UNIVERSITAS JEMBER PROGRAM STUDI AGRONOMI Perilaku Benih Rekalsitran,Ortodoks dan Perubahan Fisiologis yang Mempengaruhi Daya Simpan NISA BUDI ARIFIANA 161520101001
Benih rekalsitran
Benih Ortodoks
Perbedaan Benih Ortodoks Benih Rekalsitran Kadar air simpan rendah Mampu disimpan lama Ruang simpan dengan kelembaban rendah Kadar air panen rendah Perlu adanya penurunan kadar air setelah panen Benih Rekalsitran Kadar air simpan tinggi Tidak mampu disimpan lama Ruang simpan dengan kelembaban tinggi Kadar air panen tinggi Tidak perlu adanya penurunan kadar air setelah panen
Pengaruh Penyimpanan Benih Rekalsitran Benih rentan terhadap kontaminasi fungi maupun virus. Mengakibatkan sitologi genetik, perubahan metabolisme dan kerusakan makro molekul. Peningkatan permeabilitas menyebabkan banyak metabolit antara lain gula, asam amino dan lemak bocor keluar sel. Substrat untuk respirasi berkurang sehingga energi yang dihasilkan untuk berkecambah berkurang.
Tabel 1. Pengaruh periode simpan terhadap kadar air (KA), daya berkecambah (DB), indeks vigor (IV), kecepatan tumbuh (KCT), kadar lemak total dan asam lemak bebas pada benih kemiri
semakin lama benih rekalsitran disimpan maka akan terjadi penurunan kadar air, penurunan viabilitas dan vigor serta meningkatnya kandungan asam lemak. Penurunan kadar air dan kadar lemak total serta peningkatan asam lemak bebas menyebabkan penurunan viabilitas dan vigor benih. Gejala kemunduran benih secara biokimia adalah perubahan dalam aktivitas enzim, laju respirasi, peningkatan asam lemak dan berkurangnya persediaan cadangan makanan. Kandungan asam lemak yang tinggi di dalam benih merupakan indikasi terjadinya akumulasi asam lemak, karena tidak diproses lebih lanjut menjadi energy sehingga benih kehilangan energi untuk berkecambah
Benih Ortodoks Benih jagung yang dikecambahkan dengan perlakuan benih-baru (2 minggu) terlihat terjadi penurunan kadar pati yakni pada kadar pati awal benih baru memiliki kadar pati 48.9% dan benih lama 44%. Perlakuan lama penyimpanan benih tersebut kemudian dilakukan perkecambahan, terjadi penurunan kadar pati pada benih jagung perlakuan benih baru dari kadar pati 48.9% pada saat belum berkecambah berangsur-angsur menjadi 8.4% hingga pada akhir pengamatan. Begitu pula halnya pada perlakuan benih-lama (10 bulan), terjadi penurunan kadar pati yakni 44% pada saat belum berkecambah berangsur-angsur menjadi 3.6% hingga pada akhir pengamatan.
Penurunan kadar pati pada benih dapat berpengaruh terhadap laju respirasi benih. Dimana respirasi memerlukan O2 dan Karbohidrat untuk melanjutkan metabolismenya. Dengan rendahnya kadar pati maka laju respirasi akan semakin rendah sehingga perkecambahan benih menjadi tidak optimal. Respirasi merupakan proses katabolisme atau penguraian senyawa organik menjadi senyawa anorganik. Respirasi sebagai proses oksidasi bahan organik yang terjadi didalam sel dan berlangsung secara aerobik maupun anaerobik. Respirasi aerob adalah respirasi yang memerlukan oksigen. Respirasi aerob terjadi pada sitoplasma dan di dalam mitokondria dan menghasilkan 36 ATP dari satu molekul glukosa. Dalam respirasi aerob diperlukan oksigen dan dihasilkan karbondioksida serta energi.
Daya kecambah dapat berkaitan terhadap lama perkecambahan benih yang dapat menjadi petunjuk perbedaan kekuatan tumbuh, semakin cepat pertumbuhan kecambah maka semakin tinggi vigor kecambah. Semakin rendah daya kecambah benih semakin rendah pula kekuatan tumbuh benih. Tinggi rendahnya vigor benih akan menggambarkan kekuatan tumbuh dan pertumbuhan kecambah. Semakin tinggi vigor maka kekuatan perkecambahan menjadi lebih baik, begitu pula pertumbuhan tanaman. Berat kecambah dipengaruhi oleh lamanya pertumbuhan sejak permulaan sampai berjalannya proses perkecambahan, karena bila kecambah butuh waktu yang lama untuk tumbuh maka hasil kecambah yang diperoleh adalah kecambah pendek, ukuran daun kecambah kecil, hipokotilnya pendek dan volume akar kecil (Ardian, 2008).
TERIMAKASIH...