Orientasi Baru Dalam Pembelajaran BAB I PENDIDIKAN DAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN Oleh Kelompok I : Ahmad Fitriyadi Sari & Dodi Ramdhoni
HAKIKAT PENDIDIKAN Hakikat pendidikan adalah menyediakan lingkungan yang aman bagi perkembangan anak karena didalam lingkungan yang aman tersebut anak dapat mengembangkan berbagai potensi yan dimilikinya dengan baik. Pendidikan adalah suatu proses manusiawi berupa tindakan komunikatif, dialogis, transformatif, antara peserta didik yang bertujuan etis yaitu membantu pengembangan kepribadian peserta didik seutuhnya dalam konteks lingkungan alamiah dan kebudayaan yang berkeadaban.
HAKIKAT PSIKOLOGI PENDIDIKAN Psikologi merupakan studi ilmiah tentang prilaku proses mental. Istilah psikologi berasal dari bahasa yunani “psyche” yang berarti jiwa dan “logos” yang berarti studi atau kajian dan penelitian (Papalia & Olds, 1985,4). Psikologi sebagai pengetahuan ilmiah melakukan kajian atau penelitian tentang prilaku dan proses mental manusia melalui metode penelitian ilmiah yang dilakukan melalui observasi, diskripsi, dan eksperimen.
BERBAGAI ALIRAN PSIKOLOGI Strukturalisme Fungsionalisme Behaviorisme Humanisme Kognivitisme - (Santrock :1997:41) Abraham Mashlow dan Carl Roger - Dipelopori John B. Watson (1878-1958) Wilhiam James (1842-1910) dan John Dewey (1859-1952) Wilhem Wundt (1832-1920) BERBAGAI ALIRAN PSIKOLOGI
Strukturalisme Strukturalisme dalam psikologi dikembangkan oleh Wilhem Wundt (1832-1920), ia dipandang sebagai “bapak psikologi” dan ia memanggil dirinya dengan sebutan psikologist. Teori strukturalisme dikembangkan oleh Wundt melalui eksperimen yang dilakukannya si Leipzing Jerman. Tujuan utama dari eksperimen tersebut adalah ingin mengetahui struktur pikiran manusia. Oleh sebab itu ia mengembangkan metode yang disebut “analytic Introspection” yang diterapkan melalui “self-observation”. Eksperimen Wundt diteruskan oleh muridnya yang bernama Edward Bradford Titchener (1867-1927). Menurutnya proses pikiran manusia memiliki lebih dari 30.000 struktur yang terpisah kedalam sub struktur seperti, panca indra, perasaan,dan imajinasi (Vasta, Heith & Miller, 1999;7). Ungkapan yang menyatakan “sya melihat bunga” adalah salah satu menurut strukturalisme karena yang melihat bunga adlah mata, bukan pikiran.
Funsionalisme Fungsionalisme yang dikembangkan oleh Wilhiam James (1842-1910) dan Jihn Dewey (1859-1952) menjelaskan berbagai keberatan mereka terhadap strukturalisme, yang memecah perilaku manusia kedalam elemen yang kurang berfungsi dalam kehidupan manusia. Oleh sebab itu, yang terpenting dalam studi dibidang psikologi adalah penelitian yang dapat dijadikan pedoman bagi manusia dalam melakukan penyesuaian diri terhadap lingkungannya dan berbagai proses mental yang terjadi dalam proses penyesuaian diri tersebut (Vasta, Heith & Miller, 1999:9).
Behaviorisme Behaviorisme dipelopori oleh John B. Watson (1878- 1958). Pada tahun 1913, ia menjelakan pandangan behaviorist tentang psikologi. Bagi para behavorist memahami cara pandang dan perasaan orang seperti yang dilakukan oleh strukturalist tidaklah penting karena yang peting adalah bagaimana orang dapat melakukan sesuatu secara aktual. Oleh sebab itu, para behaviorist menekankan penelitiannya pada perilaku – perilaku manusia yang nyata dalam peristiwa-peristiwa yang aktual. Metode penelitian psikologi yang menekankan “analytic instospection” diganti dengan metode “conditioning” yang menekankan hubungan stimulus-respon (Papalia & Olds, 1985:9).
Humanisme Humanistic psychology beerkembang pada awal tahun 1950 dan terus berkembang dengan pesat sejak saat itu. Tokoh pengembang psikologi manusia ini adalah Abraham Maslow dan carl Rogers. Para ahli ini menyatakan baha behaviorisme hanya menjelaskan tentang apa yan dilakukan manusia, akan tetapi, tidak mampu menjelaskan tentang manusia itu sendiri. Demikian juga dengan psikoanalisis hanya dapat menjelaskan tentang kelainan emosi dan perilaku manusia, akan tetapi, tidak menjelaskan tentang kesehatan mental manusia. Oleh sebab itu, humanistic psichology melakukan berbagai penelitian tentang berbagai pengalaman khusus yang dialami manusia, seperti perasaan cinta, benci, takut, harapan, bahagia, humor, affeksi, dan makna kehidupan bagi manusia. Semua aspek tersebut belum diteliti oleh para psikologist sebelumnya (Bohart & Qreening, 2001:81- 82)
Kognitivisme psikologi kognitif menekankan penelitianya terhdap proses yang terjadi pada waktu manusia berpikir. oleh sebab itu, pemahaman terhadap perilaku manusia bukan dilakukan berdasarkan hubungan stimulus-respon, akan tetapi, berdasarkan proses yang terjadi didalam pikiran manusia pada waktu menerima informasi tersebut diorganisir, diingat dan digunakan (Santrock:1997:41)
Sekian & Terimakasih Wassalamu’alaikum.Wr.Wb