BAHAN GALIAN INDUSTRI RIBKA F. ASOKAWATY, ST 2015

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Pertemuan ke 11 Bahan Bangunan Alam yang Dapat Digunakan Kembali
Advertisements

SUBDIT PERTAMBANGAN & ENERGI BPS RI
BKP & JKP PENGERTIAN BARANG KENA PAJAK DAN JASA KENA PAJAK
PEMBENTUKAN TANAH.
PROGRAM UNGGULAN KEBUMIAN
BATUAN TENAGA EKSOGEN TENAGA ENDOGEN TANAH
BAB I BATU ALAM . Batu alam adalah semua bahan yang menyusun
Bahan Logam dan Non Logam
PROSES ALAM ENDOGEN JENIS-JENIS TENAGA ENDOGEN
Penggolongan Bahan Galian
RETNO ENDAH ANDAYANI, S.Pd
STATISTIK PERTAMBANGAN NON MIGAS
HARI / TANGGAL : KAMIS MATA PELAJARAN : KIMIA
Batuan/Mineral.
Bina Nusantara Pertemuan 07 Bina Nusantara LANDASAN HUKUM PAJAK PAJAK DAERAH UU 34/2000 (Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah) Ketetapan DPRD I Peraturan.
GEOGRAFI INDUSTRI M. KHAIDIR CP.
Nama: Joni Sasmito NPM :
BAB 3 SUMBER DAYA ALAM.
UU PPN 1984 SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UU NOMOR 42 TAHUN 2009
Banama tingang makmur Business Plan.
GEOFISIKA DASAR DEPARTEMEN FISIKA INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
EKOSISTEM Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
TKW 435 PENGANTAR GEOLOGI PERTEMUAN 05
KLASIFIKASI BATUAN METAMORF Dibagi atas dasar yaitu :
Industri Pertambangan
Sumber Daya Alam Barang Tambang
PENDAHULUAN DEFINISI :
Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Negeri Gorontalo
Geologi Teknik Mineral, Batuan Norma Puspita, ST. MT.
Teknologi Dan Rekayasa
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
Stephanus Benedictus, S.T., M.Si.
Pertambangan Pertambangan adalah kegiatan usaha pencarian, penambangan (penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian (mineral, batu.
Tambang Terbuka (013) Abdullah
PAJAK-PAJAK DAERAH Pertemuan 11
SEBARAN DAN MEKANISME EKSPLORASI SUMBER DAYA MINERAL INDONESIA
SUMBER DAYA ALAM.
MELAKSANAKAN PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN
Bentuk Muka Bumi
Pembentukan dan Klasifikasi Endapan Mineral
MATERI Oleh : M. Nurissalam, M.Si..
Sumber Daya Alam & Energi
Advanced Learning Geography 1
LITHOSFER.
BATUAN ELEMEN MINERAL BATUAN.
Struktur Penyusun Bumi
Batuan Oleh Nasrudin,S.Si.
Pengantar Teknologi Mineral
BATUAN DAN TANAH.
SUMBER EKONOMI YANG LANGKA KEBUTUHAN MANUSIA YANG TIDAK TERBATAS DAN
PENGANTAR TEKNOLOGI MINERAL
BUMI DAN ALAM SEMESTA Bagian 01..
Teknologi bahan konstruksi dosen pengampu donny d. j
Zirkon.
Dr. Ir.Sutarman Gafur, MSc. (K3)
Mata Pelajaran GEOGRAFI Kelas X - Semester GENAP
* CIBINONG * SD IT AL MADINAH
Pengantar Sumberdaya Mineral
MATERI Oleh : Eva Andriani, S.Si.
“Assalammu’alaikum Wr,Wb”
ASPAL.
PENYEDIAAN BAHAN INDUSTRI
Sumber Daya Alam Barang Tambang
PERSEBARAN BARANG TAMBANG DI INDONESIA
Belerang adalah salah satu unsur kimia yang tidak termasuk dalam kelompok mineral logam. Manfaat Belerang dalam Industri dan Kesehatan Belerang dalam tabel.
Agregat BATUAN DAN PERMASALAHAN Amri,2005) Batu-batuan yang sangat banyak dipakai dalam pembangunan gedung, irigasi, dan lain-lian mempunyai sifat & karakteristik.
AGREGAT KASAR DAN AGREGAT HALUS Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Universitas Bung Hatta By. Yulcherlina.
SUMBERDAYA ALAM.
PENCEMARAN AIR Ir. Moh Sholichin, MT.
Unit Advanced Learning Geography 1 Sebaran Barang Tambang di Indonesia.
Transcript presentasi:

BAHAN GALIAN INDUSTRI RIBKA F. ASOKAWATY, ST 2015 Ribka Asokawaty, 2015

LATAR BELAKANG Bahan galian industri dapat ditentukan berdasarkan asal bahan tersebut didapat. Berdasarkan sumbernya bahan galian tersebut dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis yaitu : bahan galian berdasarkan dengan batuan sedimen, bahan galian berdasarkan dengan batuan gunung api, bahan galian berdasarkan ubahan hidrotermal, dan bahan galian berdasarkan batuan malihan. Bahan galian ini dapat diperoleh secara langsung dari alam. Proses pengambilan bahan galian ini pun dapat dilakukan secara manual dengan menggunakan alat seadanya atau dengan menggunakan alat yang lengkap. Bahan galian ini digunakan dalam industri, sebagai bahan baku dalam suatu proses industri kimia Ribka Asokawaty, 2015

DEFINISI BAHAN GALIAN INDUSTRI Bahan Galian Industri merupakan Semua Mineral dan Batuan kecuali mineral logam dan energi, yang digali dan diproses untuk penggunaan akhir industri dan konstruksi termasuk juga mineral logam yang bukan untuk dilebur seperti bauksit, kromit, ilmenit, bijih, mangan, zircon dan lainnya. Ribka Asokawaty, 2015

Penggolongan bahan galian berdasarkan Pemanfaatannya Bahan galian menurut pemanfaatannya dikelompokkan atas tiga golongan : Bahan galian Logam / Bijih (Ore); merupakan bahan galian yang bila dioleh dengan teknologi tertentu akan dapat diambil dan dimanfaatkan logamnya, seperti timah, besi, tembaga, nikel, emas, perak, seng, dll Bahan galian Energi; merupakan bahan galian yang dimanfaatkan untuk energi, misalnya batubara dan minyak bumi. Bahan galian Industri; merupakan bahan galian yang dimanfaatkan untuk industri, seperti asbes, aspal, bentonit, batugamping, dolomit, diatomae, gipsum, halit, talk, kaolin, zeolit, tras. Ribka Asokawaty, 2015

Menurut peraturan pemerintah No Menurut peraturan pemerintah No. 27 Tahun 1980 Bahan Galian dibagi menjadi 3 golongan yaitu : 1. Bahan galian strategis disebut pula bahan galian golongan A terdiri dari : Minyak bumi, bitumen cair, lilin beku, gas alam, bitumen padat, aspal, antrasit, batubara, batubara muda, uranium radium, thorium bahan galian radioaktif lainnya, nikel, kobalt, timah. 2. Bahan galian vital disebut pula bahan galian golongan B terdiri dari : Besi, mangan, molibden, khrom, wolfram, vanidium, titan, bauksit, tembaga, timbal, seng, emas, platina, perak, air raksa, arsen, antimon, bismut, yteium, rhutenium, cerium, dan logam-logam langka lainnya, berillium, korundum, zirkon, kristal kuarsa, kriolit, flouspar, barit, yodium, brom, khlor, belerang. Ribka Asokawaty, 2015

Menurut peraturan pemerintah No Menurut peraturan pemerintah No. 27 Tahun 1980 Bahan Galian dibagi menjadi 3 golongan yaitu : Bahan galian non strategis dan non vital disebut pula bahan galian golongan C terdiri dari : Nitrat, nitrit, fosfat, garam batu (halit), asbes, talk, mika, grafit, magnesit, yarosit, leusit, tawas, oker, batu permata, batu setengah permata, pasir kuarsa, kaolin, feldspar, gipsum, bentonit, tanah diatomea, tanah serap, batu apung, trass, obsidian, marmer, batutulis, batu  kapur, dolomit, kalsit, granit, andesit, basalt, trakhit, tanah liat, pasir, sepanjang tidak mengandung unsur-unsur mineral golongan A maupun B dalam skala yang berarti dari segi ekonomi pertambangan. Bahan galian industri sebagian besar termasuk bahan galian golongan C, walaupun beberapa jenis termasuk dalam bahan galian golongan lain. Ribka Asokawaty, 2015

Bahan Galian menurut Keterjadiannya: a. Bahan galian primer Bahan galian primer terjadi dari hasil pembekuan magma. Magma adalah sejenis leburan silikat panas, alamiah, terdapat di dalam bumi; dan merupakan sumber dari semua unsur kimia dalam mineral. Proses pembekuan berlangsung apabila magma tersebut mengalami penurunan suhu, misalnya ketika menerobos ke dalam lapisan kulit bumi atau bersentuhan dengan atmosfer. Akibatnya terjadilah tubuh batuan beku, yang membentuk di dalam kerak bumi. Demikian pula proses terjadinya bahan galian ,tergantung mineral- mineral apa yang banyak dikandung oleh magma yang membeku tersebut. Jika banyak mineral-mineral mengandung emas dan perak maka terjadilah endapan bahan galian emas dan perak, jika banyak mineral-mineral mengandung nikel maka terjadilah endapan bahan galian nikel, jika banyak mineral-mineral mengandung tembaga maka terjadilah endapan bahan galian tembaga; jika banyak timah terjadi endapan bahan galian timah dan sebagainya. Ribka Asokawaty, 2015

b. Bahan galian sekunder (Secondary ore Deposits) terbentuk karena adanya perombakan (pelapukan dan erosi) singkapan dari batuan yang telah ada karena berhubungan langsung dengan atmosfera, hidrosfera dan biosfera. Biasanya untuk pembentukan endapan bahan galian sekunder ini diperlukan batuan sumber (source rock) di daerah daratan. Batuan sumbernya dapat berupa batuan beku, malihan dan batuan sedimen. Proses perombakan terjadi karena proses fisika, kimia dank arena hasil kerja jasad hidup. Hasil perombakannya berbentuk padat dan lepas-lepas seterusnya akan mengalami proses pengangkutan ke tempat lain; biasanya di tempat cekungan yang lebih rendah letaknya akan terendapkan, misalnya di dasar sungai, danau dan pantai. Endapan bahan galian jenis ini terkenal pula disebut dengan endapat letakan (placer) atau endapan alluvial. Misalnya endapan timah putih di pulau Bangka dan Belitung dan Singkep; intan di Martapura dan lain-lain. Ribka Asokawaty, 2015

Bahan galian malihan ialah bahan galian yang terjadi karena perubahan bentuk, akibatnya adanya perubahan suhu, dan tekanan. Faktor ini dapat bekerja sendiri-sendiri atau gabungan. Misalnya karbon dapat berubah menjadi grafit atau intan; batu gamping berubah menjadi marmer; dan contoh bahan galian malihan yang lain, kwarsit, batu sabak, mika, talk, asbes dan lain-lain. Bahan galian sedimenter ini adalah bahan galian yang terjadi benar-benar ada pengertian pengendapan dari atas ke bawah di dalam larutan. Misalnya batu bara, oil shale, minyak bumi, garam-garam dan sebagainya. Ribka Asokawaty, 2015

Penggolongan bahan galian industri berdasarkan cara terbentuknya : Mengacu pada Tushadi dkk [1990, dalam Sukandarumidi, 1999] adalah sebagai berikut : Kelompok I : BGI yang berkaitan dengan Batuan Sedimen, kelompok ini dapat dibagi menjadi : Sub Kelompok A : BGI yang berkaitan dengan batugamping : Batugamping, dolomit, kalsit, marmer, oniks, Posfat, rijang, dan gipsum. Sub Kelompok B : BGI yang berkaitan dengan batuan sedimen lainnya : bentonit, ballclay dan bondclay, fireclay, zeolit, diatomea, yodium, mangan, felspar. Kelompok II, BGI yang berkaitan dengan batuan gunung api : obsidian, perlit, pumice, tras, belerang, trakhit, kayu terkersikkan, opal, kalsedon, andesit dan basalt, paris gunung api, dan breksi pumice. Kelompok III, BGI yang berkaitan dengan intrusi plutonik batuan asam & ultra basa : granit dan granodiorit, gabro dan peridotit, alkali felspar, bauksit, mika, dan asbes Ribka Asokawaty, 2015

Penggolongan bahan galian industri berdasarkan cara terbentuknya : Kelompok IV, BGI yang berkaitan dengan batuan endapan residu & endapan letakan : lempung, pasir kuarsa, intan, kaolin, zirkon, korundum, kelompok kalsedon, kuarsa kristal, dan sirtu Kelompok V, BGI yang berkaitan dengan proses ubahan hidrotermal : barit, gipsum, kaolin, talk, magnesit, pirofilit, toseki, oker, dan tawas. Kelompok VI, BGI yang berkaitan dengan batuan metamorf : kalsit, marmer, batusabak, kuarsit, grafit, mika dan wolastonit. Ribka Asokawaty, 2015

Penggolongan bahan galian industri berdasarkan pemanfaatannya : Bahan galian industri adalah bahan galian tambang bukan bijih yang digunakan sebagai bahan baku industri; Penggunaan dalam industri banyak ditentukan oleh sifat fisika seperti warna, ukuran partikel, kekerasan, plastisitas, daya serap, dan lain-lain. Bahan bangunan/ bahan galian kontruksi tidak lain adalah bahan galian industri yang belum disentuh rekayasa teknik. Oleh sebab itu, dengan semakin majunya rekayasa teknik tidak tertutup kemungkinan jenis bahan galian industri akan bertambah jenisnya. Berbagai klasifikasi bahan galian industri telah dipublikasikan oleh para ahli, namun sampai saat ini masih terus didiskusikan. Para ahli tersebut umumnya, mengelompokkan Bahan Galian Industri berdasarkan pemanfaatannya, misalnya Noetsaller (1988) "Profile of Industrial Minerals by End-uses Classes", dan lain-lain. Ribka Asokawaty, 2015

Berdasarkan Teknologi Pengolahan : 1. Bahan Balian siap pakai : Bahan Galian yang dapat langsung dijual tanpa teknik pengolahan (pasir kali) 2. Bahan galian teknologi sedang : Bahan Galian yang dijual melalui teknologi pengolahan seperti peremukan, penggilingan, sizing, slucing, (pasir kwarsa, batu gamping, bentonit) 3. Bahan Galian teknologi maju : Bahan Galian yang diolah dengan cara flotasi, magnetic sparation, pelarutan kaolin & feldspar untuk keramik, phospat untuk pupuk). Ribka Asokawaty, 2015

Ciri Umum Bahan Galian 1. Pengolahan dan penambangan menggunakan alat sederhana, bila produksi besar dapat digunakan peralatan canggih. Serta padat karya 2. Deposit menyebar skala kecil, namun ada juga yang besar cadangannya (batu gamping) 3. Produk dipasarkan local akan mudah, sering pasar menjadi sempit 4. Resiko pengusahaan kecil karena modal kecil 5. Perijinan relative lebih mudah 6. Masalah lingkungan kurang diperhatikan 7. Masalah utama pada modal manajemen, teknik pengolahan, pasar 8. Harga relatif murah (kecuali dibentuk seni) Ribka Asokawaty, 2015

Perbedaan Bahan Galian Industri Dengan Bijih Dimanfaatkan sifat fisiknya Dapat langsung dipasarkan Sifat fisik : ukuran, warna, kadar, derajat keputihan Sederhana, canggih, murah Modal dapat kecil, perusahaan murah Dimanfaatkan logamnya Tidak dapat langsungdijual Persyaratan konsumen biasanya kadar Penambangan, pengolahan, canggih/mahal Modal besar, pengusahaan sulit/rumit Ribka Asokawaty, 2015

Karakteristik bahan galian industri diantaranya: • Multiguna Jika dibandingkan dengan bahan galian lain, bahan galian industri ini memiliki banyak kegunaan, misalnya batu gamping, yang merupakan salah satu contoh bahan galian industri. Batu gamping memiliki banyak kegunaan diantaranya untuk industri semen. Selain itu ternyata batu gamping ini juga memiliki kegunaan sebagai pemutih kertas. Disini terlihat jelas, bahwa bahan galian industri ini memiliki banyak kegunaan. • Digunakan langsung Karakteristik BGI yang nyata yaitu dapat digunakan langsung, khususnya untuk keperluan industri. Contohnya batu pasir yang tanpa melalui proses pengolahan lebih lanjut, dapat langsung digunakan untuk keperluan bahan bangunan dan lainnya. • Tidak melalui pemasaran internasional Tidak seperti bahan galian lainnya, pemasaran bahan galian industri tidak memerlukan pemasaran internasional. Ribka Asokawaty, 2015

Permasalahan Dan Pemecahan Pada Bahan Galian Industri : Modal umumnya Bahan Galian dikelola oleh masyarakat yang mempunyai modal kecil sehingga untuk pengembangan sulit. Untuk mengatasinya ada mitra kerja binaan seperti BUMN/BUMD yang mempunyai dana dipinjamkan dengan bunga rendah (6/ tahun jangka waktu angsuran lama). Teknologi dan manajemen setiap orang yang mempunyai modal meskipun pendidikan rendah dapat mengusahakan Bahan Galian. Pengetahuan teknologi kurang sehingga untuk mengatasinya dilaksanakan sinergi pemberdayaan masyarakat dari PT, LSM, pemerintah, mitra kerja sehingga dapat membantu. Sempitnya pasar, pengusaha tidak tahu manfaat Bahan Galian secara pasti banyak yang ikut-ikutan, kualitas produk tidak diperhatikan, asosiasi yang merupakan pusat informasi tidak berjalan, kalah bersaing dengan Bahan Galian impor. mengatasinya penelitian perlu ditingkatkan, memvariasikan produk, kualitas produk dijaga, disiplin waktu, mengaktifkan asosias, ada aturan/perangkat lunak tentang impor, tingkatkan kerjasama, ikut pameran baik diluar/ dalam negeri. Ribka Asokawaty, 2015 Ribka Asokawaty, 2015