TEKNOLOGI LEMAK DAN MINYAK

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
LEMAK DAN MINYAK.
Advertisements

Ekstraksi dengan Pelarut
Widelia Ika Putri, S.T.P., M.Sc.  Destilasi  Distilasi air, distilasi uap air, Hydro diffusion, distilasi air dan uap air.  Pengepresan (cold pressing)
PROSES PEMBUATAN BUNGKIL
ISOLASI CAIR Isolasi cair memiliki dua fungsi yaitu sebagai pemisah antara bagian yang bertegangan dan juga sebagai pendingin sehingga banyak digunakan.
LUBRICANT MINYAK PELUMAS
LEMAK DAN MINYAK Ratih Yuniastri.
PRINSIP KERJA PROSEDUR ANALISIS PROKSIMAT
Lemak dan Minyak.
TEKNOLOGI LEMAK DAN MINYAK (FAT AND OIL TECHNOLOGY)
Widelia Ika Putri, S.T.P., M.Sc
LEMAK DAN MINYAK.
Widelia Ika Putri, S.T.P., M.Sc.
KD II SISTEM KOLOID.
Lemak.
PENGOLAHAN RUMPUT LAUT
ANALISA L I P I D A.
PEMURNIAN Lanjutan.
Pengolahan Inti Sawit Menjadi minyak Inti Sawit (PKO)
Larutan.
SIFAT-SIFAT LIPID : - Mengandung 15 – 60 atom C - Bersifat non polar
L I P I D A.
GRAVIMETRI Analisis gravimetri: proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu Analisis gravimetri meliputi transformasi unsur atau.
Pemisahan campuran berdasarkan : Penyaringan / Filtrasi:
K ARANG AKTIF.
KULIAH MPP Dra Ita Ulfin,MSi
Larutan.
Refinery dan Pengolahan Turunan Minyak Sawit
MODUL- 2 Lajutan………..
DASAR TEORI dan Petunjuk praktek Kuliah lapang I (2014) VCO dan Nektar buah Astuti Setyowati.
PENGOLAHAN KELAPA.
Mengenal Lebih Dekat Minyak Buah Kelapa Sawit
Teknologi minyak atsiri
KUALITAS SUSU Susu bahan makanan yang sangat penting untuk kebutuhan manusia, karena mengandung protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. Susu.
Teknologi minyak atsiri dan kosmetik
Oleh Prof. Dr. Ir. Dwiyati Pujimulyani,MP
ARANG AKTIF ~> arang aktif atau karbon aktif adalah suatu bahan padat berpori yang merupakan hasil pembakaran bahan yang mengandung karbon ~> arang yang.
SIFAT PERMUKAAN Deterjen Buih.
LIPIDA.
Acara Perkuliahan Lipida Spektrofotometri Kromatografi Elektroforesis
Teknologi Pengolahan Konsentrat Secara Kimiawi
LEMAK DAN MINYAK Kelompok: Adesta Aulia T. Listiyani Kusuno D.
PRESENTATION BY KELOMPOK 1
LIPIDA DEFINISI : SENYAWA ORGANIK TERDAPAT PADA JARINGAN TANAMAN DAN HEWAN, TIDAK LARUT DALAM PELARUT AIR TETAPI LARUT DALAM ZAT PELARUT ORGANIK ATAU.
JENIS LIPID 1. Lemak / Minyak 2. Lilin 3. Fosfolipid 4 Glikolipid 5 Terpenoid Lipid ( Sterol )
Air untuk: proses pencucian alat dan bahan, pengolahan dan sebagai bahan baku. Sumber air: PAM, sumur bor dan sungai harus memenuhi syarat air minum (potable.
SIFAT PERMUKAAN SISTEM KOLOID PANGAN AKTIVITAS PERMUKAAN.
BAHAN DAN ENERGI.
ALKOHOL.
LIPIDA ( Fat and Oil ) PENDAHULUAN
LIPIDA Senyawa organik yang terdapat di alam yang tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non polar (n-heksana, eter, dsb)
Lemak dan Minyak.
PENGOLAHAN BAHAN/ MATERIAL ASAL LIMBAH AGRO INDUSTRI
DASAR-DASAR TEORITIS ANALISIS KUALITATIF.
TEKNOLOGI LEMAK DAN MINYAK
Anggi Kusuma Wardani Pertanian/THP
Teknologi Fermentasi Universitas Dr. Soetomo Sutrisno Adi Prayitno
PENGOLAHAN LEMAK KAKAO
LEMAK KELOMPOK 3 MUH. KHALIQ MA’RUF L NUR MUKARRAMAH DEVI PUTRIANA
Pengolahan Kelapa Sawit Menjadi Minyak Goreng
MINYAK IKAN Minyak ikan ada dua macam yaitu: minyak badan ikan dan minyak hati ikan Minyak badan ikan adalah: hasil sampingan dari pembuatan tepung ikan,
PEMBUATAN SABUN TRANSPARAN
SABUN TRANSPARAN Penyusun Sartika Dewi (25) Siska Ira Apriliawati (27)
LEMAK DAN MINYAK DUNIA * > 70% DARI LEMAK PANGAN DARI NABATI
LEMAK DAN MINYAK.
PENGUAPAN DAN PENGERINGAN
ANALISA KADAR AIR DAN AW
ANALISIS LEMAK & MINYAK. LEMAK TERMASUK LIPIDA LIPIDA BELUM TENTU LEMAK LIPIDA  SEMUA KOMPONEN DLM BHN PANGAN YG LARUT DLM PELARUT ORGANIK PELARUT ORGANIK.
4/26/2019Lemak dan Minyak, By Mursalin1 PENGARUH PENGOLAHAN TERHADAP KOMPOSISI MINYAK DAN LEMAK A. EKSTRAKSI Ekstraksi tidak berpengaruh thd komposisi.
PEMANFAATAN MINYAK KELAPA MURNI (VCO) YANG TELAH DIEKSTRAKSI SENYAWA FENOLIK SEBAGAI BAHAN BAKU SURFAKTAN DIETANOLAMIDA DAN GLISEROL PEMANFAATAN MINYAK.
Transcript presentasi:

TEKNOLOGI LEMAK DAN MINYAK SUTRISNO ADI PRAYITNO PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS DR SOETOMO 2017

SIFAT FISIKO- KIMIA LEMAK DAN ASAM LEMAK KENAPA PENTING? MENENTUKAN KUALITAS LEMAK/MINYAK MENENTUKAN ARAH PEMANFAATAN (EDIBLE ATAU NON EDIBLE) MENENTUKAN TREATMEN YANG DIPAKAI DALAM PEMANFAATANNYA MENENTUKAN TINGKAT KERUSAKAN YANG TERJADI PADA LEMAK/MINYAK BEBERAPA SIFAT FISIK YG PENTING: VISKOSITAS (KEKENTALAN) Merupakan ukuran dari pergeseran internal dalam molekul lemak/minyak Sangat dipengaruhi oleh : ketidak jenuhan minyak -- hidrogenasi Berat molekul - BM rendah viskositas rendah Suhu - makin rendah suhu viskositas makin tinggi Alat - VISKOMETER - CENTIPOISES

Warna minyak disebabakan oleh * pigmen yang ada dalam bahan 2. WARNA - COLORIMETER Warna lemak/minyak murni, asam lemak, dan derivatnya  colorless dan transparan Warna minyak disebabakan oleh * pigmen yang ada dalam bahan * kerusakan pigmen dalam bahan * kerusakan proses kimia lemak/minyak 3. BOBOT JENIS (SPESIFIC GRAFITY) - piknometer tergantung kepada : BM, ketidak jenuhan, temperature  UNTUK MENENTUKAN KEMURNIAN MINYAK DAN KUALITASNYA 4. TITIK LELEH (MELTING POINT) TERGANTUNG KEPADA: Panjang rantai atom c, ketidakjenuhan, geometrik 5. TITIK DIDIH (BOILING POINT)  panjang rantai atom c, BM, tekanan Contoh: BOILING POINT (oC) TEKANAN LAURAT MIRISTAT PALMITAT 1 mm 130,2 149,2 167,4 256 mm 256,6 281,5 303,6 760 mm 298,9 326,2 351,5

6. SMOKE POINT (TITIK ASAP) Menunjukkan temperatur pada saat pertama lemak/minyak mengeluarkan asap tipis pada pemanasan ( labor dg kondisi tetentu) 7. FLASH POINT (TITIK NYALA) Menunjukkan termperatur pada saat produk senyawa volatil mulai terbakar 8. FIRE POINT (TITIK API) Temperatur pada saat dimana senyawa volatil terbakar secara terus menerus Tergantung kepada jumlah FFA dalam lemak/minyak MINYAK JAGUNG Smoke Point  450 oF pada 0,01% FFA menjadi 200 oF pada 100% FFA Flash Point  625 oF pada 0,01% FFA menjadi 386 oF pada 100% FFA Fire Point  685 oF pada 0,01% FFA menjadi 430 oF pada 100% FFA

9. KELARUTAN (S0LUBILITY) Trigliserida dan asam lemak rantai panjang tidak larut dalam air kecuali, asam lemak rantai pendek (C2 dan C4) dan minyak jarak (castor oil) Minyak larut dalam pelarut non polar seperti benzen, etil eter Unsaturated lebih tinggi kelarutannya dibanding saturated -- ekstraksi dan pemisahan minyak. 10. INDEKS BIAS ( REFRACTIVE INDEKS) -REFRAKTOMETER  merupakan ukuran penyimpangan/bias dari cahaya yang dilewatkan pada medium yang cerah/transparan. Indeks bias tergantung kepada: rantai ataom c, ketidak jenuhan, BM, temperatur PENGUJIAN KEMURNIAN MINYAK DAN KERUSAKAN 11. OILINESS (Kemampuan untuk membentuk lapisan berminyak pada permukaan bahan  “lubricant film”) edible fat - margarin, shortening  mudah dioles, mudah mencair dimulut non edible  pelumas (lubrication)

SIFAT FISIKO-KIMIA LEMAK MINYAK BEBERAPA SIFAT KIMIA PENTING LEMAK/MINYAK: BILANGAN ESTER  TG BILANGAN ASAM LEMAK BEBAS FFA BILANGAN PENYABUNAN  FA BILANGAN IODIUM  USFA BILANGAN PEROKSIDA  USFA DG O2 BILANGAN REICHERT-MEISSL  VOLATIL & POLAR C4 – C6 BILANGAN POLENSKI  VOLATIL & NON POLAR  C8 – C12 BILANGAN HEHNER  NON POLAR BILANGAN TAK TERSABUNKAN  NON TG BILANGAN THIOCYANOGEN USFA  KOMPOSISI MSFA & PSFA BILANGAN ASETIL  GUGUS OH  M. jarak, MG

PENGOLAHAN/ EKSTRAKSI LEMAK MINYAK TUJUAN: 1. MENGHASILKAN LEMAK/MINYAK YANG BERKUALITAS BAIK DAN BEBAS DARI SENYAWA ASING (NON TRI GLISERIDA) YG TIDAK DIINGINKAN. 2. MENGHASILKAN LEMAK/MINYAK DENGAN RENDEMEN YANG TINGGI DAN DENGAN BIAYA PROSES YANG RENDAH. 3. MENGHASILKAN RESIDU (OIL CAKE) YANG MASIH MEMPUNYAI NILAI MANFAAT YANG TINGGI. PENGOLAHAN/ EKSTRAKSI  PROSES PEMISAHAN LEMAK/MINYAK DARI BAHAN2 YANG DIDUGA MENGANDUNG LEMAK/MINYAK (HEWANI/NABATI) HEWANI  KANDUNGAN L/M TINGGI DG NON TRI GLISERIDA RENDAH  PROSES MUDAH NABATI  KANDUNGAN L/M LEBIH RENDAH DG NON TRI GLISERIDA TINGGI  PROSES AGAK RUMIT

METODA EKSTRAKSI: 1. RENDERING 2 METODA EKSTRAKSI: 1. RENDERING 2. PENGEPRESAN MEKANIS (MECHANICAL EXPRESSION) 3. EKSTRAKSI DENGAN PELARUT L/M (SOLVENT EXTRACTION) 4. ENZIMATIS/ FERMENTASI EX. HASIL L/M DR BBRP TANAMAN PENGHASIL L/M COPRA (COCONUT) 63% ( ME) CORN 45% (ME) COTONSEED 18% (SE) CASTOR BEANS 43% (ME) SOYBEANS 18% (SE) RICE BRAN 14% (SE) TUNG 35% (ME) PEMILIHAN METODE EKSTRAKSI  SUMBER (HEWANI/ NABATI) KANDUNGAN ASAM LEMAK KEGUNAAN (EDIBLE/NONEDIBLE)

3 TAHAP PROSES PENGOLAHAN PERLAKUAN PENDAHULUAN (MECHANICAL PRETREATMENT) TUJUAN  MENINGKATKAN KAPASITAS MENINGKATKAN KUALITAS MENURUNKAN KEHILANGAN MINYAK PADA RESIDU (OIL CAKE)  MENINGKATKAN RENDEMEN 2. EKSTRAKSI  MENGHASILKAM MINYAK SETINGGI-TINGGINYA DENGAN KUALITAS YANG BAIK DAN DG BIAYA PROSES RENDAH 3. PEMURNIAN  MEMISAHKAN SENYAWA NTG YANG TERBAWA SETELAH EKSTRAKSI  MENINGKATKAN KUALITAS L/M 1. PERLAKUAN PENDAHULUAN: PEMBERSIHAN  PEMBUANGAN KULIT LUAR (DEHULLING), PENGECILAN UKURAN, PEMANASAN HEWANI  PEMBERSIHAN/PENCUCIAN (DARAH, TULANG DLL) PENGECILAN UKURAN

NABATI 1. PEMBERSIHAN  PEMISAHAN BAHAN ASING ( RANTING, DAUN, PASIR BATU, BAHAN BUSUK/RUSAK) ALAT  AYAKAN (SCREEN), ELEKTROMAGNETIK TOOL 2. PENGUPASAN (DEHULLING) KULIT MEMPUNYAI KANDUNGAN L/M RENDAH  KCG TANAH, KEDELE, BIJI MTHR, BIJI KAPAS. PLM KERNEL DLL)  MENINGKATKAN RENDEMEN  MENURUNKAN JMLH L/M PADA RESIDU  MENINGKATKAN KAPASITAS ALAT EKSTRAKSI ALAT  BAR HULLER, DISC HULLER

3. PENGECILAN UKURAN (PENGHALUSAN, PEMIPIHAN,PENGGILINGAN) TUJUAN 1. MEMPERLUAS PERMUKAAN BAHAN SEHNGGA MINYAK LEBIH MUDAH KELUAR 2. MERUSAK DINDING SEL SEHINGGA MINYAK MUDAH UNTUK DIEKSTRAK 3. MEMPERSINGKAT WAKTU EKSTRAKSI 4. MENURUNKAN KEHILANGAN MINYAK DALAM RESIDU (HASIL TGGI) 4. PEMANASAN PEMBERIAN PANAS PADA BAHAN YANG MENGANDUNG L/M ADA 2 : 1. PEMANASAN UNTUK MENGELUARKAN MINYAK SECARA LANSUNG  RENDERING, SOLVENT EKSTRACTION 2. PEMANASAN YG MERUPAKAN PERLAKUAN PENDAHULUAN UNTUK MEMFASILITASI PROSES EKSTRAKSI SELANJUTNYA SEPERTI METODA MENGGUNAN MECHANICAL EQUIPMENT

TUJUAN  UNTUK MEMUDAHKAN PENGELUARAN L/M SEHINGGA RENDEMEN TINGGI DAN MENINGKATKAN KUALITAS MINYAK  KARENA PEMANASAN DAPAT MENYEBABKAN: 1. MENGGUMPALKAN PROTEIN YG ADA PADA DINDING SEL L/M SEHINGGA DINDING SEL PERMIABEL TERHADAP ALIRAN MINYAK. 2. MENURUNKAN VISKOSITAS MINYAK (PENINGKATAN FLUIDITAS) SEHINGGA MINYAK MUDAH MENGALIR 3. MENURUNKAN AFFINITAS MINYAK TERHADAP PERMUKAAN BAHAN PADATAN SHINGGA MINYAK MUDAH MENGALIR WAKTU PENGEMPAAN 4. MENURUNKAN KADAR AIR BAHAN SEHINGGA BAHAN MENJADI PLASTIS DAN MUDAH UNTUK DIKEMPA. 5. MEMBUAT BAHAN NTG MENJADI TIDAK LARUT SEHINGGA TIDAK TERBAWA BERSAMA MINYAK WAKTU PENGEMPAAN 6. MENGINAKTIFKAN AKTIFITAS ENZIM, MIKRO ORGANISME SEHINGGA DAPAT MENURUNKAN FFA.

- UNTUK HEWAN (SAPI, DOMBA, BABI, IKAN PAUS, SARDIN) BEBERAPA FAKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN PADA PEMANASAN 1. SUHU  115oC – 130oC ( EFEK THDP MUTU MINYAK DAN OIL CAKE) 2. LAMA/WAKTU  30 MNT – 120 MN (TEGANTUNG KA, BAHAN) 3. TEKANAN  70 –90 psi 4. AERASI METODA EKSTRAKSI RENDERING - PALING SEDERHANA DICIRIKAN DENGAN PENGGUNAAN PANAS YG BERTUJUAN UNTUK MENGGUMPALKAN PROTEIN DAN MEMBUAT VISKOSITAS MINYAK RENDAH (MENCAIR) - UNTUK HEWAN (SAPI, DOMBA, BABI, IKAN PAUS, SARDIN) ADA 2 CARA 1. WET RENDERING - EDIBLE OIL ( KUALITAS) 2. DRY RENDERING  NON EDIBLE (KUANTITAS) ALAT BERUPA TANGKI SILENDER YG DILENGKAPI DG AGITATOR, PENGATUR SUHU DAN ALAT SENTRIFUS

2. MECHANICAL EXPRESSION (PENGEMPAAN) PRINSIP  MEMBERI TEKANAN PADA BAHAN YANG TELAH MENGALAMI PERLAKUAN PENDAHULUAN SEHINGGA MINYAK KELUAR DAN TERPISAH DARI BAHAN. UNTUK BAHAN DG KANDUNGAN MINYAK YANG TINGGI ( KELAPA, PALM OIL, PLM KERNEL, KACANG TANAH, JARAK, KAKAO , JAGUNG DLL) ADA 2 METODA: HIDRAULIC PRESSING  MENGGUNAKAN TENAGA HIDROLIK ( BAHAN TIDAK BERGERAK) ADA 2 SISTEM  TERBUKA DAN TERTUTUP 2. SCREW PRESSING  BAHAN BERGERAK SECARA KONTINIU (BERULIR) - TEKANAN LEBIH TINGGI

BEBERPA HAL YANG MEMPENGARUHI: 1. KADAR AIR 2. PERLAKUAN PENDAHULUAN TERHADAP BAHAN 3. TINGKAT KERUSAKAN BAHAN 4. TINGKAT TEKANAN YG DIBERIKAN DAN TINGKAT TEKANAN MAKSIMUM (2000 psi) 5. WAKTU PEMEBERIAN TEKANAN MAKSIMUM ( 30 -35’) 6. TEMPERATUR BAHAN (205 oF/ 96oC)  komposisi l/m dlm bahan  VISKOSITAS MINYAK 8. KANDUNGAN KULIT BIJI (OIL CAKE DAN KAPASITAS) 9. JUMLAH BAHAN YANG DIPRESS (ketebalan oil cake dan rendemen, efisiensi secara ekonomis)

EKSTRAKSI DENGAN PELARUT PRINSIP: MELARUTKAN LEMAK/MINYAK DARI BAHAN DALAM PELARUT ORGANIK KEMUDIAN DIAKHIR PROSES MINYAK DIPISAHKAN DARI PELARUT.  BAHAN2 YANG KANDUNGAN L/M RENDAH TETAPI MEMPUNYAI HARGA YANG TINGGI  KEDELE, OLIVE, JAGUNG DASAR PEMIKIRAN  LEMAK/MINYAK LARUT DALAM PELARUT ORGANIK SPT HEKSAN, SIKLOHEKSAN, BENZEN, DLL PRINSIP  TERJADI KONTAK YANG SEMPURNA ANTARA PELARUT DENGAN BAHAN SEHINGGA AKAN MELARUTKAN SEMUA LEMAK/MINYAK YG TERDAPAT DALAM BAHAN, KEMUDIAN PADA AKHIR EKSTRAKSI LEMAK.MINYAK DIPISAHKAN DARI PELARUT. METODA EKSTRAKSI: SISTEM PERKOLASI PERKOLASI SISTEM BATCH (SINGLE/ MULTIPLE EXTRACTOR) PERKOLASI SISTEM CONTINIU

1. RENDEMEN MINYAK TINGGI  OIL CAKE 1 – 3 % BEBERAPA HAL YG PERLU DIPERHATIKAN: 1. LUAS PERMUKAAN BAHAN YG KONTAK DG PELARUT  pengecilan ukuran 2. JENIS DAN JUMLAH PELARUT YANG DIPERGUNAKAN SYARAT PELARUT  daya larut tinggi, titik didih seragam, tidak toksik, tidak mudah terbakar. 3.KADAR AIR BAHAN (10 – 14%) 4. LAMA EKSTRAKSI( 60 – 180 MNT) 5. SUHU EKSTRAKSI (25 – 40 oC) 6. RECOVERI PELARUT ( . 95%) KEUNGGULAN: 1. RENDEMEN MINYAK TINGGI  OIL CAKE 1 – 3 % 2. KUALITAS MINYAK TINGGI  NTG SGT RENDAH 3. KUALITAS OIL CAKE BAGUS  SUHU RENDAH KELEMAHAN: 1. MAHAL (PERALATAN DAN BAHAN PELARUT) 2. MUDAH TERBAKAR DAN EKSPLOSIF 3. COTTON SEED MENGANDUNG SENYAWA TOKSIK (SUHU RENDAH)

4. EKSTRAKSI DENGAN ENZIM/FERMENTASI KHUSUS UNTUK PENGOLAHAN MINYAK KELAPA. PRINSIP: MERUSAK KESTABILAN SANTAN DENGAN CARA MENURUNKAN Ph SAMPAI TERCAPAI TITIK ISOELEKTRIK DARI EMULGATOR (PROTEIN) SEHINGGA TERJADI PENGENDAPAN PROTEIN YG MENYEBABKAN MINYAK TERPISAH DARI AIR DAN EMULGATOR. PEMISAHAN TANPA PANAS  MINYAK KELAPA MURNI (VCO) PEMISAHAN DENGAN PANAS  MINYAK KELAPA CARA MENURUNKAN Ph : 1. MENGGUNAKAN RAGI (Sacharomyces cereviceae) .  ragi roti, ragi tempe, ragi tapai. 2. MENGGUNKAN ENZIM BROMELIN. BEBERAPA HAL YG PERLU DI PERHATIKAN: 1. SUHU 2. KONSENTRASI ENZIM 3. WAKTU FERMENTASI

PEMURNIAN MINYAK TUJUAN UMUM ADALAH UNTUK MEMISAHKAN SENYAWA KOTORAN (IMPURITIES) DARI LEMAK/MINYAK KASAR (CRUDE OIL) SEMAKSIMAL MUNGKIN DENGAN KEHILANGAN MINYAK SERENDAH MUNGKIN DAN KERUSAKAN TERHADAP SENYAWA NONTRIGLISERIDA YANG DIPERLUKAN SERENDAH MUNGKIN. KOTORAN/IMPURITIES/ NTG DIKELOMPOKKAN MENJADI 3 KELAS: 1. KOTORAN TIDAK LARUT DALAM MINYAK (FAT INSOLUBLE COMPN)  PENGENDAPAN, PENYARINGAN, SENTRIFUSI 2. KOTORAN BERBENTUK SUSPENSI KOLOID DALAM MINYAK - 1. MENGALIRKAN UAP PANAS 2. CARA ELEKTROLIT DAN DIIKUTI CARA MEKANIK 3.KOTORAN LARUT DALAM MINYAK (FAT SOLUBLE COMPNT)  1. NETRALISASI 2. DEKOLORISASI (BLEACHING) 3. DEODORISASI

TAHAP-TAHAP PEMURNIAN 1. PENJERNIHAN  MENGHILANGKAN SENYAWA FAT INSOLUBLE 2. DEGUMMING  MENGHILANGKAN GETAH/LENDIR DAN SENYAWA BERBENTUK SUSPENSI KOLOID 3. NETRALISASI  MENGHILANGKAN SENYAWA YANG LARUT DALAM (REFINING) L/M (FAT SOLUBLE) EX: ASAM LEMAK BEBAS (FFA) 4. DEKOLORISASI  MENGHILANGKAN ZAT WARNA 5. DEODORISASI - MENGHILANGKAN SENYAWA FLAVOUR YG TIDAK DIINGINKANKAN PENJERNIHAN DAN DEGUMMING PENTING DILAKUKAN DG TUJUAN: 1. MEMUDAHKAN PROSES NETRALISASI LENDIR DAPAT MENYERAP MINYAK LENDIR DAPAT MENGHALANGI PEMBENTUKAN SABUN LENDIR DAPAT MENGENDAP MENYUMBAT TANGKI NETRALISASI 2. MENINGKATKAN RENDEMEN MINYAK 3. MEMUDAHKAN PROSES DEODORISASI  PADA SUHU TINGGI LOGAM BERAT  OKSIDASI DAN HIDROLISA

1. PENJERNIHAN ADA 4 CARA: 1. PENJERNIHAN DENGAN PENGENDAPAN PRINSIP  MENDIAMKAN L/M BEBERAPA WAKTU SAMPAI TERBENTUK ENDAPAN BHG BAWAH TANGKI KEMUDIAN DI PISAHKAN  AGAR PENGENDAPAN SEMPURNA BUTUH WAKTU YG LAMA  PROSES HIDROLISIS ( AIR DAN M.O PADA LENDIR)  SEDERHANA (KURANG EFEKTIF) 2. PENJERNIHAN DENGAN PENYARINGAN PRINSIP  MELEWATKAN L/M PADA SARINGAN/ FILTER DENGAN MENGGUNAKAN TEKANAN SEHINGGA KOTORAN AKAN TERTAHAN PADA SARINGAN ALAT PENYARING: FILTER PRESS DAN CHAMBER PRESS KECEPATAN PENYARINGAN DIPENGARUHI OLEH: 1. LUAS PERMUKAAN FILTER 2. VISKOSITAS LEMAK/MINYAK  SUHU 3. TEBAL CAKE YANG TERBENTUK 4. TEKANAN YANG DIBERIKAN (BERTAHAP)

1. PENJERNIHAN (LANJUTAN) 3. PENJERNIHAN DENGAN CARA DESTEARINISASI (WINTERISASI)  KHUSUS UNTUK MENGHILANGAKAN TRIGLISERIDA PADAT YANG MENYEBABKAN KEKERUHAN MINYAK PADA SUHU RENDAH PRINSIP  MENDINGINKAN L/M PADA SUHU RENDAH SEHINGGA TRIGLISERIDA PADAT AKAN MENGKRISTAL KEMUDIAN DILAKUKAN PENYARINGAN. 4. PENJERNIHAN DENGAN SENTRIFUSI  EFEKTIF UNTUK MENGHILANGKAN SENYAWA SUSPENSI KOLOID YG SANGAT HALUS DLM MINYAK BERDASARKAN BERAT PARTIKEL. PRINSIP  L/M DISENTRIFUS DG SENTRIFUGATOR SEHINGGA KOTORAN AKAN TERPISAH BERDASARKAN BERAT PARTIKEL

2. PROSES DEGUMMING PRINSIP: MENGHILANGKAN SENYAWA LENDIR/GUM DARI CRUDE OIL DENGAN CARA MENGHIDRASI PHOSPATIDA DAN SENYAWA LAINNYA MENJADI SENYAWA YG TIDAK LARUT DLM MINYAK SEHINGGA MUDAH DIPISAHKAN DARI MINYAK (TRIGLISERID) CARA KERJA : MINYAK DALAM KETEL DEGUMMING DIPANASKAN SAMPAI SUHU 80oC KEMUDIAN DIALIRKAN UAP PANAS SAMPAI SUHU 100oC, DIBIARKAN 10 – 15 MNT SAMPAI TERBENTUK ENDAPAN KEMUDIAN DI SENTRIFUSI AGAR PEMISAHAN LEBIH SEMPURNA. DITAMBAHKAN  AMONIUM HIDROKSIDA  ( MENGURANGI KEASAMAN) NATRIUM CHLORIDA  ( MENYERAP AIR) SETELAH PROSES DEGUMMING: RENDEMEN MINYAK 96,5% OIL GUM MATERIAL 3,5% (25% AIR, 50% PADATAN GUM, 25% MINYAK) LECITIN

3.PROSES NETRALISASI MERUPAKAN PROSES MENGHILANGKAN SENYAWA NTG TERUTAMA ASAM LEMAK BEBAS (FFA) DARI LEMAK/MINYAK PRINSIP: MENAMBAHKAN ALKALI PADA L/M SEHINGGA SENYAWA ASAM LEMAK BEBAS TERIKAT DG ALAKLI MEMBENTUK SABUN YG TIDAK LARUT DALAM MINYAK (OIL-INSOLUBLE SOAPS) EFEK LAIN  DAPAT MENGENDAPKAN LENDIR , MENYERAP ZAT WARNA, PROTEIN (SENYWA N), STEROL, TOCOPHEROL, LOGAM BERAT, VIT A DAN CAROTENE  SOAPSTOCK MENGANDUNG STEROL DAN TOCOPHEROL KELEMAHAN : JIKA PENAMBAHAN BERLEBIHAN DAPAT MENYABUNKAN DAN MEMBENTUK EMULSI DG TRIGLISERIDA (L/M NETRAK) - RENDEMEN L/M RENDAH

PADA PROSES NETRALISASI SELALU DIBERIKAN PENAMBAHAN ALKALI (EXCESS) KARENA DIPERKIRAKAN MASIH ADA SENYAWA NTG YANG KEMUNGKINAN JUGA DAPAT BEREAKSI DENGAN ALKALI EXCESS TERGANTUNG KEPADA: JENIS MINYAK DAN JUMLAH LENDIR YG MASIH TERISA SETELAH PROSES DEGUMMING EX. MINYAK KELAPA 0,1 –0,2 % M. KCG TANAH 0,25 – 0,47% M. KEDELE 0,15 – 0,2% PERHITUNGAN PENGGUNAAN ALKALI BERDASARKAN KANDUNGAN FFA (DIHITUNG SEBAGAI OLEAT) PADA BBRP DRAJAT BAUME KAND. FFA DRAJAT BAUME 16 18 20 1,0 % 1,29 1,11 0,99 1,5 % 1,93 1,67 1,49 2,0 % 2,57 2,23 1,98 2,5% 3,21 2,8 2,47 3,0 % 3,85 3,36 2,97 3,5 % 4,50 3,90 3,46

1. KONSENTRASI ALKALI YANG DIPAKAI BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN: 1. KONSENTRASI ALKALI YANG DIPAKAI  KANDUNGAN ASAM LEMAK BEBAS DALAM L/M (FFA) MAKIN TINGGI FFA MAKIN TINGGI KONSENTRASI ALKALI  BERLEBIHAN - OVERSAPONIFIKASI (TRIGLISERIDA JUGA TERSABUNKAN )  KEHILANGAN MINYAK REFINING FACTOR MENJADI BESAR (Tidak diinginkan) KONSENTARSI ALKALI DIUKUR DALAM DRAJAT BAUME (oBe) KANDUNGAN SODIUM HIDROKSIDA PADA BEBERAPA oBe DRAJAT BAUME (oBe) SODIUM HIDROKSIDA CONTENT (%) 12 8,00 14 9,50 16 11,06 18 12,68 20 14,36 KEHILANGAN TOTAL (%) RF = ------------------------------------ ALB DALAM MINYAK (%)

FEKTIFITAS DIUKUR DENGAN MENGHITUNG KADAR FFA/ ALB 2. SUHU NETRALISASI  40 – 95 oC rendah - sabun yg terbentuk kompak tetapi tidak semua tersabunkan Tinggi  sabun encer sulit dipisahkan ERAT HUBUNGANNYA DENGAN RENDEMEN ALAT: TANGKI NETRALISASI BERBENTUK KERUCUT DAN DILENGKAPI DG ALAT AGITATOR DAN PENGATUR SUHU. CARA KERJA NETRALISASI: MINYAK DIMASUKKAN KEDALAM TANGKI , KEMUDIAN DIMASUKKAN ALKALI (NaOH) PADASUHU 20-30oC, SELAMA 20 -30 MNT DAN DIAGITASI AGAR SEMUA L/M KONTAK DENGAN ALKALI, KEMUDIAN SUHU DINAIKKAN SAMPAI 60 -80oC (SOAPSTOCK MULAI TERBENTUK DAN MENGENDAP DIBHAGIAN BAWAH TANGKI) AGITASI DIPERKECIL UNTUK MENCEGAH PEMBENTUKAN EMULSI, LALU SUHU DITURUNKAN AGAR SOAPSTOCK SEMPURNA MENGENDAP , SOAPSTOCK DIKELUARKAN MELALUI BAHAGIAN BAWAH TANGKI. FEKTIFITAS DIUKUR DENGAN MENGHITUNG KADAR FFA/ ALB

BEBERAPA CARA NETRALISASI: 1. NETRALISASI DG KAUSTIK SODA (NaOH) + murah, dapat mengurangi zat warna dan gum - menyabunkan sejumlah trigliserida 2. NETRALISASI DG NATRIUM KARBONAT (Na2CO3) + trigliserida tidak ikut tersabunkan, sabun yg terbentuk kompak - terbentuk gas CO2  sulit dalam pemisahan 3. NETRALISASI DG METODA PENYULINGAN PRINSIP  MENGUAPKAN FFA DG SUHU TINGGI ATAU SUPERHEATED STEAM DAN PADA TEKANAN RENDAH + rendemen tinggi dan ada kemungkinan re-esterifikasi - suhu tinggi (240 oC)  oksidasi

4. DEKOLORISASI (PEMUCATAN) MERUPAKAN PROSES PENGHILANGAN ZAT WARNA YG TIDAK DIINGINKAN DALAM LEMAK/MINYAK PRINSIP --> Mencampurkan bahan yg dapat menyerap zat warna (adsorben) ke dalam minyak kemudian setelah proses dilakukan penyaringan. ADSORBEN: 1. Tanah pemucat (bleaching clay/earth) 2. Tanah pemucat yg diaktifasi (activated clay) aktifaor asam seperti HCl dan H2SO4 3. Arang (bleaching carbon) 4. Arang aktif (carbon actif) aktifator : HNO3, H3PO4, Ca (OH)2, CaCl2, NaOH, ZnCl2, DLL AKTIFITAS ADSORBEN TERGANTUNG KEPADA: 1. Jenis adsorben berhub dg sifat adsorben secara alamiah 2. Ukuran partikel berhub dg luas permukaan partikel 3. Luas penampang kapiler 4. kadar air 5. Jumlah ktifator yang digunakan.

PROSES: MINYAK DIPANAS KAN SAMPAI SUHU 70 – 80 oC, LALU DITAMBAHKAN ADSORBEN (1 – 2%) DARI BERAT MINYAK, DILAKUKAN AGITASI DAN SUHU DINAIKKAN SAMPAI 100 – 105 Oc SELAMA 1 JAM. METODA DEKOLORISASI LAINNYA: 1. PEMUCATAN DG BAHAN KIMIA DIKHROMAT PEROKSIDA, OZON, CHLORIN, CHLORIN DIOKSIDA. 2. PEMUCATAN DG PANAS PADA SUASANA VAKUM  PADA SUHU 210oC  MINYAK HARUS BEBAS Fe. 3. PEMUCATAN DG REAKASI REDUKSI Natrium bisulfit, asam sulfat

5. PROSES DEODORISASI  PROSES PEMURNIAN YG BERTUJUAN UNTUK MENGHILANGKAN BAU DAN RASA (FLAVOR) YANG TIDAK DIINGINKAN DALAM LEMAK/MINYAK. FLAVOR DLAM L/M ADA 2 GOL: FLAVOR ALAMIAH  * pigmen (karotenoid, khlorophil), terpen, sterol dan tokoferol. * pada biji22an  glukosid, alllyl thiosianida 2. FLAVOR DARI HASIL REAKSI KIMIA PADA L/M  ffa, keton, aldehid, alkohol, dll PRINSIP  Mengalirkan uap panas minyak pada tekanan rendah atau dalam keadaan vakum pada suhu tinggi (200 – 250 oC), sehingga senyawa yang mudah menguap akan ikut bersama uap panas. Untuk menghindari kerusakan selama penyimpanan pada akhir proses pemurnian seringkali ditambahkan ZAT ANTI OKSIDAN