KARAKTERISTIK KURIKULUM PENDIDIKAN KHUSUS (B) 2013

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Workshop Wakasek Kurikulum
Advertisements

PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN
KONSEP PENILAIAN AUTENTIK PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
PANDUAN PENGEMBANGAN RPP
PROSES PEMBELAJARAN dan RPP pada KURIKULUM 2013 (Berdasarkan Rancangan Permen Dikbud 2014 tentang Proses Pembelajaran)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (UNTUK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013)
Paket 4 Pengembangan Materi Pembelajaran PKn MI
PENILAIAN.
Pelatihan Pendampingan Kurikulum 2013
IHT Pengimbasan Kurikulum 2013
Pelatihan Pendampingan Kurikulum 2013
Desiminasi implementasi KURIKULUM 2013
PENYESUAIAN ALOKASI WAKTU MATAPELAJARAN UNTUK SDLB
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KONSEP PENILAIAN.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
KURIKULUM
ANALISIS DOKUMEN: SKL, KI, KD, SILABUS, DAN PEDOMAN MATA PELAJARAN
KURIKULUM 2013 DAN PROFESIONALISASI BIMBINGAN DAN KONSELING
Pelatihan Pendampingan Kurikulum 2013
Workshop Wakasek Kurikulum
MERANCANG PEMBELAJARAN IPA DI SD PERTEMUAN 13
PENGOLAHAN DAN PELAPORAN PENILAIAN HASIL BELAJAR
5 Penyesuaian Beban 1.
PENGUATAN PROSES PEMBELAJARAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
EVALUASI DAN PENGUKURAN TEORI DAN IMPLEMENTASI
PEMBELAJARAN SAINTIFIK DAN PENILAIAN AUTENTIK
2.1.A ANALISIS DOKUMEN: SKL, KI-KD, SILABUS, DAN TEMATIK TERPADU
STRUKTUR KURIKULUM 2013 Pendekatan Saintifik.
PROGRAM PENGEMBANGAN KEKHUSUSAN
RAMBU - RAMBU PENYUSUNAN RPP
PENILAIAN DI SD KURIKULUM 2013
PELAPORAN HASIL BELAJAR
RAMBU - RAMBU PENYUSUNAN RPP
KONSEP PENILAIAN AUTENTIK PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR SEJARAH
PENGEMBANGAN MATERI AJAR IPA SD
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (UNTUK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (UNTUK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013)
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KOMPETENSI INTI (KI) KOMPETENSI DASAR (KD) PPT
Pelatihan Pendampingan Kurikulum 2013
Pelatihan Pendampingan Kurikulum 2013
Workshop Pembuatan RPP
PENGEMBANGAN Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
PANDUAN PENYUSUNAN RPP
PANDUAN PENYUSUNAN RPP
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR.
SOP TUGAS GURU Penetapan dan Pelaksanaan Standar Operasional Prosedur (SOP) SMA/SMK Negeri se Jawa Tengah Tahun 2017 dilaksanakan Selasa, 12 Desember 2017.
KONSEP PENILAIAN AUTENTIK PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS PEMBELAJARAN.
Sesuai dengan Permendikbud No. 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses
RAMBU - RAMBU PENYUSUNAN RPP
RAMBU - RAMBU PENYUSUNAN RPP
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR.
Workshop Wakasek Kurikulum
INSPIRASI PEMBELAJARAN MELALUI TAYANGAN VIDEO
KONSEP PENILAIAN AUTENTIK PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
KONSEP PENILAIAN AUTENTIK PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR
Pelatihan Pendampingan Kurikulum 2013
PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU
Pelatihan Pendampingan Kurikulum 2013
RAMBU - RAMBU PENYUSUNAN RPP
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN RAMBU-RAMBU PENYUSUNAN.
Direktorat Pembinaan SMA PENGEMBANGAN SILABUS KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DINAS PENDIDIKAN PROPINSI JAWA TIMUR.
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RAMBU - RAMBU PENYUSUNAN RPP
PENDALAMAN MATERI PEMBELAJARAN PESERTA TUNANETRA
Transcript presentasi:

KARAKTERISTIK KURIKULUM PENDIDIKAN KHUSUS (B) 2013

Asumsi dasar Layanan pendidikan bagi peserta didik berkebutuhan khusus dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu, PDBK yang mengalami hambatan belajar tingkat ringan dan tingkat sedang/berat. Kriteria yang digunakan untuk menetapkan kategori ringan dan sedang/berat adalah: (1) tingkat kecerdasan (2) hambatan komunikasi dan interaksi; dan/atau (3) hambatan perilaku. PDBK kategori hambatan belajar tingkat ringan didorong mengikuti pendidikan di kelas inklusif dengan menggunakan kurikulum reguler. PDBK kategori hambatan belajar tingkat sedang/berat didorong mengikuti pendidikan di sekolah khusus atau di kelas khusus di sekolah reguler dengan menggunakan kurikulum pendidikan khusus.

5. Jenis PDBK pada kurikulum pendidikan khusus 2013 yang dipersiapkan dokumennya terdiri atas: (1) Tunanetra; (2) Tunarungu; (3) Tunagrahita; (4) Tunadaksa; dan (5) Autis. 6. PDBK selain yang disebutkan dalam butir 5 akan disediakan dalam bentuk pedoman-pedoman. 7. Setiap PDBK berhak mendapat layanan PROGRAM KEBUTUHAN KHUSUS. 8. Program kebutuhan khusus pada jenjang SD dan SMP disediakan alokasi waktu terstruktur, sedangkan pada jenjang SMA bersifat fleksibel sesuai dengan kebutuhan.

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DISERTAI HAMBATAN: RASIONAL ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DISERTAI HAMBATAN: Intelektual Komunikasi Perilaku KURIKULUM KHUSUS Materi (Bahan Ajar) Proses Penilaian

HAMBATAN INTELEKTUAL Keterbatasan fungsi intelektual yang berdampak pada proses pembelajaran Konsep Memiliki IQ di bawah rata-rata Kemampuan abstraksi rendah Lambat dalam mengambil keputusan Lambat dalam merespon terhadap suatu stimulus Daya ingat, konsentrasi dan kemampuan analisis rendah Deskripsi Seorang anak bernama Bani, tunarungu dengan IQ 73, konsentrasi kurang dari 10 menit, pernah tidak naik kelas dua kali di kelas III, lambat dalam mengerjakan tugas. Contoh Coba lakukan identifikasi pada anak didik Anda yang diduga memiliki hambatan intelektual sekurang-kurangnya tiga anak! Latihan

HAMBATAN KOMUNIKASI Konsep Deskripsi Contoh Latihan Suatu kondisi tidak tersampaikannya pesan (infomrasi) dari sumber kepada penerima, atau sebaliknya. Konsep Tidak mampu menerima maupun menyampaikan pesan baik secara verbal maupun non verbal Deskripsi Tidak mampu berekspresi dengan kata-kata. Tidak mampu berekspresi dengan gesture Sulit menerima pesan verbal maupun non verbal Contoh Mengamati gejala yang muncul dengan pengamatan Mengamati gejala yang muncul dengan instrumen Latihan

HAMBATAN PERILAKU Contoh Suatu kondisi perilaku individu yang mengidikasikan tidak sesuai dengan kaidah yang berlaku dilingkunganya. Konsep Perilaku yang mengganggu orang lain Emosi tidak terkendali Keterampilan sosialnya rendah. Deskripsi Menyakiti diri sendiri Menyakiti dan mengganggu orang lain Contoh Mengamati gejala yang muncul dengan pengamatan Mengamati gejala yang muncul dengan instrumen Latihan

KURIKULUM PENDIDIKAN KHUSUS Kurikulum nasional bagi peserta didik berkebutuhan khusus yang disertai hambatan intelektual, komunikasi, dan/atau perilaku pada satuan pendidikan formal, baik di sekolah khusus maupun di sekolah inklusif. Konsep Isi kurikulum pendidikan khusus meliputi SKL, KI, KD. Struktur dan muatan kurikulum terdiri dari kelompok mata pelajaran (A) akademik, (B) keterampilan dan (C) Program Kebutuhan Khusus. Untuk kelompok B jenjang SMPLB mata pelajaran Prakarya disediakan 10 JPL, Seni Budaya 4 JPL dipisah dari Prakarya. Alokasi waktu disesuaikan dengan kebutuhan anak (lihat contoh struktur kurikulum) Deskripsi KD Mata pelajaran SDLB dan KD SMPLB. Contoh Analisis salah satu KD untuk mapel tertentu Latihan

KOMPETENSI INTI 1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual. 2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial. 3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan. 4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.

PENYESUAIAN ALOKASI WAKTU MATAPELAJARAN UNTUK SDLB K-13: SD/MI SDLB

PROGRAM KEBUTUHAN KHUSUS SDLB LAYANAN ALOKASI WAKTU A. ORIENTASI DAN MOBILITAS TUNANETRA 4 JAM PELAJARAN B. PENGEMBANGAN KOMUNIKASI, PERSEPSI BUNYI, DAN IRAMA TUNARUNGU C. PENGEMBANGAN DIRI TUNAGRAHITA D. PENGEMBANGAN DIRI DAN GERAK TUNADAKSA E. PENGEMBANGAN PRIBADI DAN SOSIAL TUNALARAS F. PENGEMBANGAN KOMUNIKASI, INTERAKSI SOSIAL, DAN PERILAKU AUTIS Catatan:   Program kebutuhan khusus dilakukan sebagai bentuk kompensasi atau penguatan akibat kelainan yang dialami anak berkebutuhan khusus dengan tujuan meminimalkan hambatan dan meningkatkan akses dalam mengikuti pendidikan dan pembelajaran yang lebih optimal. Program kebutuhan khusus bukan matapelajaran, tetapi wajib diberikan sesuai kebutuhan peserta didik

PENYESUAIAN ALOKASI WAKTU MATAPELAJARAN UNTUK SMPLB KELAS DAN ALOKASI WAKTU PERMINGGU Kelompok A VII VIII IX 1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Bahasa Indonesia 5 4 Matematika Ilmu Pengetahuan Alam 6 Ilmu Pengetahuan Sosial 7 Bahasa Inggris Kelompok B   Seni Budaya Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan Prakarya 10 Kelompok C Program Kebutuhan Khusus JUMLAH ALOKASI WAKTU PERMNGGU 38

PROGRAM KEBUTUHAN KHUSUS SMPLB LAYANAN ALOKASI WAKTU A. ORIENTASI DAN MOBILITAS TUNANETRA 3 JAM PELAJARAN B. PENGEMBANGAN KOMUNIKASI, PERSEPSI BUNYI, DAN IRAMA TUNARUNGU C. PENGEMBANGAN DIRI TUNAGRAHITA D. PENGEMBANGAN DIRI DAN GERAK TUNADAKSA E. PENGEMBANGAN PRIBADI DAN SOSIAL TUNALARAS F. PENGEMBANGAN KOMUNIKASI, INTERAKSI SOSIAL, DAN PERILAKU AUTIS Catatan:   Program kebutuhan khusus dilakukan sebagai bentuk kompensasi atau penguatan akibat kelainan yang dialami anak berkebutuhan khusus dengan tujuan meminimalkan hambatan dan meningkatkan akses dalam mengikuti pendidikan dan pembelajaran yang lebih optimal. Program kebutuhan khusus bukan matapelajaran, tetapi wajib diberikan sesuai kebutuhan peserta didik

Konsep Deskripsi Contoh Latihan BAHAN AJAR informasi, alat, dan teks yang diperlukan guru untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Konsep seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar. segala bentuk bahan yang digunakan guru/ instruktur dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Deskripsi Bahan cetak seperti: hand out, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, Audio Visual seperti: video/film,VCD Audio seperti: radio, kaset, CD audio, PH Visual: foto, gambar, model/maket. Multi Media: CD interaktif, computer Based, Internet Contoh Kembangkanlah bahan ajar untuk satu KD dalam bentuk peta konsep Latihan

Konsep Deskripsi Contoh Latihan PROSES PEMBELAJARAN Kegiatan pembelajaran yang direncanakan dan dilaksanakan secara sistematis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Proses pembelanjaran terdiri atas intra dan ekstra kurikuler Konsep Berorientasi pada karakteristik kompetensi (sikap, keterampilan dan pengetahuan) Menggunakan pendekatan saintifik, discavery learning, project base learning, problem base learning. Pembelajaran terpadu ,tematik dan kontekstual Deskripsi anak diminta mengamati sifat-sifat air Contoh membedakan siang dan malam Latihan

PRINSIP PEMBELAJARAN Proses pembelajaran dikembangkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif melalui kegiatan mengamati (melihat, membaca, mendengar, menyimak), menanya (lisan, tulis), menganalis (menghubungkan, menentukan keterkaitan, membangun cerita/konsep), mengkomunikasikan (lisan, tulis, gambar, grafik, tabel, chart, dan lain-lain).

PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU Bentuk pembelajaran yang memadukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap Pembelajaran tematik terpadu berfungsi untuk memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam memahami dan mendalami konsep materi yang tergabung dalam tema Tema berperan sebagai pemersatu kegiatan pembelajaran dengan memadukan beberapa muatan pelajaran sekaligus Menyajikan konsep dari berbagai pelajaran dalam satu proses pembelajaran (saling terkait antar muatan pelajaran yang satu dengan lainnya).

PENDEKATAN SAINTIFIC Mengedepankan pelararan induktif dibandingkan dengan penalaran deduktif, yang menempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam relasi ide yang lebih luas Proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu: a. mengamati; b. menanya; c. mengumpulkan informasi/eksperimen; d. mengasosiasikan/mengolah informasi; dan e. mengkomunikasikan.

BEBERAPA MODEL PEMBELAJARAN Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan model belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar (dalam kelompok/Tim) Discovery Learning adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan .Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui

PENILAIAN Konsep Suatu upaya untuk mengukur ketercapaian kompetensi peserta didik sebagai hasil proses pembelajaran. Deskripsi Penilaian berbasis tes dan nontes (potofolio) Menilai proses dan output menggunakan authentic assesment Penilaian mencakup ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan. Tehnik penilaian meliputi pengamatan, tertulis, penugasan dan portopolio. Contoh Penilaian sikap dengan melihat perubahan perilaku (percaya diri, teliti, santun) Pengetahuan dengan melihat skor yang diperoleh Keterampilan unjuk kerja dengan beberapa kriteria Latihan Buatlah rubrik penilaian tentang keterampilan membuat karangan.

CONTOH RUBRIK PENILAIAN SIKAP Observasi Sikap Santun Nama Peserta Didik : …………………. Kelas : …………………. Tanggal Pengamatan : ………………….. Subtema : ………………….. No Aspek Pengamatan Skore 1 Menghormati orang yang lebih tua 2 3 4 Mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan orang lain Menggunakan bahasa santun saat menyampaikan pendapat Menggunakan bahasa santun saat mengkritik pendapat teman 5 Bersikap 3S (salam, senyum, sapa) saat bertemu orang lain Jumlah Skor

PENILAIAN AUTENTIK Penilaian autentik adalah suatu istilah/terminologi yang diciptakan untuk menjelaskan berbagai metode penilaian alternatif yang memungkinkan siswa dapat mendemonstrasikan kemampuannya dalam menyelesaikan tugas-tugas dan menyelesaikan masalah Dalam American Library Association, penilaian autentik didefinisikan sebagai proses evaluasi untuk mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada aktivitas yang relevan dalam pembelajaran Dalam Newton Public School, penilaian autentik diartikan sebagai penilaian atas produk dan kinerja yang berhubungan dengan pengalaman kehidupan nyata peserta didik.

PENILAIAN AUTENTIK (Lanjutan) Wiggins (1993) mendefinisikan penilaian autentik sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktivitas-aktivitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel, memberikan analisis moral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antar sesama melalui debat, dan sebagainya. Penilaian autentik ada kalanya disebut penilaian responsif, suatu metode yang sangat populer untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang miliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius Penilaian autentik dapat juga diterapkan dalam bidang ilmu tertentu seperti seni atau ilmu pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi utamanya pada proses atau hasil pembelajaran. Contoh penilaian autentik antara lain keterampilan kerja, kemampuan mengaplikasikan atau menunjukkan perolehan pengetahuan tertentu, simulasi dan bermain peran, portofolio, memilih kegiatan yang strategis, serta memamerkan dan menampilkan sesuatu.

JENIS PENILAIAN AUTENTIK Penl Sikap (KI-1, sikap spiritual, taat beribadah, syukur, toleransi); (KI-2, sikap sosial, jujur, disiplin, santun)> yang teritegrasi dg KI-3 dam KI-4, bisa dilakukan melalui: (1) observasi, (2) penilaian diri sendiri, (3) penilaian antar teman, (4) Jurnal catatan guru Penl Pengetahuan; test tertulis, tes lisan, dan penugasan Penilaian Keterampilan; Kinerja (checklist, anekdot, rating scale, rubrik); Penilaian proyek, thd tugas dalam periode waktu tertentu

PORTOFOLIO Portofolio merupakan penilaian melalui sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang dilakukan selama kurun waktu tertentu. Portofolio digunakan oleh guru dan peserta didik untuk memantau secara terus menerus perkembangan pengetahuan dan keterampilan peserta didik dalam bidang tertentu. Dengan demikian penilaian portofolio memberikan gambaran secara menyeluruh tentang proses dan pencapaian hasil belajar peserta didik. Portofolio merupakan bagian terpadu dari pembelajaran sehingga guru mengetahui sedini mungkin kekuatan dan kelemahan peserta didik dalam menguasai kompetensi pada suatu tema. Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi.