KETERAMPILAN MENGGUNAKAN MEDIA & ALAT PEMBELAJARAN
Apakah Media Pembelajaran itu? Media berasal dari bahasa Latin medium yang berarti perantara atau penyalur. Menurut Yusufhadi Miarso (1984) media pembelajaran adalah sesuatu yg dapat digunakan utk merangsang pikiran, perasaan, perha-tian, dan kemauan peserta didik, sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Media yang menarik tentunya sangat membantu dlm pemahaman suatu materi pelajaran, karena sesuatu yang menarik dapat menimbulkan minat peserta didik, meningkatkan aktivitas berpikir, dan mempertinggi daya ingat.
Menurut Edgar Dale ... pengalaman belajar manusia itu 75% diperoleh melalui indera penglihatan, 13% melalui indera pendengaran, dan 12 % melalui indera lainnya pembelajaran dgn alat bantu (media) selain dpt menarik perhatian peserta juga sekaligus meningkatkan pemahaman krn melibatkan indera penglihatan (Oemar Hamalik, 1994). JADI jika guru mengajar & peserta didik tdk tertarik, mata mereka lebih banyak digunakan untuk melihat di luar kelas atau objek lain yg baginya lebih menarik utk diamati, maka sia-sia saja guru tsb mengajar. Hal ini karena jika mata sudah tidak merespon, otomatis telinga tidak berfungsi, demikian pula dengan indera yang lain, shg penjelasan guru lewat begitu saja.
Keterampilan ini sangat diperlukan agar ... mempermudah peserta didik memahami materi, mem- bantu mengkonkritkan konsep-konsep yang abstrak, dan materi tersimpan lebih lama dalam ingatan krn mereka menggunakan indera penglihatan ketika belajar. Sbg pendidik di era global saat ini, maka dituntut memi-liki kreativitas yang tinggi dalam menciptakan media dan alat pembelajaran sendiri, tanpa harus menunggu keter-sediaan fasilitas. Media yang baik adalah yang tepat guna, artinya sesuai dengan karakteristik materi pelajaran dan berdaya guna dalam memotivasi belajar peserta didik.
Di era modern saat ini ... GURU hrs smart dalam menggunakan kemajuan teknologi dlm menunjang kelancaran pelaksanaan tugasnya. Seha-rusnya penggunaan LCD untuk menampilkan powerpoint sbg media pembljran bkn sesuatu yg asing lagi bagi guru. Namun selama ini jarang dijumpai guru-2 berkumpul scr khusus utk belajar bersama-2 membuat powerpoint yg dpt membantu memperjelas materi yg disampaikan. Kalaupun ada guru-2 yg sdh mengajar dgn menggunakan powerpoint, namun powerpoint yang dibuat masih relatif sederhana, hanya berisi kalimat-2 yang dipindahkan dari buku, krn mmg kemungkinan mereka belum memahami cara membuat powerpoint yang menarik dan benar.
Otak kita sangat menyukai hal-hal yg bersifat ... tdk masuk akal, ekstrim, penuh warna, lucu, multisen-sorik, gambar 3 dimensi (hidup), asosiasi, imajinasi, simbol, melibatkan irama/ musik, dan nomor/urutan. Berdasarkan hal ini, maka GURU ... hrs dpt merancang media (powerpoint) yg sesuai dgn yg disukai otak, shg anak didik dpt tertarik utk meng-ikutinya. Powerpoint yg slide per slidenya hny berisi kalimat-2 pindahan dari buku dgn latar warna yang sama, tanpa ada gambar/animasi, maupun sentuhan seni tata letak yg cantik, jelas tdk ada bedanya dgn metode ceramah saja tanpa media.
Tidak ada yang tidak dapat dipelajari, yang utama ada kemauan. Seorang guru yg mau bljr se-benarnya hny butuh 2 – 3 jam utk dpt menguasai powerpoint lengkap dgn animasinya. Kecanggihan guru mengguna-kan program ini merupakan nilai plus yg luar biasa, karena anak didik akan termotivasi mengikuti pelajaran dgn lebih baik.
P Sebagai contoh: Contoh lainnya ... enggunaan media yang sederhanapun sebenarnya juga cukup efektif utk membantu pemahaman pesdik, asalkan penerapannya tepat & sesuai dgn materi yang akan diajarkan. Sebagai contoh: media kartu yang mudah dibuat dengan berbagai variasi warna dan gambar, sehingga menarik untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Contoh lainnya ... menggunakan alat peraga yang sederhana, misalnya ketika guru SD ingin menjelaskan tentang wujud benda, maka guru cukup membawa gelas dengan bentuk yang berbeda dan mereka diminta mengisinya dgn air, lalu diteruskan dgn memasukkan benda padat (dadu, kele-reng, bola kecil, & terakhir meniup balon yg bentuknya berbeda-beda utk menjelaskan benda gas.
BENDA CAIR BENTUKNYA MENGIKUTI WADAHNYA
KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI
Keterampilan ini penting dimiliki GURU untuk ... V ariasi dlm kegiatan pembelajaran adalah perubahan yg dilakukan guru dlm kegiatan pembelajaran yg meli-puti gaya mengajar, penggunaan media pembelajaran, pola interaksi dengan peserta didik, dan stimulasi. Keterampilan ini penting dimiliki GURU untuk ... menghilangkan kebosanan peserta didik bila selalu melihat, merasakan, mengalami sesuatu yang sama secara berulang dan terus menerus. Dgn variasi mengajar dimaksudkan agar perhatian & konsentrasi pesdik kembali pada pelajaran dengan memunculkan sesuatu yg baru bagi mereka, pembe-lajaran lebih hidup, menarik, dan menyenangkan.
V ariasi dlm gaya mengajar diantaranya variasi suara, pemusatan perhatian, kese-nyapan, kontak pandang, gerakan badan dan mimik, dan pergantian posisi guru.. Variasi media pembelajaran, seperti media yang dapat dilihat, didengar, diraba, dibau, dirasa, dan alat peraga yang dapat dimanipulasi, baik media yang tersedia maupun buatan/kreasi sendiri. Variasi pola interaksi dilakukan dengan meningkatkan intensitas interaksi guru – peserta didik dan interaksi antar peserta didik. Variasi stimulasi berupa motivasi pada berbagai aktivitas pembelajaran
KETERAMPILAN MEMBIMBING DISKUSI
Diskusi adalah ... Seorang GURU harus ... Diskusi adalah suatu proses interaksi verbal secara teratur yg melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yg informal dgn tujuan berbagi pengalaman atau informasi, mengonstruksi konsep, mengambil suatu keputusan, atau memecahkan masalah. Seorang GURU harus ... memiliki keterampilan membimbing diskusi kelompok, agar diskusi mjd terarah, shg tujuan diskusi tercapai secara efisien dan efektif.
Selama ini sering terjadi ... guru hanya memberi masalah untuk didiskusikan lalu meninggalkan begitu saja anak didik untuk berdiskusi. harusnya guru membantu memusatkan perhatian, memperjelas masalah, meng-analisis pendapat pesdik, meningkat-kan partisipasi berpendapat, & menutup diskusi dgn simpulan. Padahal ... Selain itu agar diskusi benar-2 tepat guna, topik diskusi harus dipersiapkan agar relevan dan sesuai dengan tujuan pembela- jaran.
KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS
M engelola kelas adalah menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal bagi peserta didik dan mengembalikan ke kondisi belajar yang optimal apabila terdapat gangguan dalam proses pembelajaran. D engan kata lain, mengelola kelas berarti mengkondisikan kelas sedemikian rupa dan meminimalkan gangguan perilaku peserta didik agar kondusif untuk belajar, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai
K eterampilan ini berkaitan dgn kemampuan guru utk berinisiatif dan mengendalikan kegiatan pembelajaran sedemikian rupa, sehingga pembelajaran berjalan secara optimal, efisien, dan efektif. Keterampilan yg perlu dikuasai antara lain menunjukkan sikap tanggap, membagi perhatian, memusatkan perhati-an kelompok, menuntut tanggung jawab, memberikan petunjuk yg jelas, menegur, dan memberikan penguatan. Semua bentuk pengelolaan kelas akan berhasil jika dilakukan dgn kehangatan, antusias, luwes, ramah, dan penuh perhatian yang tulus. Perlu dihindari pengelolaan yang berlebihan, tidak pada tempatnya, bertele-tele, dan pengulangan penjelasan yang tidak perlu.
Ketidakpedulian guru thd keadaan kelas ketika sedang mengajar mrpkn kesalahan besar, sebab tugas guru adlh mengkon-disikan secara baik keadaan kelas agar kelas menjadi kondusif dan peserta didik siap menerima pelajaran.
KETERAMPILAN BERTANYA ertanya merupakan salah satu aktivitas guru ketika sedang meng-ajar. Pengajuan pertanyaan oleh guru dimaksudkan untuk mengu-rangi dominasi guru, mendorong keberanian peserta didik berpen-dapat, meningkatkan partisipasi dan kemampuan berpikir peserta didik.
Ada berapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengajukan pertanyaan?
Meliputi : pertanyaan harus jelas, memancing pendapat/keaktifan, penyebaran sasaran yang ditanya, pemberian waktu berpikir (waktu tenggang), peningkatan kualitas pertanyaan, dan penggunaan pertanyaan pelacak.
Meliputi ... kehangatan dan antusias dalam bertanya, menghindari pengulangan jawaban peserta didik, menghindari menjawab pertanyaan sendiri, menghindari mengajukan pertanyaan yg memancing jawaban serentak, menghindari pertanyaan ganda (terlalu kompleks), menunjuk pesdik sebelum pertanyaan diajukan, memberikan pertanyaan sulit kpd pesdik yg kurang pandai. setiap jawaban pesdik harus ditanggapi dgn baik, tidak dijatuhkan atau dipermalukan yg hanya membuat jera anak didik tersebut dalam menjawab.
Selama ini relatif sedikit ... GURU yang mau membiasakan diri untuk mengajukan pertanyaan yang menantang bagi anak didiknya. Hal ini krn berbagai alasan, misalnya guru tidak siap jawabannya jika anak didiknya tak ada yg mampu menjawab, atau waktu tenggat menunggu jawaban yang kadang-2 terlalu lama sehingga dianggap banyak memakan waktu padahal alokasi waktu terbatas, atau guru tidak memiliki kreativitas untuk membuat pertanyaan yang menantang.
Seorang GURU seharusnya lebih banyak ... mengajukan pertanyaan divergen yang dicirikan dengan pertanyaan “mengapa, bagaimana, jelaskan” agar anak didik terbiasa menggu-nakan logika dan penalarannya. Jangan hanya bertanya konver-gen yg dicirikan dgn pertanyaan “apa, siapa, kapan, dimana” yang hanya meminta jawaban singkat dan sederhana, kurang melibat-kan proses mental (penalaran).
KETERAMPILAN MENUTUP PELAJARAN
Menutup pelajaran merupakan ... kegiatan yg dilakukan guru untuk mengakhiri kegiatan inti pembelajaran. Menutup pelajaran dpt dilakukan dgn merangkum inti materi yang telah disampaikan dengan cara tanya jawab dengan peserta didik atau membuat ringkasan, meng-evaluasi, memberi tugas yang sesuai, bermakna, dan bermanfaat. Pada K-13 kegiatan menutup pelajaran mencakup lima komponen, yaitu memberi simpulan, evaluasi, refleksi, tindak lanjut, dan penutup.
Ketika menutup pelajaran hendaknya tdk monoton ... krn meskipun hanya menutup pelajaran, tetapi sebenar-nya langkah ini merupakan kunci keberhasilan guru memotivasi peserta didik utk ”rindu” & ingin berjumpa dengan pendidik dan mata pelajaran-nya. Oleh krn itu, penutup jangan hanya diisi dgn kegiatan biasa (PR, tanya jawab, simpulan), tetapi cobalah mem-berikan aktivitas yg menyenangkan, shg anak didik terkesan dan menunggu kehadiran kita di pertemuan berikutnya. Layaknya sinetron yg berhenti pd cerita yg menggantung & membuat penasaran, maka dlm menu-tup pembelajaranpun pendidik hendaknya melakukan hal demikian. Buatlah anak didik senang, gembira, ter-kesan, dan ingin bertemu lagi dengan kita.