Team Fasilitator. Apa itu Partisipasi ?  Memberikan ruang yang lebih luas, khususnya terhadap kelompok- kelompok yang terpinggirkan dan rentan.  Memberikan.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
KEMERDEKAAN MENGELUARKAN PENDAPAT
Advertisements

Fenomena Komunikasi Massa
MANAJEMEN PERUBAHAN ORGANISASI
Oleh: Trisakti Handayani
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( pnpm ) MANDIRI
MK MANAJEMEN SD PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2012.
H.Ghazaly Ama La Nora,S.Ip,M.Si Mercu Buana University
Jakarta, 3 Juli Ali Djajono (Kemenhut) 2. Paramita Iswari (Fasilitator) 3. Madani Mukarom (AsosiasiKPH) 4. Nus Ukru (Masyarakat/ DGM) 5. Sugeng.
Pendidikan Pancasila Dosen: Drs.Mudjiyana, M.Si
GOOD GOVERNANCE (TATA PEMERINTAHAN YANG BAIK)
Materi kuliah Pemilu dan Perilaku Politik
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENYULUHAN PARTISIPATIF
HUBUNGAN ANTARA KERENTANAN, RISIKO DAN BAHAYA
UNDANG-UNDANG APARATUR SIPIL NEGARA (ASN) No. 5 Tahun 2014
Komunikasi Dalam Organisasi
PERTEMUAN 9 Otoritas, Pendelegasian Wewenang dan Sentralisasi
KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
Dr. Leonardo W. Permana, MARS.
Perencanaan Partisipatif
DEMOKRASI Prof. Dr. Amir Santoso.
BAB V KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF, DELEGASI DAN PEMBERDAYAAN
PERTEMUAN 9 Otoritas, Pendelegasian Wewenang dan Sentralisasi
DESENTRALISASI KESEHATAN
Pertemuan 13 Struktur Organisasi.
LINGKUNGAN ORGANISASI
KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Sektor Industri Oleh : Hermien Roosita Asisten Deputi Urusan Manufaktur, Prasarana dan.
PARTAI POLITIK Ahmad Nasher.
STRUKTUR DAN DESAIN ORGANISASI
PERUBAHAN IKLIM & Perubahan Kualitas Hidup Perempuan
SELAMAT DATANG PADA TUTORIAL TATAP MUKA MATAKULIAH IPEM4323
KONSEP PENANGANAN KUMUH
Manajemen pemerintahan dan pelayanan publik
TANTANGAN KODE ETIK KESEHATAN MASYARAKAT
KEPEMIMPINAN & KERJASAMA TIM
OTONOMI DAERAH.
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG
PENTINGNYA PENGEMBANGAN PARTISIPATIF
PARTISIPASI WARGA NEGARA DALAM PEMERINTAHAN
ADMINISTRASI PEMDA Konsep Dasar Pemerintahan Daerah
Komunikasi Dalam Organisasi
Pertemuan 4 : “ PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN “
Fenomena Komunikasi Massa
Menggunakan Audit Sosial untuk Menilai Kinerja Sosial
LITERATUR YANG WAJIB DI BACA (DIPUNYAI?)
CITIZEN JOURNALISM Pertemuan 9.
KEPEMIMPINAN SITUASIONAL
PENATAAN DAERAH OTONOM
Tujuan dan Fungsi Partai Politik
Apa dan Mengapa Demokrasi?
DIMENSI-DIMENSI ETIKA ILMU KOMUNIKASI Pertemuan 9
Komunikasi Dalam Organisasi
MANAJEMEN PERUBAHAN DAN INDUSTRI
PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN OLEH PEMERINTAH
KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF
Manajemen sekolah by : Laela Fitriana
This presentation uses a free template provided by FPPT.com PEMBERDAYAAN BERBASIS PEMBERDAYAAN.
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS NEGERI PADANG
Agustinus Giyanti Wanda Lioni Pini Septiana Cristy
Membangun Keahlian.
Mengkreasi Cara Berpikir dan Bertindak Setara
Tipe-tipe budaya politik yang berkembang dalam Masyarakat Indonesia
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMERINTAHAN DAERAH
LANGKAH STRATEGIS DALAM MEMBANGUN MICRO FINANCE BERKELANJUTAN.
PERANAN PEKERJA DAN ORGANISASI PENGELOLAAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
PENETAPAN TUJUAN ORGANISASI
KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA DAN
HUBUNGAN ANTARA KERENTANAN, RISIKO DAN BAHAYA
Oleh: Yesi Marince, S.IP., M.Si Sesi 10
1  Pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses pengembangan potensi dan kemampuan sehingga tumbuh kapasitas untuk memecahkan masalah- masalah yang mereka.
Transcript presentasi:

Team Fasilitator

Apa itu Partisipasi ?  Memberikan ruang yang lebih luas, khususnya terhadap kelompok- kelompok yang terpinggirkan dan rentan.  Memberikan pengaruh yang berarti terhadap proses pemerintahan dalam arti luas mulai dari pengambilan kebijakan, pelaksanaan, evaluasi kebijakan.  Dan pengarahan atas hasil-hasil kebijakan itu sendiri

Secara umum ada tiga derajat partisipasi.  Tidak partisipatif ;  Derajat semu ;  Kekuatan masyarakat.  Masing-masing derajat ditekankan bukan pada seberapa jauh masyarakat telah terlibat dalam proses pembentukan kebijakan atau program yang dilaksanakan pemerintah, tapi seberapa jauh masyarakat dapat menentukan hasil akhir atau dampak dari kebijakan tersebut.

Derajat terbawah terdiri dari dua tingkat “ partisipasi “ yakni 1. Manipulasi 2. Terapi.  Dalam tingkat-tingkat ini partisipasi hanya bertujuan untuk menatar masyarakat dan mengobati luka yang timbul akibat dari kegagalan sistem dan mekanisme pemerintahan.  Tidak ada niatan sedikitpun untuk melibatkan masyarakat dalam menyusun kebijakan atau program pemerintah.

Derajat menengah yang semu terdiri dari tiga tingkat partisipasi yaitu : 1. Pemberitahuan, 2. Konsultasi dan 3. Peredaman  Dalam tahap ini sudah ada perluasan kadar partisipasi.  Masyarakat sudah bisa mendengar (tingkat pemberitahuan ) dan didengar ( tingkat konsultasi ).  Namun begitu tahap ini belum menyediakan jaminan yang jelas bagi masyarakat bahwa suara mereka diperhitungkan dalam penentuan hasil dari sebuah kebijakan publik.  Sedang tahap peredaman memang sudah memungkinkan masyarakat untuk memberikan masukan secara lebih signifikan dalam penentuan hasil kebijakan publik, namun proses pengambilan keputusan masih dipegang oleh pemegang kekuasaan.

Derajat tertinggi terdiri dari tiga tingkat partisipasi yakni; 1. Kemitraan, 2. Delegasi kekuasaan, 3. Teratas adalah kendali masyarakat  Dalam tahap ini partisipasi masyarakat sudah masuk dalam ruang penentuan proses, hasil dan dampak kebijakan.  Masyarakat sudah bisa bernegosiasi dengan penguasa tradisional dalam posisi politik yang sejajar (tingkat kemitraan).  Bahkan lebih jauh mampu mengarahkan kebijakan karena ruang pengambilan keputusan sudah di kuasai (tingkat delegasi kekuasaan).  Hingga pada tahap akhir partisipasi sudah sampai pada puncaknya ketika masyarakat secara politik maupun administratif sudah mampu mengendalikan proses pembentukan, pelaksanaan dan konsumsi dari kebijakan tersebut ( tingkat kendali masyarakat ).

Faktor yang menghambat Partisipasi Masyarakat  Kapasitas dan kemampuan masyarakat di tingkat lokal untuk ikut berpartisipasi dalam pembentukan kebijakan masih sangat kecil.  Pelibatan masyarakat dalam proses pembangunan masih sangat terbatas.  Kapasitas para anggota legislatif dalam merumuskan sebuah kebijakan yang memperhatikan kepentingan masyarakat secara umum masih terbatas.

Partisipasi hanya mungkin terjadi manakala :  Rakyat memiliki pengetahuan terhadap makna esensi dan manfaat yang harus diberikan dalam proses pengambilan keputusan.  Adanya kesadaran akan rasa memiliki terhadap setiap proses pengambilan keputusan sebab pada hakekatnya keputusan yang dilakukan harus berpihak pada kepentingan masyarakat.  Dengan pengetahuan dan kesadaran yang dimiliki maka akan melahirkan kepedulian untuk dapat melakukan control dan pengawasan dalam pengelolaan pembangunan