KLOROFIL Oleh SUGITO, S.TP., M.Si
Definisi Merupakan zat hijau yang ditemukan di tanaman, alga, cyanobakteria Berasal dari bahasa yunani cloros = hijau dan philon = daun Menyerap cahaya paling kuat pada biru dan merah, tetapi rendah pada cahaya hijau Semua tanaman hijau mengandung klorofil a dan klorofil b; klorofil a terdapat sekitar 75 % dari total klorofil Kandungan klorofil pada beberapa macam tanaman adalah sekitar 1 % basis kering
M.G. Ferruzi (Dept. Food Sci. & Tech., The Ohio State University)
Chlorophyll Content of Selected Raw Vegetables Sumber Chlorophyll Content of Selected Raw Vegetables Food Serving Chlorophyll (mg) Spinach 1 cup 23.7 Parsley ½ cup 19.0 Cress, garden 15.6 Green beans 8.3 Arugula (rocket) 8.2 Leeks 7.7 Endive 5.2 Sugar peas 4.8 Chinese cabbage 4.1 Bohn T. et al, J Food Sci. 2004;69(9):S347-S350).
Pengguanaan secara Luas Digunakan dalam bentuk klorofilin, karena klorofil tidak stabil, tetapi fungsi biologis pada klorofilin tdk berubah. Digunakan sebagai suplemen siap minum Untuk menurunkan odor colostomies atau odor feses (FDA, http://fda.gov, 2004). Sodium copper chlorophyllin sebagai pewarna obat, makanan dan kosmetik (FDA, http://vm.cfsan.fda.gov, 2004) .
Dosis 100-300 mg/d dalam 3 kali konsumsi Daya racunnya rendah, dapat diserap, ditemukan dalam plasma darah (Egner PA et al, 2000). Dalam bentuk tablet atau cairan sama-sama diserap dalam usus
Turunan klorofil bersifat labil disaluran pencernaan (distabilkan dengan penggantian metal, contohnya SCC stabilitasnya meningkat) Berasosiasi dengan misel lipida dalam usus Turunan klorofil diserap oleh usus manusia Diserap melalui mekanisme penyerapan pasif dan fasilitated Hanya sedikit yang tertahan (dikeluarkan melalui urine)
AKTIVITAS BIOLOGI Membantu kompleks molekul lain Antimutagenik dan karsinogenik Modifikasi metabolisme dan detoksifikasi karsinogen Antioksidan Atherosclerosis Pembentukan sel darah merah
Membantu kompleks molekul lain Klorofil dan klorofilin, mampu berikatan kuat dengan molekul berbahaya penyebab kanker, sehingga tidak terserap oleh usus, dan menurunkan pengikatan oleh jaringan (Egner PA. et al, 2003). seperti : PAH (Tachino N. et al, 1994) , HAC (Heterocyclic Amines Compouns (Dashwood R. et al, 1996) . Aflatoxin-B1 (Breinholt V. et al, 1995).
Antimutagenik dan Karsinogenik Klorofilin sebagai agen anti-mutagenik dan anti-karsinogenik telah terbukti mampu bertindak sebagai chemopreventive agent yang sangat efektif dalam mencegah timbulnya penyakit kanker hati akibat terdapatnya aflatoksin B1 dalam makanan (Egner et al, 2001)
Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa klorofilin dapat bertindak sebagai suppressing agent untuk mencegah timbulnya penyakit kanker usus besar (Dyaz et al. 2003)
Mekanisme anti-Karsinogenik Sebagai molekul interseptor yang memblokir penyerapan aflatoksin dan karsinogen lainnya (Arbogast, 1995) Komplek antara karsinogen dan klorofil yang bersifat non kovalen (Chernomorsky, 1999) Turunan klorofil memblokir aktivitas enzimatis dari karsinogen (mencegah pembentukan potensial karsinogen) (Chernomorsky, 1999)
Modifikasi metabolisme dan detoksifikasi karsinogen Dengan menghambat enzim sitokrom P450, sitokrom ini digunakan untuk aktivasi prokarsinogenik (Yun CH. et al, 1995) Meningkatkan aktifitas enzim Fase II pada reaksi detoksifikasi (Dingley KH. et al., 2003)
FUNGSI DETOK SIFIKASI Xenobiotik Enzim fase I dan II Dimetabolisme mjd produk yang tidak reaktif Dimetabolisme menjadi produk yang reaktif Ekskresi (urin) Berikatan dengan protein/DNA Ekskresi melalui usus (empedu : Degeneratif/kanker Efek toksik
Detoksifikasi Enzim Fase I Mikrosomal Cyt P450-dependent Mikrosomal FAD-containing monooxygenase Okdidasi non-mikrosomal Cooxidation (Biosintesis prostaglandin) Reaksi Reduksi (Nitro, Azo, Disulfida, Keton dan aldehid reduktase, Sulfoksida) Hidrolisis Epoxida hydration DDT dehidroklorinase
Enzim Fase II Konjugasi glikosida Konjugasi Sulfat Metilasi (N,O,S metilasi dan Biometilasi element) Glutation transferase Cystein Conjugate β-lyase Asilasi (Asetilai, N,O, Asetyl transferase, AA Conjugation, Deasetilasi)
Antioksidan Chlorophyllin menetralkan oksidan secara invitro(Kumar SS et al,. 2001) Mampu menurunkan bahaya oksidatif pada hewan yang diinduksi karsinogenik (Kumar SS et al., 2004) Pemberian klorofil pada tikus percobaan meningkatkan status antioksidan tubuh : penurunan kadar malonaldehid (MDA) dalam hati, peningkatan aktivitas enzim katalase dalam hati, peningkatan aktivitas enzim SOD dalam hati (Prangdimurti, 2006)
A
Aterosklerosis Klorofilin dan turunannya mampu mencegah oksidasi LDL dan Radikal bebas yang dapat menimbulkan plaque
Pembentuk sel darah Merah Pemberian klorofilin secara tunggal atau dikombinasi dengan komponen yang mengandung Fe menstimulir produksi hemoglobin dan eritrosit pada hewan percobaan yang mengalami anemia
Hewan anemia yang diberi klorofilin secara oral (0,05 g/kg BB) memperlihatkan peningkatan jumlah eritrosit sebesar 70,5 – 83 % dan menormalkan level hemoglobin dalam 10 – 16 hari (Chermomorsky, S.A and A.B.Segelman, 1988)