Sedikit Tentang Analisis Keuangan Disusun oleh : Endarto Judowinarso

Pendahuluan : Analisis dalam hal ini adalah suatu penelitian / penelahanan, tindakan, hubungan, tendensi, pemecahan untuk menentukan posisi atas pemikiran, tatalaksana, penggunaan catatan / laporan . Analisis Keuangan adalah penelitian, penelaahandan tindakan pemecahan, di bidang laporan keuangan.

Arti penting Laporan Keuangan Kondisi keuangan suatu perusahaan atau proyek akan dapat diketahui dari laporan keuangan yang terdiri dari : - Neraca ; - Laporan Perhitungan Laba Rugi ; - serta laporan keuangan lainnya. Laporan Keuangan hanyalah sebagai alat penguji dari pekerjaan atau pembukuan dan dalam pengembangannya juga sebagai dasar penentuan kebijaksanaan Perusahaan Atau Proyek.

Laporan Keuangan biasanya digunakan untuk berkomunikasi atau aktivitas suatu perusahaan atau proyek dengan fihak yang berkepentingan. Laporan Keuangan digunakan oleh Management untuk : 1. mengukur tingkat biaya dari kegiatan Perusahaan / Objek ; 2. Menentukan / mengukur efisiensi Bagian, Proses, produksi, dan derajad keuntungan Perusahaan / atau proyek ; 3. Menilai dan mengukur hasil kerja setiap individu yang telah diserahi wewenang dan tanggungjawab ; 4. Untuk menentukan kebijaksanaan atau prosedur dalam pencapaian tujuan.

Para Manajer sebagai orang dalam Perusahaan atau proyek sangat memerlukan laporan keuangan tersebut sebagai bahan analisis menetukan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan Perusahaan atau proyek ( analisis Intern). Para Kreditor, Bankers, atau Calon Investor sebagai orang luar dari perusahaan sangat berkepentingan atas laporan keuangan tsb sebagai bahan analisis berkaitan hubungan Kerja, utang piutang, dan mitra usaha (analisis extern). Pemerintah memerlukan laporan keuangan untuk pengenaan pajak, policy / kebijaksanaan di bidang pemerintahan dan ekonomi .

Pengertian Laporan Keuangan : Laporan Keuangan ialah neraca dan perhitungan labarugi serta segala keterangan yang dimuat dalam lampiran tentang sumber dana dan penggunaannya. Keterbatasan Laporan Keuangan : 1. dibuat secara periodik ; 2. menunjukan angka rupiah yang pasti, pada hal kenyataannya kadang berupa nilai yang mungkin berubah ; 3. dibuat berdasarkan catatan transaksi pada saat terjadi (pada masa lalu) , bila dilihat kemudian berarti harus diperhitungkan dengan keadaan saat ini atau inflasi ; 4. Hanya mencatat angka rupiah, tidak dapat menggambarkan Kwalitas reputasi prestasi.

Tujuan Analisis : Prosedur Analisis : merupakan alat untuk memperoleh informasi posisi keuangan dengan hasil yang telah dicapai. Prosedur Analisis : 1. memahami laporan keuangan ; 2. Penganalisis harus dapat menggambarkan aktivitas proyek atau perusahaan yang tercermin dalam lap.keu. tsb . ; 3. tahun altar belakang dan data keuangan proyek atau perusahaan yang akan dianalisis; 4. Penganalisis punya kemampuan dan kebijaksanan untuk menentukan keputusan yang akan disimpulkan bila terjadi perubahan harga atau keadaan .

Metode dan Teknik Analisis : mengunakan teknik perbandingan dari laporan . Tujuannya untuk menyederhanakan data sehingga dapat lebih dimengerti dan selanjutnya : 1. mengorganisir atau mengumpulkan data ; 2. menginterpretasikan, mencari korelasi, relevansi dan analisis . Ada dua metode analisis : 1. analisis horisontal ; analisis perbandingan beberapa periode laporan keuangan . 2. analisis vertikal ; analisis satu periode / saat sehingga kelihatanya statis.

Teknik yang biasa digunakan dalam analisis : 1. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan ; 2. Trend atau Tendensi posisi kemajuan keuangan ; 3. Laporan dengan prosentase per komponen hal ini berguna untuk investasi ; 4. Analisis Sumber dan Penggunaan kModal Kerja ; 5. Analisis Sumber dan Penggunan Kas ; 6. Analisis Ratio hal ini untuk mengetahui hubungan dari pos tertentu dalam neraca atau laporan Laba rugi ; 7. Analisis Perubahan Laba Kotor ; 8. Analisis Break Even adalah untuk menentukan tingkat pencapaian tujuan agar perusahaan tidak rugi atau proyek tidak gagal.

Di DJP NJOP ditentukan berdasarkan NIR dan kemudian disusun ZNT. Nilai Jual Objek Pajak harus memenuhi Sales Assessment Ratio agar dapat dikenakan pajak sesuai dengan ability to pay / kemampuan bayar. Ratio yang digariskan dalam menentukan NJOP adalah nilai Pasar wajar sehingga tidak melebihi kemampuan bayar dari Subjek Pajak sebagai Wajib Pajak. Batasan tersebut dirumuskan dengan menghitung Nilai Pasar Wajar / NIR dan bila masih rendah maka NJOP di Wilayah tersebut masih dapat disesuaikan.

Saat ini di DJP telah dikembangkan suatu perencanaan tentang penyusunanNJOP PBB yang mendekati Nilai Pasar.(lihat Rencana Dit Ekstensifikasi dan Penilaian Tahun 2008)