RSUD dr. MOHAMAD SALEH PROBOLINGGO UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA Cystic fibrosis Nurfahmi Febrian 09700323 Pembimbing : dr. Abraar H. S. Kuddah, Sp. B, M.Si, Med BAGIAN BEDAH UMUM SMF ILMU ILMU BEDAH RSUD dr. MOHAMAD SALEH PROBOLINGGO FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA TAHUN 2015
Latar belakang Pada tahun 1949, Lowe et al. Menjelaskan bahwa cystic fibrosis disebabkan oleh adanya mutasi pada salah satu gen yang diturunkan berdasarkan pola autosomal resesif. Cystic Fibrosis adalah penyakit degeneratif yang menyebabkan kelenjar tertentu menghasilkan sekret abnormal sehingga timbul beberapa gejala, seperti yang mempengaruhi saluran pencernaan dan paru-paru.
Tingginya kadar garam dalam keringat pasien dengan kistik fibrosis menandakan kelainan pada transportasi cairan dan elektrolit di kelenjar keringat, dan Quinton menetapkan bahwa saluran keringat pada pasien tersebut impermeable terhadap klorida.
Segera setelah penemuan tentang tidak normalnya transportasi klorida pada pasien cystic fibrosis, Collins, Riordan, Tsui, dan koleganya mengidentifikasi gen yang bertanggung jawab untuk kelainan ini dengan menggunakan teknik berbasis linkage, Mereka menamai gen tersebut dengan gen CFTR (cystic fibrosis transmembran conductor regulator)
Struktur dan fungsi CFTR CFTR terletak pada kromosom 7 , berisi 2 ATP-hidrolisis domains (juga disebut nucleotide-binding domains) dan terdiri dari 12 membran-spanning alpha helixes Fungsi CFTR ikut mengatur transepitelial transportasi natrium, khususnya saluran epitel natrium. Mengatur pengaktifan saluran kalsium klorida dan saluran kalium.
Tidak berjalan normalnya pertukaran ion pada membran sel melalui CFTR ini menyebabkan terjadinya penumpukan ion di permukaan membran sehingga menyebabkan terbentuknya lendir, selain itu mekanisme tersebut menyebabkan cairan yang disekresikan pada organ dengan sel yang memiliki CFTR mutan menjadi kental dan padat sehingga menyumbat kelenjar.
Mutasi CFTR Mutasi gen CFTR dibagi atas 5 kelompok utama Mutasi I terjadi pada nukleus sehingga CFTR tidak berhasil terbentuk sempurna. Mutasi II terjadi pada aparatus golgi sehingga asam amino yang seharusnya terdapat pada CFTR tidak terekspresikan Mutasi III adalah jenis CFTR yang sangat muda terdegradasi . Mutasi IV adalah jenis CFTR yang tidak aktif Mutasi V adalah jenis CFTR yang hanya bisa mengeluarkan CL namun tidak bisa memasukkan natrium.
Patobiologik dan kelainan sistem organ Obstruksi mukosa kelenjar eksokrin sebagai morbiditas dan mortalitas pada pasien dengan kistik fibrosis . Pada paru-paru sekresi yang kental menghalangi saluran nafas bagian distal dan kelenjar submukosa dan di dominasi oleh neutrophil Pseaeruginosa, Burkholderia cepacia, Staphylococcus aureusudomonas, dan Haemophilus influenzae menetap dalam saluran nafas pasien dengan fibrosis kistik dan tidak mudah diredikasi Peradangan paru penurunan fungsi pernapasan infeksi kronis. Peningkatan kadar interleukin-8, interleukin-6, TNF alpha , Dan leukotrien B4 , dan menurunnya antiinflamasi sitokin dan protease, telah ditemukan pada saluran nafas pasien dengan kistik fibrosis.
Lendir yang kental dapat menghalangi saluran-saluran pada pankreas. Enzim-enzim pencernaan yang dihasilkan oleh pankreas anda tidak dapat mencapai usus kecil Enzim-enzim ini membantu menguraikan makanan. usus tidak dapat menyerap lemak-lemak dan protein-protein sepenuhnya. Hampir 10% dari pasien dengan penyakit ini lahir dengan obstruksi usus (ileus mekonium)
Pria dengan fibrosis kistik sering kali infertile karena obstruksi kelenjar dari vas deferens/tidak adanya vas deferens. obstruksi serupa pada kanalikuli empedu sering menyebabkan kerusakan hati dan, pada beberapa pasien, sirosis hepatis.
Mekanisme abnormalnya kelenjar keringat Pada pasien dengan cystic fibrosis, tidak adanya fungsi CFTR membatasi reabsorpsi klorida, sehingga membatasi jumlah garam yang dapat direklamasi. Karena tidak ada jalur lain untuk reabsorpsi klorida yang efektif dalam saluran, natrium juga tidak diserap, dan keringat yang muncul di permukaan kulit mengandung garam tingkat tinggi. Ini dapat mengganggu keseimbangan dari mineral-mineral dalam darah anda.
Gejala Gejala pada saluran pernafasan Gejala awal berupa batuk terus menerus dan dahak yang berlebihan pneumonia. Pada tahap lanjut bronkiektasis Kegagalan pernafasan
Lendir pada sinus para nasal sinusitis Infeksi khronis Polip hidung
Gejala pada Gastrointestinal Pada bayi baru lahir iLeus meconium Kerusakan pada pankreas dan pankreatitis malabsorbsi Pada usus intususepsi , dan pada orang tua obstruksi usus
Kesimpulan Kemajuan penting telah meningkatkan pemahaman kita tentang peran protein CFTR dalam perkembangan kegagalan paru supuratif di cystic fibrosis. Kemajuan dalam penelitian tentang cystic fibrosis akan terus bergantung pada peningkatan pemahaman fungsi CFTR dan hubungannya dengan pembersihan mukosiliar, sekresi saluran napas, dan saluran ion lainnya. Kemajuan klinis diarahkan pada koreksi fungsi CFTR memprediksi masa depan yang optimis untuk pasien dengan kistik fibrotik dan keluarga mereka.