PIROGEN ROBERT TUNGADI.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PERSIAPAN PASIEN UNTUK PENGAMBILAN SPECIMEN PEMERIKSAAN MIKROBA
Advertisements

BAB II MEDIA DAN STERILISASI
Proses Thermal.
LUBRICANT MINYAK PELUMAS
PENANGANAN BAHAN BAKU.
Kualitas Ikan Segar Jurusan Teknologi Industri Pertanian
PENYULINGAN (DESTILASI)
Kelompok 2 Ketua: Endy faisal rudyanto
Sistem Osmosis Tujuan : - Mempelajari proses osmosis yang terjadi pada sel. - Mempelajari pengaruh osmosis terhadap perubahan bentuk sel. Pendahuluan Osmosis.
Tindakan Awal Mengatasi Demam Tinggi
PENGASAPAN METODE PENGASAPAN TRADISIONAL
Pengobatan dan Pencegahan Gastroenteritis
PEMBUATAN MEDIA DAN STERILISASI
DOSIS OBAT & MACAM DOSIS
LAJU REAKSI KONSEP LAJU REAKSI
FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL
ANALISIS KADAR AIR.
PENGOLAHAN DENGAN SUHU TINGGI (PROSES TERMAL)
PENGANTAR PRAKTIKUM TEKNIK PEMISAHAN PROTEIN
PENGOLAHAN DENGAN GARAM, ASAM, GULA DAN BAHAN KIMIA
Pengendalian pertumbuhan mikroba
Kebutuhan cairan dan elektrolit
STRERILISASI MIKROORGANISME
STERILISASI ALAT DAN PEMBUATAN MEDIA AGAR
Teknologi Insinerator : Solusi dalam Penanganan Sampah Kota Bandung
Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri
BAB II MEDIA DAN STERILISASI
GRAVIMETRI Analisis gravimetri: proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu Analisis gravimetri meliputi transformasi unsur atau.
Pemisahan campuran berdasarkan : Penyaringan / Filtrasi:
Menghitung Tetesan Infus
K ARANG AKTIF.
ELEKTROKIMIA.
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN NON ELEKTROLIT DAN LARUTAN ELEKTROLIT
PRINSIP-PRINSIP PEMBERIAN OBAT
AIR.
4. NUTRIEN UNTUK TERNAK (UDARA DAN AIR)
PRAKTIKUM “Pembuatan Media dan Sterilisasi”
PEMBUATAN MEDIA DAN STERILISASI
PERALATAN.
PPPK (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)
Pembuatan Media dan Sterilisasi
Pembuatan media dan sterilisasi
Komposisi dan komponen tubuh manusia
SEDIAAN TETES MATA STERIL atropine
ANALISIS BAHAN PENGAWET ALAMI PADA MINUMAN
Proses Terjadinya Korosi
PENGENDALIAN MIKROBA ASNIWITA.
Larutan Farmasetik Dasar.
MACAM MACAM SEDIAAN OBAT
Sesi II Explorasi Biologi.
3 Laju Reaksi.
INFUS KCL Ayu Rosalia ( ) Ayuna Amalia P ( )
AJI NAJIHUDIN Pembimbing 1 : Atun Qowiyyah, M.Si., Apt.
Asisten klp : LA HAMIDU, S.Farm
MACAM MACAM SEDIAAN OBAT
Praktikum Kimia Anorganik
Pembuatan Media dan Sterilisasi Oleh : Dewi Purwati Kelompok : 07
MINYAK IKAN Minyak ikan ada dua macam yaitu: minyak badan ikan dan minyak hati ikan Minyak badan ikan adalah: hasil sampingan dari pembuatan tepung ikan,
PENGENDALIAN MIKROORGANISME
Bahan Kimia Berbahaya Theo da Cunha
Pengolahan Limbah Fisik-Kimia PERTEMUAN 6 Nayla Kamilia Fithri
SENSITVITAS BAKTERI kuliah 7,8,9
PEMPROSESAN ALAT.
ANALISA KADAR AIR DAN AW
Cara-cara sterilisasi secara fisika
PERCOBAAN DASAR (RUTE PEMBERIAN OBAT) PRAKTIKUM FARMAKOLOG KE-1.
PEMERIKSAAN MUTU SIMPLISIA: KADAR AIR DAN SUSUT PENGERINGAN
III. TEKNIK ASEPTIK Salah satu pembatas keberhasilan Kuljar adalah kontaminasi - Kontaminasi dapat berasal dari : * Eksplan baik internal maupun eksternal.
Gas Cromatograph Satriani Dwi Marlita Septi Presenta Dewi
Penegenalan Alat – Alat Laboratorium Kimia By : Wirna Eliza.
Transcript presentasi:

PIROGEN ROBERT TUNGADI

PIROGEN Pirogen adalah produk metabolisme mikroorganisme . Umunya bakteri dan kapang serta virus telah di laporkan sebagai penghasil pirogen. Bakteri gram negative memberikan zat pirogenik poten seperti endotoksin. Secara kimiawi, pirogen adalah zat lemak yang berhubungan dengan suatu molekul pembawa yang biasanya merupakan polisakarida, tetapi bisa juag merupakan suatu peptida. Pyrogen adalah bahan-bahan yang mana ketika di injeksikan, menghasilkan respon pirogenik yaitu peningkatan temperature / suhu tubuh. REAKSI-REAKSI YANG DITIMBULKAN OLEH PIROGEN Pada manusia reaksi pirogenik di tunjukkan dengan adanya demam dan panas. Setelah injeksi sekitar waktu 45 sampai 90 menit, kemudian terjadi kenaikan suhu tubuh , diikuti dengan demam, sakit kepala dan perasaan tidak enak. Demama setelah 10 sampai 20 menit dan reaksi tersebut mencapai puncak selamam 2 sampai 3 jam

SUMBER-SUMBER PIROGEN Sumber yang paling banyak adalah air, zat terlarut yang terkontaminasi, dan wadah. Air bebas dari pirogen jika air tersebut telah di suling, sehingga molekul-molekul yang terkondensasi telah hilang menjadi uap. Ketika pyrigen terdapat dalam produk parenteral, pyrogen –pyrogen tersebut berasal dari salah satu dari tiga sumber : air yang di gunakan sebagai pelarut, wadah yang mana larutan yang masuk berkontak selama proses pembuatan, pengemasan, penyimpanan atau pemberian dan atau bahan – bahan kimia yang di gunakan dalam pembuatan dari larutan. Sumber utama dari pyrigen adalah air yang di gunakan untuk membuat larutan . Meskipun air itu sendiri merupakan medium kultur yang jelek, kontaminasi dapat terjadi dari mikroorganisme yang ada di udara atau debu yang terbang di udara .

PENGHILANGAN PIROGEN Pirogen dapat di hilangkan melaui absorbsi pada flat filter asbes aktif atau arang aktif kedua. Metode ini di gunakan, di mana sebagian bahan kimia ini dapat di kontaminasi oleh pirogen ketika satu metode absorbsi di gunakan. Yang mana sebelumnya di latih dalam penyulingan, pengumpulan dan penyimpanan air yang di suling dan penanganan larutan yang di buat. Metode filter asbes aktif sebelu larutan di buat sebelumnya flat filter asbes di kempa pada seitz serum no.3. Pirogen di absorbsi pada permukaan asbes dan selanjutnya di musnahkan dari larutan. Juga memperlihatkan bahwa pirogen dapat dimusnahkan dengan filtrasi dengan flat filter lain.

ARANG AKTIF Arang aktif juga membunuh pirogen dalam larutan melaui absorbsi dengan cara larutan di kocok dengan 0,1 % dan aktivasi serbuk arang aktif selama 5 – 10 menit. Arang di endapakan dan cairan supernatan di dekantasi atau di hilangkan melaui filtrasi dengan kertas saring .Karena arang sulit untuk menghilang dengan pasir dan kertas saring. Hudson mengembangkan siste filtrasi kombinasi pasir, kertas saring dan filter gelas. Granul arang tidak efektif menghilangkan pirogen. Untuk bahan – bahan organic, pyrogen bisa di rusak dengan pemanasan tinggi dari oksidasi atau pemanasan dengan menggunakan temperatur tinggi 225 o C untuk 30 sampai 45 menit atau 170o C sampai 180oC untuk 3 sampai 4 jam . Walaupun metode ini efektif pyrogen yang mengkontaminasi wadah gelas dan wadah logam tapi tidak mudah untuk larutan. Pyrogen dalam larutan di hilangkan secara kimiawi dari oksidasi dengan peroksida, asam dan alkali, tapi bahan-bahan ini juga merusak obat dan bahan – bahan kimia lainnya dalam larutan . Absorbsi dari pyrogen dalam larutan oleh arang aktif di laporkan efektif, tapi obat – obat dari bahan kimia lainnya dalam larutan juga sebagian atau di rusak seluruhnya. Memiliki berat molekul yang relatif tinggi di bandingkan untuk obat – obat dalam larutan , filter selektif yang di berikan secara selektif dapat memusnahkan pyrogen dalam larutan.

Uji pirogenitas Pengujian di lakukan dengan mengukur peningkatan suhu badan kelinci yang di sebabkan penyuntikan intravena sediaan uji steril. Hewan percobaan digunakan kelinci yang sebelum seminggu sebelum pengujian tidak menunjukkan penurunan bobot badan. Kelinci tidak dapat di gunakan uji pyrogenitas jika : 3 hari sebelumnya telah di gunakan untuk pengujian pyrogenitas dan memberikan hasil negatif. 3 minggu sebelumnya telah di gunakan untuk pengujian pyrogenitas sediaan uji tidak memenuhi syarat. Telah di gunakan kapan saja untuk pengujian pyrogenitas dan rata- rata kelompok kelinci melebihi 1, 2 o C.

continue Alat thermometer di gunakan thermometer / termpmeter listrik dengan ketelitian skala 0,1oC dan dapat di masukkan ke dalam rectum kelinci sedalam lebih kurang 5 cm. Alat suntik di buat dari kaca / bahan lain yang cocok, tahan pemenasan pada suhu 250oC. Sediaan uji di buat dari zat uji dengan melarutkan / mengencerkan dengan larutan NaCl P sterilbebas pyrogen atau jika zat berupa larutan yang sesuaidapat langsung di gunakan. Cara 1 jam sebelum pengujian masukkan kelinci ke dalam kotak kelinci sedemikian rupa sehingga kelinci tertahan dengan letak leher yang loggar, badannya bebas hingga kelinci dapat duduk dengan bebas. Uji pendahuluan 1 sampai 3 hari sebelum pengujian, suntikkan IV 10 ml / kg bobot badan dengan larutan NaCl P steril bebas pyrogen dalam ruangan yang tenang. Perbedaan suhu ruangan terhadap suhu pemeliharaan tidak lebih dari 3 o selama 1 malam hingga pengujian selesai kelinci tidak di beri makan dan selama waktu pengujian tidak di beri minum. Catat suhu badan kelinci dengan interval tidak lebih dari 30 menir di mulai 90 menit sebelum penyuntikan hingga 3 jam sesudah penyuntikan dengan larutan natrium klorida P steril bebas pyrogen. Kelinci yang menunjukkan beda suhu yang besar dari 0,6 o tidak dapat di gunakan untuk pengujian utama.

Uji pirogen Pengujian utama. Lakukan pengujian dengan menggunakan sekelompok hewan percobaan terdiri dari 3 ekor kelinci. Hangatkan sediaan uji hingga suhu lebih kurang 38,5 o, suntikkan perlahan – lahan ke dalam vena auricularis tiap kelinci. Kecuali di nyatakan lain, waktu penyuntikan tidak melebihi 4 menit dan volume sediaan uji tidak kurang dari 0,5 ml dan tidak lebih dari 1, 0 ml/ kg BB. Jika pengujian gagal, ulangi pengujian hingga 4 kali, tiap kali menggunakan 1 kelompok yang terdiri dari 3 ekor kelinci.

Penafsiran hasil suhu awal tiap kelinci adalah suhu rata-rata 2 pembacaan suhu dengan interval 30 menit dan di lakukan 40 menit sebelum penyuntikan sediaan uji. Suhu maksimum adalah suhu tertinggi yang di catat selama 3 jam setelah penyuntikan sediaan uji. Catat suhu badan kelinci dengan interval tidak lebih dari 30 menit di mulai 90 menit sebelum penyuntikan hingga 3 jam setelah penyuntikan sediaan uji. Selisih antara suhu inisial dan suhu maksimum tiap kelinci di nyatakan sebagai suhu respon. Jika suhu respon negatif , dianggap nol, kelinci di katakan memenuhi syarat jika perbedaan suhu awal antara kelinci yang satu dengan kelinci yang lain tidak lebih dari 1o. Kelinci di nyatakan tidak memenuhi syarat jika, perbedaan suhu awalnya lebih besar dari 0,2o, suhu awal lebih kecil dari 38,0o dan tidak lebih besar dari 39,8o. Sediaan uji di nyatakan memenuhi syarat jika jumlah respon tidak memenuhi kolom 2 dan di nyatakan tidak memenuhi syarat jika jumlah respon melebihi kolom 3 untuk tiap keompok. Jika jumlah respon terletak antara kolom 2 dan kolom 3, pengujian di ulang jika pengujian ke empat jumlah respon melebihi 6,60o sediaan uji di nyatakan tidak memenuhi syarat.

Cara-cara pemberian iv 1. Injeksi intravena langsung (IV bolus atau dorongan). Volume kecil (1 sampai 50 ml) dari obat adalah di injeksikan ke dalam vena dalam waktu yang singkat (1 sampai 5 menit). Injeksi juga dapat di buat melalui tempat injeksi karet yang di gantung. Metode ini cocok untuk batas jumlah dari obat tetapi juga berbehaya unutk sebagian obat 2. Penambahan obat pada volume cairan sebelumnya, pada alat control volume . Pembagian zat volume control di maksudkan untuk infus berseling dari larutan obat dalam sejumlah harga pada control kecepatan aliran. Unit ini terdiri dari kalibrasi, plastic, tempat cairan chamber dalam garis langsung di bawah wadah IV primer . Dalam kasus ini obat di berikan pertama kali untuk menyusun kembali jika padat steril dan injeksi ke dalam bagian infus gom karet pada unit volume control. Dan kemudian lebih lanjut di tambahkan air pada sekitar 50 sampai 150 ml dengan cairan utama atau dengan cairan yang terpisah dengan temaptnya. Pemberian dari sejumlah larutan-larutan obat memerlukan 30 sampai 60 menit dan hasil puncak konsentrasi dalam darah akan mengalami penurunan jika sediaan tidak di anjurkan .

continue 3. Menggunakan dua wadah ( mini botol, minibag) dengan cairan IV di lengkapi gantungan ( piggy back). Metode piggyback mengarahkan pada intravena berselang pada larutan kedua, obat di susun pada system IV utama. Dengan set ini obat dapat masuk ke dalam vena melaui cairan IV utama (di kenal sebagai piggyback). Tekhnik piggyback tidak hanya mengurangi yang dibutuhkan untuk venipunctor lain cepat, biasanya 30-60 menit. Larutan obat membantu mengurangi iritasi dengan cepat, serum meningkat adalah pertimbangan penting dalam infeksi serius obat terapi