam mendirikan sebuah Rumah Sakit perlu adanya alat-alat yang memenuhi/menunjang akan pelayanan yang diberikan.

2. Perizinan untuk mencegah pelayanan yang tidak bermutu, standarisasi perlu di ikuti dengan perizinan yang lazimnya ditinjau secara berkala. Izin tersebut hanya diberikan kepada institusi kesehatan dan tenaga pelaksana yang memenuhi syarat yang telah ditetapkan. Contoh : dalam mendirikan sebuah usaha/tempat pelayanan harus ada lisensi dari pihak yang menaungi/yang berhak memberikannya. Seperti Kementrian kesehatan

3. Sertifikasi tindak lanjut dari perizinan yakni memberikan sertifikat kepada institusi kesehatan dan tenaga pelaksana yang benar-benar memenuhi standar. Contoh : Pendirian suatu puskesmas/sarana- prasarana yang benar-benar telah lulus uji dan telah memiliki sarana yang memenuhi standar, dan mendapat bukti berupa sertifikat.

4. Akreditasi bentuk lain dari sertifikasi yang nilainya dipandang lebih tinggi. Akreditasi dilakukan secara bertingkat, sesuai dengan kemampuan institusi kesehatan dan tenaga pelaksana yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan Contoh : suatu puskesmas yang sudah memiliki izin dan sudah memiliki sertifikasi serta dapat meningkatkan mutu pelayanan sehingga mendapat apresiasi/nilai yang lebih tinggi.

DAFTAR PUSTAKA Sondakh, jenny J.S, dkk.2013. Mutu pelayanan kesehatan dan Kebidanan . Jakarta : Salemba Medika. Satrianegara, M. Fais. 2012. Buku Ajar Organisasi dan Manajemen pelayanan Kesehatan serta Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.

Terimakasih Terimakasih Terimakasih Terimakasih Terimakasih Terimakasih Terimakasih Terimakasih Terimakasih Terimakasih Terimakasih Terimakasih Terimakasih Terimakasih Terimakasih Terimakasih Terimakasih Terimakasih Terimakasih Terimakasih Terimakasih Terimakasih Terimakasih Terimakasih Terimakasih Terimakasih Terimakasih Terimakasih Terimakasih Terimakasih Terimakasih Terimakasih Terimakasih Terimakasih Terimakasih Terimakasih Terimakasih Terimakasih Terimakasih Terimakasih Terimakasih Terimakasih Terimakasih Terimakasih Terimakasih Terimakasih Terimakasih Terimakasih Terimakasih Terimakasih Terimakasih Terimakasih Terimakasih Terimakasih Terimakasih